backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Insomnia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/09/2021

Insomnia

Definisi insomnia

Insomnia adalah kondisi saat Anda merasa sangat sulit untuk tidur, tidak bisa tidur nyenyak, atau keduanya. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan Anda terbangun tengah malam dan tidak bisa kembali tidur. 

Pada kondisi tertentu, orang dewasa mungkin mengalami insomnia akut yang berlangsung hingga berhari-hari atau berminggu-minggu. Biasanya, hal ini terjadi sebagai dampak dari situasi yang menyebabkan stres

Namun, ada pula yang mengalami insomnia kronis, yaitu saat kondisi ini berlangsung lama. Jika sudah demikian, Anda mungkin mengalaminya karena masalah kesehatan tertentu atau efek pengobatan yang sedang dijalani. 

Jika mengalami gangguan tidur ini, Anda akan bangun tidur dalam keadaan lelah. Hal ini tentu akan berdampak pada aktivitas Anda keesokan harinya. Oleh sebab itu, apabila Anda mengalami kondisi ini, lebih baik segera periksakan kondisi kesehatan ke dokter. 

Seberapa umumkah insomnia?

Sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa 27% pasien yang mengikuti survey menyatakan “kesulitan tidur’. Kondisi ini juga lebih banyak terjadi pada pasien perempuan daripada pasien laki-laki. 

Hal ini diduga karena perempuan lebih sensitif terhadap perubahan, sehingga lebih rentan dengan gangguan kecemasan dan depresi. Nah, kedua hal tersebut merupakan masalah kesehatan medis yang berpotensi menyebabkan insomnia. 

Meski demikian, insomnia bisa memengaruhi pasien pada kelompok usia berapa pun. Namun, peluangnya semakin meningkat pada orang yang sudah berusia lanjut. Untuk mengatasinya, cobalah mengurangi faktor risiko yang mungkin Anda miliki.

Tanda & gejala insomnia

Gangguan tidur ini memang ditandai dengan kesulitan untuk tidur. Namun, ada pula gejala lain yang mungkin menyertai. Tanda dan gejala insomnia yang umum terjadi, meliputi:

  • Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari.
  • Sering terbangun tengah malam atau bangun sangat pagi.
  • Bangun tidur dengan tubuh yang lelah.
  • Kerap mengantuk dan kelelahan pada siang hari.
  • Lekas marah, depresi, atau cemas/gugup.
  • Masalah dalam memperhatikan, sulit fokus pada tugas-tugas, dan sulit mengingat.
  • Sakit kepala dan kepala terasa tegang.
  • Rasa tertekan pada perut dan usus.
  • Kekhawatiran tentang tidur.

Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Untuk kondisi yang tidak terlalu serius, insomnia dapat hilang hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Apalagi, jika Anda sudah mengetahui penyebab insomnia dan cara tepat mengatasinya. Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika: 

  • Gangguan tidur ini terjadi lebih dari empat minggu hingga mengganggu aktivitas harian. 
  • Anda sering terbangun tengah malam dalam kondisi terkejut atau napas tersengal-sengal.
  • Anda mengalami kondisi lain yang cukup mengganggu tidur, seperti heartburn, nyeri otot, sensasi tidak nyaman pada tubuh ketika mencoba tidur.

Jika pada akhirnya kondisi ini menyebabkan Anda tidak dapat beraktivitas pada siang hari, segera periksakan kondisi ke dokter untuk melakukan diagnosis tepat. Dengan begitu, Anda akan mengetahui apa penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang sesuai. 

Penyebab insomnia

penyebab insomnia penyebab tidak bisa tidur, penyebab susah tidur

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan Anda sulit tidur, antara lain:

1. Stres

Salah satu penyebab utama dari insomnia adalah stres atau banyak pikiran. Jika sedang memikirkan banyak hal, mulai dari pekerjaan, kesehatan, masalah keuangan, hingga masalah keluarga, ada kemungkinan Anda terjaga dan tidak bisa tidur pada malam hari. 

Tak hanya itu saja, kondisi ini juga bisa terjadi saat Anda baru mengalami situasi penyebab stres. Contohnya, kehilangan orang tersayang, perceraian, atau keluar dari pekerjaan. 

2. Jadwal aktivitas yang berubah

Ritme sirkadian atau jam biologis tubuh mengatur ‘jam kerja’ dari organ tubuh. Ini artinya, tubuh Anda sudah terbiasa dengan ritme tertentu, seperti kapan waktu tidur dan bangun, kapan metabolisme tubuh berlangsung, hingga suhu tubuh. 

Ritme sirkadian yang terganggu dapat menyebabkan Anda mengalami insomnia. Biasanya, kondisi ini terjadi saat terjadi perubahan jadwal aktivitas Anda. Contohnya, bepergian keluar negeri, mengubah pola tidur karena pergantian kerja, dan masih banyak lagi. 

