backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Stroke

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 05/06/2024

Stroke

Stroke mungkin termasuk jenis penyakit yang diketahui banyak orang. Namun sayangnya, masih belum banyak orang yang menyadari gejala kondisi ini, sehingga kerap kali terlambat didiagnosis dan ditangani. Maka dari itu, untuk mencegah hal tersebut, ada baiknya Anda memahami lebih dalam terkait penyakit stroke dari ulasan di bawah ini.  

Apa itu stroke?

Penyakit stroke adalah masalah medis serius yang terjadi saat asupan darah menuju ke otak terganggu atau sama sekali terhenti, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi.

Akibatnya, dalam hitungan menit saja, sel-sel otak mulai mati.

Maka dari itu, kondisi ini tergolong sebagai penyakit yang serius dan dapat membahayakan nyawa, sehingga membutuhkan pertolongan medis segera.

Mengenali gejala kondisi ini dan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat dapat mengurangi risiko kerusakan otak dan berbagai komplikasi lainnya.

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari stroke pada anak hingga lansia.

Untuk mencegahnya, Anda bisa meminimalisasi faktor risiko dari kondisi ini. Konsultasikan kepada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Jenis-jenis stroke

Setelah memahami apa itu stroke dan definisi lengkapnya, kini saatnya Anda memahami beberapa jenis kondisi tersebut, di antaranya sebagai berikut.

  • Stroke iskemik. Ini tergolong jenis yang paling banyak terjadi dibandingkan jenis stroke lainnya. Jenis ini terjadi saat pembuluh darah yang terdapat di otak menyempit atau tersumbat, sehingga aliran darah menuju ke otak terhambat.
  • Stroke hemoragik. Jenis ini terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah. Kebocoran berawal dari pembuluh darah yang melemah, kemudian pecah dan menumpahkan darah ke sekitarnya.
  • Transient ischemic attack (TIA). Sering disebut stroke ringan, TIA terjadi saat kekurangan darah pada sistem saraf yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 24 jam atau bahkan hanya dalam beberapa menit.

Tanda dan gejala stroke

Laki-laki mengalami serangan stroke ringan

Gejala stroke sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Gejalanya pun cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya selalu menyerang satu sisi bagian tubuh. 

Hal tersebut semakin memburuk dalam jangka waktu 24 sampai 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk berikut ini. 

  • Sakit kepala tiba-tiba.
  • Kehilangan keseimbangan atau bermasalah dengan berjalan.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan kesadaran atau koma.
  • Vertigo dan pusing.
  • Penglihatan yang buram dan menghitam.
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki.
  • Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.

Berdasarkan American Stroke Association, ada cara yang bisa membantu mengenali gejala stroke pada orang lain.

Untuk memastikan gejala stroke, coba lakukan FAST (face, arm, speech, time), yang berarti berikut ini.

  • Face: wajah Anda terkulai.
  • Arm: lengan Anda melemah.
  • Speech: kesulitan dalam berbicara.
  • Time: waktunya mencari bantuan medis.

Pada kondisi ini, jika seseorang tidak mampu mengangkat kedua lengan, tersenyum dengan kedua sisi mulut, atau mengucapkan kalimat lengkap, maka penting untuk segera mencari perawatan medis.

Anda juga perlu memberikan pertolongan pertama pada pasien stroke jika terjadi serangan secara tiba-tiba.

Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala kondisi ini yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter Anda. 

Kapan harus ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila mengalami gejala stroke berikut ini.
  • Mati rasa, tidak berdaya, atau perasaan seperti kesemutan yang muncul tiba-tiba atau kehilangan kemampuan untuk menggerakkan wajah, lengan, atau kaki, terutama jika terjadi hanya pada satu sisi tubuh.
  • Perubahan penglihatan secara tiba-tiba.
  • Susah bahkan tidak dapat berbicara.
  • Pusing secara tiba-tiba dan mengalami kesulitan dalam memahami kalimat sederhana.
  • Bermasalah dengan berjalan dan menyeimbangkan badan.
  • Rasa sakit kepala yang parah dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
  • Anda mengonsumsi aspirin atau obat-obatan yang menghambat pembekuan darah tapi Anda melihat adanya tanda-tanda perdarahan.
  • Tersedak, dikarenakan makanan yang jatuh ke dalam tenggorokan.
  • Memiliki tanda-tanda pembekuan darah di pembuluh dalam, seperti merah, panas, dan sakit pada daerah tertentu di lengan atau kaki Anda.
  • Lengan dan kaki semakin menjadi kaku dan tidak bisa diregangkan (spastisitas).

Penyebab stroke

Penyebab stroke utamanya berupa penyumbatan pada pembuluh darah yang mengarah ke otak.

Penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi karena beberapa kondisi, di antaranya sebagai berikut.

  • Trombosis. Pembentukan bekuan darah di dalam arteri otak atau arteri yang menuju otak.
  • Embolisme. Bekuan darah atau partikel lain terbawa oleh aliran darah dan menyumbat arteri yang lebih kecil di otak.
  • Aterosklerosis. Penumpukan plak lemak di dinding arteri yang dapat menyempitkan atau menyumbat aliran darah.
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi dapat melemahkan dinding pembuluh darah dan menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
  • Aneurisma. Pembengkakan atau tonjolan pada dinding pembuluh darah yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan.
  • Malformasi Arteri-Vena (AVM). Ini merupakan kelainan bawaan yang menghubungkan arteri dan vena secara langsung, yang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan.
  • Transient Ischemic Attack (TIA). TIA disebabkan oleh penyumbatan sementara pada aliran darah ke otak.

Faktor risiko stroke

Selain penyebab di atas, ada juga banyak faktor risiko penyebab stroke, yang meliputi berikut ini.

1. Gaya hidup

Ada beberapa gaya hidup yang bisa memicu stroke, yaitu sebagai berikut.

  • Berat badan berlebih atau obesitas.
  • Kebiasaan bermalas-malasan.
  • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
  • Menggunakan obat terlarang seperti kokain dan metamfetamin.

2. Kondisi medis

Pada sebagian penderita, stroke dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, yang meliputi berikut ini.

  • Tekanan darah tinggi.
  • Kebiasan merokok atau paparan asap rokok (perokok pasif).
  • Kolesterol tinggi.
  • Diabetes.
  • Gangguan tidur.
  • Penyakit jantung.
  • Riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan stroke, serangan jantung, atau stroke ringan.
  • Infeksi COVID-19.
  • Penggunaan obat antikoagulan (pengencer darah) secara berlebih atau di luar aturan yang dianjurkan dokter.

3. Faktor lainnya

Selain faktor-faktor di atas, ada juga faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko stroke, yaitu sebagai berikut.

  • Berusia di atas 55 tahun.
  • Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibanding perempuan.
  • Menggunakan pil KB.

Tidak memiliki faktor-faktor risiko seperti di atas bukan berarti Anda tidak dapat terkena kondisi ini.

Faktor-faktor di atas hanya sebagai referensi. Anda sebaiknya konsultasi kepada dokter Anda untuk penjelasan yang lebih rinci.

Diagnosis stroke

silent stroke

Ada beberapa jenis tes yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis stroke, di antaranya sebagai berikut.

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • CT Scan
  • Magnetic resonance imaging (MRI)
  • Carotid ultrasound
  • Cerebral angiogram
  • Ekokardiogram

Tanyakan kepada dokter untuk tahu jenis pemeriksaan yang perlu Anda jalani untuk mendiagnosis kondisi Anda.

Pengobatan stroke

Sama seperti gejala dan penyebab, pilihan untuk pengobatan stroke juga bisa berbeda, tergantung pada jenisnya.

Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

1. Penggunaan obat-obatan

Pengobatan utama yang biasa diberikan untuk mengatasi kondisi ini adalah pemberian tissue plasminogen activator (tPA). Obat stroke ini dapat memecah gumpalan darah yang menghalangi aliran darah menuju otak.

Biasanya, dokter akan memberikan obat ini dengan cara menyuntikkannya di pembuluh vena pada lengan pasien. Obat ini dapat bekerja efektif jika diberikan dalam kurun waktu kurang lebih tiga jam saat gejala muncul.

Namun, jika Anda tidak bisa menerima pengobatan menggunakan tPA, dokter mungkin akan memberikan obat antikoagulan atau obat pengencer darah, seperti aspirin atau klopidrogrel.

Fungsi dari obat ini adalah menghentikan pembentukan gumpalan darah atau mencegahnya berubah menjadi lebih besar. Efek samping dari penggunaan obat ini adalah perdarahan.

Anda juga akan disarankan untuk berhenti mengonsumsi obat antikoagulan atau obat pengencer darah yang berpotensi memicu perdarahan.

2. Prosedur medis

Selain penggunaan obat, Anda juga bisa menjalani prosedur medis untuk membuka arteri yang tersumbat dan mengembalikan aliran darah ke otak.

Ada beberapa cara untuk melakukannya, yaitu sebagai berikut.

  • Trombektomi, untuk mengeluarkan gumpalan darah dari pembuluh darah.
  • Angioplasti dan prosedur stenting, untuk membuka arteri yang tersumbat.
  • Transfusi darah.
  • Aneurisma clipping, untuk mencegah aneurisma dari pembuluh darah di otak.
  • Embolisasi koil, untuk menyumbat aliran darah atau mencegah aneurisma.
  • Mengeringkan kelebihan cairan di dalam otak.
  • Prosedur operasi atau radiasi untuk memindahkan atau menyusutkan malformasi arteriovena.
  • Operasi untuk memindahkan darah yang berkumpul.
  • Operasi untuk mengangkat sebagian dari tengkorak untuk sementara jika pasien mengalami pembengkakan.

Sementara itu, pengobatan untuk stroke ringan biasanya hampir sama dengan pengobatan untuk stroke iskemik.

Pengobatan stroke di rumah

Selain pengobatan medis di atas, gaya hidup dan perawatan di rumah dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini, seperti berikut ini.

  • Berhenti merokok.
  • Minumlah obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda.
  • Olahraga sesuai dengan petunjuk dokter Anda.
  • Makanlah makanan yang mengandung sedikit lemak dan kurangi minum minuman beralkohol minimal satu kali sehari.
  • Kendalikan tekanan darah, tingkat kolesterol, dan diabetes Anda.

Dengan menerapkan pengobatan rumahan tersebut, Anda bisa membantu meredakan sekaligus mencegah stroke timbul.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 05/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan