Pingsan termasuk salah satu kondisi yang umum terjadi. Saat mengalaminya, Anda akan kehilangan kesadaran, sehingga biasanya tidak akan menyadari apa yang terjadi setelahnya. Meski umumnya bukan kondisi yang serius dan bisa sembuh total, pingsan juga bisa menjadi gejala kondisi lain yang lebih serius. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Apa itu pingsan?
Pingsan, atau disebut juga dengan syncope, adalah kehilangan kesadaran selama beberapa saat. Biasanya, kondisi ini berlangsung selama beberapa detik atau menit dan bisa langsung pulih total.
Pingsan muncul karena tekanan darah rendah yang menyebabkan berkurangnya aliran darah menuju otak, atau jantung sehingga tidak cukup menyuplai darah kaya oksigen ke otak.
Ini biasanya hanya kondisi ringan yang terjadi karena stres, kepanasan, dehidrasi, kelelahan, atau berlarut dalam kesedihan.
Penyebab pun kerap tak diketahui dan bukanlah suatu kondisi yang serius. Meski demikian, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi suatu kondisi yang serius.
Seberapa umum kondisi ini?
Pingsan bisa terjadi tergantung pada kondisi kesehatan. Orang yang sakit-sakitan atau memiliki penyakit jantung biasanya lebih sering pingsan.
Cleveland Clinic menyebut, pingsan adalah kondisi yang umum terjadi. Kondisi ini memengaruhi 3% pria dan 3,5% wanita di beberapa titik dalam hidup.
Kondisi ini pun lebih umum terjadi seiring pertambahan usia dan menyerang hingga 6% dari orang berusia lebih dari 75 tahun.
Namun, kondisi tersebut bisa muncul pada usia berapa saja, bahkan yang tidak memiliki masalah kesehatan apa pun.
Tanda dan gejala pingsan
Gejala dan ciri-ciri orang pingsan yang paling umum adalah sebagai berikut.
- Pandangan terasa gelap
- Merasa pusing
- Jatuh tanpa alasan
- Merasa mengantuk
- Merasa goyah, tidak stabil, atau lemah saat berdiri
- Perubahan dalam penglihatan, seperti melihat bintik-bintik
- Sakit kepala
Pingsan adalah kondisi yang terjadi secara mendadak. Biasanya, gejala muncul dalam hitungan detik sebelum pingsan terjadi, sehingga penderitanya tidak merasakan tanda-tanda atau peringatan apa pun sebelumnya.
Namun, pada beberapa kasus, seseorang mungkin sudah memiliki firasat akan pingsan berdasarkan gejala yang muncul.
Selain gejala di atas, orang yang akan pingsan bisa merasakan mual, berkeringat dingin, serta jantung berdebar (palpitasi) atau detak jantung yang tidak teratur.
Pada kondisi yang parah, tanda-tanda di atas pun bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti napas pendek, rasa tertekan atau nyeri dada, serta telinga berdenging.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda mungkin mengalami kondisi ini karena panik, merasa sakit, terlalu capek, lapar, atau terlalu banyak minum. Ini bisa hilang setelah tubuh pulih.
Kebanyakan kasus pingsan pun tidak menyebabkan kekhawatiran dan tidak membutuhkan perawatan khusus, tetapi ada beberapa kondisi yang merupakan keadaan darurat medis.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda segera cari pertolongan medis jika mengalami atau menemukan seseorang dengan kondisi di bawah ini.
- Tidak pernah pingsan sebelumnya
- Pingsan berkali-kali
- Terluka atau mengalami perdarahan
- Riwayat diabetes
- Sedang hamil
- Riwayat penyakit jantung
- Merasa sakit di dada dan detak jantung tidak teratur sebelum kehilangan kesadaran
- Perlu waktu lebih dari beberapa menit untuk dapat sadar kembali.
- Kejang
Penyebab pingsan
Pingsan disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke dalam otak. Kondisi ini biasanya terjadi karena saraf yang mengatur detak jantung dan pembuluh darah terganggu sesaat karena dipicu beberapa hal.
Pemicunya bisa beragam. Bahkan, kondisi ini juga bisa terjadi karena hal yang sepele, seperti saat Anda tegang, diambil darahnya, disuntik, mendengar berita buruk, atau tertawa terlalu keras.
Namun, pingsan juga bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius. Biasanya, kondisi yang serius ini bisa membuat Anda sering mengalami kehilangan kesadaran.
Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menjadi penyebab Anda sering pingsan.
1. Masalah pada jantung
Penyakit atau kelainan pada jantung dapat menyebabkan pingsan karena pengurangan aliran darah ke otak sementara.
Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal, seperti sistem listrik di jantung yang tidak berfungsi atau aliran darah yang tersumbat karena katup jantung yang sempit atau otot jantung yang tebal (kardiomiopati).
Selain itu, denyut jantung yang terlalu lambat (bradikardia) atau denyut jantung yang terlalu cepat (takikardia) juga bisa menjadi penyebabnya.
Umumnya, kondisi ini berkembang dari disfungsi alat pacu jantung atau kerusakan alami pada jaringan listrik di jantung akibat penuaan atau efek samping obat-obatan.
Katup jantung yang sempit, khususnya katup aorta, juga bisa menyebabkan pingsan. Ini paling sering terjadi ketika Anda berolahraga atau minum obat yang dapat menyebabkan tekanan darah menurun.
2. Masalah pada sistem saraf
Kondisi atau masalah pada sistem saraf (neurologis) juga bisa menjadi penyebabnya.
Beberapa kondisi yang umum menyebabkannya, yaitu kejang, stroke, atau transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan.
Pada kasus yang jarang, migrain dan hidrosefalus juga bisa menjadi penyebabnya.
3. Masalah pada metabolik atau endokrin
Meski jarang, masalah pada sistem metabolik atau endokrin juga bisa menjadi penyebab orang sering pingsan.
Kondisi ini meliputi kadar gula darah rendah (hipoglikemia), penurunan konsentrasi oksigen dalam darah (hipoksi), atau penurunan tekanan darah akibat rendahnya kadar steroid abnormal (penyakit Addison).
4. Tekanan darah turun tiba-tiba (vasovagal syncope)
Selain kondisi-kondisi medis di atas, tekanan darah yang turun secara tiba-tiba merupakan penyebab pingsan yang paling umum terjadi.
Kondisi ini sering kali disebut dengan vasovagal syncope yang memengaruhi 80% kasus pingsan.
Beberapa orang yang mengalami vasovagal syncope biasanya memiliki kondisi yang disebut dengan hipotensi ortostatik, yaitu penurunan tekanan darah saat berdiri.
Kondisi ini biasanya terjadi sebagai akibat dehidrasi, penggunaan obat resep, dan diabetes. Namun, vasovagal syncope juga bisa terjadi karena ada situasi atau stimulus tertentu yang memengaruhi sistem saraf.
Situasi atau stimulasi tersebut biasanya berupa berikut ini.
- Rasa sakit yang ekstrem
- Berdiri di daerah panas dan penuh sesak
- Melihat darah
- Mandi air hangat
- Buang air kecil atau buang air besar
- Stres emosional yang intens
- Gelisah atau takut
- Kelaparan
- Penggunaan alkohol atau obat-obatan tertentu
- Hiperventilasi atau napas berlebihan
- Batuk kuat, memutar leher, atau memakai kerah yang ketat
Faktor risiko pingsan
Pingsan adalah kondisi yang umum terjadi pada siapa pun dan usia berapa pun. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
Berikut adalah beberapa faktor risiko Anda bisa mengalami pingsan.
- Berusia di atas 60 tahun.
- Punya riwayat penyakit jantung.
- Stres.
- Pernah pingsan, termasuk saat beraktivitas atau olahraga.
- Pemeriksaan jantung abnormal.
- Punya riwayat medis dalam keluarga yang mungkin menyebabkan pingsan.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan terlarang.
- Konsumsi alkohol secara berlebihan.
Tidak mempunyai faktor risiko bukan berarti tidak akan terkena kondisi ini. Faktor ini hanya sebagai referensi. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih detail.
Diagnosis pingsan
Ketika Anda tiba di rumah sakit, tim medis akan memeriksa gejala, menanyakan kemungkinan faktor yang mungkin menyebabkan Anda pingsan, serta melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter dan tim medis juga mungkin akan mengukur tekanan darah Anda pada posisi yang berbeda-beda, seperti berbaring dan berdiri.
Jika Anda dicurigai memiliki kondisi yang serius, dokter umumnya akan melakukan beberapa tes pemeriksaan untuk melengkapi hasil diagnosisnya, seperti berikut ini.
- Elektrokardiogram (EKG). Elektrokardiogram (EKG) adalah tes untuk mengukur aktivitas listrik di jantung. Tes ini dilakukan jika dokter menduga Anda memiliki masalah jantung.
- Ekokardiogram. Tes menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk membuat gambar struktur jantung Anda. Sama seperti EKG, ekokardiogram juga dilakukan bila Anda diduga memiliki masalah pada jantung.
- Tes darah. Tes darah dilakukan untuk melihat kemungkinan kondisi lain yang menyebabkan syncope, seperti diabetes atau anemia.
- Elektroensefalografi (EEG). EEG dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik di otak. Ini biasanya dapat mendeteksi bila ada masalah pada sistem saraf Anda.
- Holter monitor. Holter monitor adalah tes untuk merekam ritme jantung selama 24 jam. Anda biasanya akan diminta menggunakan alat ini selama 24—48 jam saat menjalani aktivitas normal.
- Tes pencitraan. Tes pencitraan mungkin dibutuhkan untuk melihat gambar struktur organ tubuh Anda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dada atau CT scan.
Selain yang disebutkan di atas, Anda mungkin butuh tes pemeriksaan lainnya. Konsultasikan kepada dokter untuk jenis pemeriksaan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Pengobatan pingsan
Biasanya, pingsan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kondisi tertentu, Anda mungkin butuh obat atau pengobatan dari dokter untuk mengatasi kondisi ini.
Adapun jenis pengobatan yang dipilih tergantung pada penyebabnya.
Sebagai contoh, jika Anda mengalaminya akibat obat-obatan yang dikonsumsi, dokter mungkin akan meminta Anda berhenti, mengganti, atau mengubah dosis obat-obatan tersebut.
Jika terjadi akibat penyakit tertentu, menangani kondisi tersebut dapat menjadi cara untuk menyembuhkan orang yang pingsan.
Selain itu, beberapa cara atau pilihan perawatan yang juga dapat membantu mengatasi orang pingsan adalah sebagai berikut.
- Kenakan pakaian pendukung atau stoking kompresi untuk meningkatkan sirkulasi darah.
- Buatlah perubahan pada pola makan Anda. Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering, perbanyak garam (natrium), perbanyak minum air putih, serta mengonsumsi makanan berkalium.
- Hindari atau ubah situasi yang menjadi pemicu kondisi ini.
- Posisikan kepala lebih tinggi saat tidur, seperti menggunakan batal ekstra.
Pilihan pengobatan khusus untuk cardiac syncope
Bergantung pada diagnosis, cardiac syncope atau syncope yang berhubungan dengan jantung dapat dihentikan atau dikendalikan dengan satu atau lebih terapi berikut ini.
- Alat pacu jantung. Pengobatan ini biasanya diberikan pada pasien bradikardia. Alat pacu jantung terus menerus memonitor ritme alami jantung. Ini memberikan impuls listrik untuk merangsang atau mempercepat kontraksi otot jantung jika detak jantung turun di bawah sejumlah detak per menit.
- Perawatan untuk takikardia. Perawatan ini tergantung pada apakah itu terjadi di bilik atas (atria) atau bilik bawah (ventrikel). Metode perawatan ini meliputi obat dan pengobatan untuk mengontrol detak jantung dan penyakit yang mendasarinya, ablasi kateter, pengaturan kardioversi, dan penggunaan alat implantable cardioverter defibrillator (ICD).
Pertolongan pertama pada orang pingsan
Beberapa langkah atau cara penanganan yang dapat dilakukan jika Anda merasa akan pingsan adalah sebagai berikut.
- Jika Anda merasa akan pingsan, berbaringlah. Posisikan kepala Anda lebih rendah dan angkat kaki Anda. Cara ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak Anda. Berbaring juga menurunkan risiko cedera jika Anda pingsan.
- Jika Anda tidak bisa berbaring, duduklah. Anda mungkin tidak dapat berbaring karena tidak memungkinkan. Pada kasus ini, duduk dan letakkan kepala Anda di antara lutut untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
- Tetaplah berbaring atau duduk beberapa saat. Jangan berdiri terlalu cepat karena akan membuat Anda merasa ingin pingsan lagi.
Adapun sebagai pertolongan pertama pingsan pada orang yang berada di dekat Anda, berikut yang bisa dilakukan.
- Lakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan tidak ada cedera pada orang yang Anda tolong. Anda juga harus memastikan dia masih bernapas.
- Angkat kaki dan longgarkan pakaian. Jika tidak ada cedera dan orang yang Anda tolong masih bernapas, angkat kaki orang itu hingga di atas jantung, sekitar 30 cm jika memungkinkan. Longgarkan ikat pinggang atau kerah baju yang digunakannya.
- Jangan bangunkan terlalu cepat. Untuk menghindari kemungkinan pingsan lagi, jangan membangunkan orang tersebut terlalu cepat. Jika orang itu tidak juga sadar sampai satu menit, segera hubungi tim medis.
- Periksa pernapasan. Jika orang tersebut tidak bernapas, lakukan pertolongan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dan langsung hubungi tenaga medis.
Lakukan pertolongan itu hingga tim medis datang membantu.
Pencegahan pingsan
Langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah atau terhindar dari pingsan adalah sebagai berikut.
- Jangan melewatkan waktu makan.
- Konsumsi makanan bergizi sehat dan seimbang, termasuk makanan bernatrium untuk menjaga tekanan darah tidak rendah.
- Minum air putih yang banyak untuk terhindar dari dehidrasi.
- Pahami serta menghindari berbagai faktor eksternal yang dapat memicu atau menjadi penyebab pingsan, seperti melihat darah, stres, atau berdiri terlalu lama.
- Konsumsi obat-obatan sesuai dosis dan ketentuan yang direkomendasikan.
- Jangan terburu-buru bangkit dari duduk atau berbaring karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan mencegah aliran darah yang cukup ke otak.
- Hindari pakaian dengan kerah yang ketat.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Pingsan merupakan kondisi yang terjadi saat kehilangan kesadaran selama beberapa detik atau menit.
- Pingsan umumnya terjadi secara mendadak. Namun terkadang, kondisi ini juga bisa disertai gejala yang muncul dalam hitungan detik sebelumnya.
- Penyebab utama pingsan yaitu kurangnya aliran darah ke dalam otak. Pemicu gangguan aliran darah bisa beragam, mulai dari masalahjantung hingga saraf.
- Pingsan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kondisi tertentu, Anda mungkin butuh pengobatan medis dari dokter, tergantung pada penyebabnya.
[embed-health-tool-bmi]