3. Kebiasaan tidur yang buruk

Anda mungkin tidak menyadari, tetapi kebiasan tidur yang buruk bisa menjadi penyebab insomnia. Contohnya, jadwal tidur yang tak tentu, kondisi tidur yang tidak nyaman, hingga kebiasaan bekerja di tempat tidur. 

Ya, aktivitas seperti menggunakan laptop, menonton televisi, bermain game, atau kegiatan lain yang membuat Anda menatap layar terus-menerus bisa mengganggu siklus tidur. Jika terjadi secara berkelanjutan, Anda bisa mengalami insomnia. 

4. Terlalu banyak makan pada malam hari

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan mengonsumsi makanan ringan sebelum tidur. Akan tetapi, mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dapat membuat Anda tak nyaman saat berbaring. 

Bahkan, tidak sedikit orang yang mengalami heartburn, hingga muntah karena berbaring setelah makan. Oleh sebab itu, makan terlalu banyak pada malam hari bisa menjadi salah satu penyebab dari insomnia. 

5. Gangguan mental

Tahukah Anda bahwa mengalami gangguan mental juga bisa menjadi penyebab dari insomnia? Ya, beberapa gangguan mental seperti gangguan kecemasan dan post-traumatic stress disorder (PTSD) dapat mengganggu tidur Anda. 

Tidak bisa tidur nyenyak juga bisa menjadi pertanda Anda mengalami depresi. Anda mungkin perlu memeriksakan kondisi kesehatan mental ke dokter saat mengalami insomnia. 

6. Penyakit kronis dan penyakit lain

Ada beberapa masalah kesehatan yang juga sering berkaitan dengan insomnia. Contohnya, penyakit kronis, kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Namun tak hanya itu, penyakit asma, gastroesophageal reflux disease (GERD), kelenjar tiroid yang overaktif, Parkinson, dan Alzheimer juga bisa menjadi penyebab dari sulit tidur.

7. Kebiasaan mengonsumsi kafein, nikotin, dan alkohol

Mengonsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda dapat menyebabkan Anda mengalami insomnia. Pasalnya, minuman tersebut mengandung kafein yang bersifat stimulan sehingga dapat membuat Anda terjaga dan tak bisa tidur. 

Selain itu, nikotin yang terdapat pada produk rokok juga memberikan dampak yang sama. Sementara itu, alkohol mungkin dapat membuat Anda tertidur, tetapi tidak bisa nyenyak. Bahkan, alkohol dapat membuat Anda sering terbangun tengah malam

8. Penggunaan obat-obatan

Ada beberapa jenis obat yang dapat mengganggu tidur Anda. Beberapa di antaranya termasuk antidepresan dan obat untuk mengatasi asma dan tekanan darah. Selain itu, obat-obatan pereda rasa sakit, alergi, dan obat flu juga bisa menyebabkan Anda susah tidur malam

9. Pertambahan usia

Percaya atau tidak, insomnia bisa saat Anda bertambah tua. Pasalnya, saat memasuki usia lanjut, terdapat banyak perubahan yang akan Anda alami. Mulai dari perubahan kondisi kesehatan, perubahan aktivitas, hingga kebiasaan tidur. 

Oleh karena itu, daripada anak muda, lansia lebih rentan mengalami insomnia. Untuk mencegahnya, terapkan gaya hidup sehat untuk lansia yang dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak. 

Faktor risiko insomnia

Ada banyak faktor risiko untuk insomnia, seperti:

1. Jenis kelamin

Perubahan hormon selama siklus menstruasi dan menopause dapat menimbulkan beberapa gejala, salah satunya adalah insomnia. Selain itu, kondisi ini juga sering muncul saat wanita sedang hamil. Ini tandanya, insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. 

2. Usia

Pada dasarnya, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, risiko mengalami sulit tidur lebih tinggi saat Anda memasuki masa lansia. Biasanya, kondisi ini sering terjadi pada lansia yang sudah berusia 60 tahun ke atas karena perubahan pola tidur dan masalah kesehatan. 

3. Faktor keturunan

Jika salah satu anggota keluarga, khususnya orangtua, mengalami insomnia, risiko Anda mengalami kondisi serupa lebih besar daripada orang lain. Ya, kondisi ini bisa terjadi secara turun-temurun di dalam keluarga.

4. Gaya hidup 

Ada beberapa gaya hidup yang mungkin meningkatkan risiko Anda mengalami insomnia, termasuk kebiasaan dan aktivitas sehari-hari. Jika Anda sering tidur saat siang hari atau menonton televisi saat mendekati jam tidur, risiko mengalami kondisi ini akan semakin besar. 

Komplikasi insomnia

Tidur adalah kebutuhan yang harus Anda penuhi supaya sistem dalam tubuh dapat bekerja secara normal. Jika gangguan tidur terus terjadi, bukan hanya kesehatan fisik yang akan mendapatkan dampak negatifnya, tetapi kesehatan jiwa juga ikut terganggu.

Ini menyebabkan kualitas hidup orang dengan gangguan tidur menjadi menurun. Beberapa komplikasi insomnia yang mungkin terjadi, meliputi:

  • Prestasi di sekolah atau di tempat kerja akan menurun.
  • Reaksi untuk merespons suatu jadi lebih lambat sehingga berisiko tinggi dengan kecelakaan.
  • Dapat mengembangkan penyakit kejiwaan, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
  • Meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung karena jam biologis tubuh berubah.

Diagnosis & pengobatan insomnia

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk insomnia?

Biasanya, sebelum melakukan tes untuk mendiagnosis kondisi Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap riwayat kesehatan. Pada saat itu, dokter akan bertanya seputar gejala yang muncul, faktor risiko yang Anda miliki, riwayat kesehatan, hingga riwayat kesehatan keluarga. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengeliminasi masalah kesehatan yang mungkin menjadi penyebab Anda mengalami insomnia. Dokter juga akan memeriksa organ jantung dan paru-paru demi mencari faktor risiko lain yang mungkin Anda miliki. 

Tak hanya itu, ada beberapa tes yang akan dokter lakukan, seperti: 

  • Aktigrafi untuk mengukur kualitas tidur Anda. 
  • Penelitian terhadap gangguan tidur, seperti penyakit ritme sirkadian, sleep apnea,hingga narkolepsi yang mungkin Anda alami. 
  • Tes darah untuk memeriksa adanya masalah kelenjar tiroid dan berbagai masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan Anda mengalami insomnia. 

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk insomnia?

Berikut adalah beberapa pengobatan insomnia yang bisa menjadi pilihan: 

1. Penggunaan obat

Anda bisa mengatasi insomnia dengan obat tidur. Biasanya, dokter akan meresepkan obat sesuai dengan jenis insomnia yang Anda alami. Namun, pastikan untuk selalu berdiskusi terlebih dahulu mengenai manfaat dan efek samping dari penggunaan obat sebelum menggunakannya. 

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, berikut adalah beberapa jenis obat tidur yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi insomnia: 

  • Benzodiazepine, untuk membentuk kebiasaan tidur yang baik. 
  • Benzodiazepine receptors agonists, seperti zolpidem, zaleplon, dan eszopiclone. 
  • Melatonin receptor agonists, seperti ramelteon. 
  • Orexin receptor antagonists, seperti suvorexant. 

2. Terapi perilaku kognitif

Ternyata, ada terapi perlaku kognitif yang khusus untuk mengatasi insomnia. Terapi ini umumnya berlangsung selama 6-8 minggu untuk membuat Anda lebih cepat mengantuk dan tetap tidur lebih lama. 

Menariknya, terapi ini tidak selalu harus Anda lakukan secara tatap muka. Ini artinya, Anda bisa melakukan terapi ini dengan dokter, suster, atau ahli terapi melalui telepon atau secara online. Ada beberapa tahapan pada terapi untuk insomnia ini, seperti berikut: 

  • Terapi kognitif, untuk membuat Anda lebih rileks dan berpikiran positif saat hendak tidur. 
  • Terapi meditasi dan relaksasi, untuk mengajari Anda tidur lebih cepat. 
  • Pembelajaran untuk tidur, untuk membantu Anda terbiasa dengan kebiasaan tidur yang baik. 
  • Terapi pembatasan tidur, untuk membatasi waktu yang Anda habiskan di atas tempat tidur, baik saat sedang tidur atau tidak. 
  • Terapi mengontrol stimulus, untuk membantu Anda memiliki waktu bangun dan tidur yang sama setiap hari. 

Pengobatan di rumah untuk insomnia

Selain menjalani pengobatan, Anda perlu mengubah gaya hidup agar kualitas tidur menjadi lebih baik. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti berikut: 

  • Membuat jadwal tidur dan mematuhinya. 
  • Melakukan olahraga dan kegiatan aktif agar bisa tidur nyenyak pada malam hari. 
  • Memeriksa segala obat yang Anda gunakan untuk memastikan adakah obat yang menyebabkan sulit tidur. 
  • Menghindari atau membatasi jam tidur siang
  • Menghindari mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol. 
  • Jangan mengabaikan rasa sakit, dan segera periksakan ke dokter agar tidak mengganggu waktu tidur Anda. 
  • Berhenti merokok karena kandungan nikotinnya meningkatkan risiko sulit tidur. 
  • Tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak saat mendekati jam tidur. 
  • Sebisa mungkin membuat tempat tidur lebih nyaman. 
  • Mencari cara agar bisa rileks dan santai sebelum tidur. 
  • Jangan berada di atas tempat tidur saat masih ingin melakukan aktivitas lainnya. 

Dengan menerapkan beberapa hal tersebut, Anda bisa membantu pengobatan dan perawatan untuk insomnia menjadi lebih efektif. Hal ini tentu membantu Anda agar bisa segera terbebas dari masalah sulit tidur yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/09/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan