Faktor risiko PTSD
Siapa saja bisa mengalami gangguan stres pascatrauma. Akan tetapi, risikonya bisa meningkat jika Anda memiliki kondisi berikut.
- Riwayat trauma yang intens atau berkepanjangan.
- Riwayat trauma pada masa kecil, termasuk penganiayaan atau ditelantarkan.
- Pekerjaan yang meningkatkan risiko terpapar kejadian traumatis, misalnya personel militer, tim SAR, dan petugas medis dan pertolongan pertama darurat.
- Adanya gangguan mental lainnya, misalnya gangguan kecemasan, fobia, atau depresi.
- Kurangnya sistem dukungan yang baik dari keluarga dan teman.
- Adanya kerabat kandung yang mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk PTSD atau depresi.
Diagnosis post-traumatic stress disorder

PTSD adalah kondisi yang tidak terdiagnosis sampai setidaknya sebulan sejak adanya kejadian traumatis. Jika selama sebulan setelah kejadian Anda mengalami gejalanya, segera temui dokter.
Bila gejala-gejala tersebut muncul, dokter akan memulai diagnosis dengan melakukan pemeriksaan riwayat medis dan fisik lengkap.
Walaupun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis PTSD secara spesifik, dokter mungkin menggunakan beragam tes untuk memastikan tidak ada penyakit fisik yang menyebabkan timbulnya gejala.
Jika tidak ditemukan penyakit fisik apa pun, Anda mungkin dirujuk ke psikiater, psikolog, atau ahli kesehatan mental profesional yang terlatih khusus untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit kejiwaan.
Psikiater dan psikolog akan melakukan wawancara dan menggunakan alat penilaian tersendiri untuk mendiagnosis kondisi Anda.
Cara dokter melakukan diagnosis PTSD yaitu berdasarkan gejala yang dilaporkan, termasuk masalah sehari-hari.
Seseorang dapat dikatakan mengalami post-traumatic stress disorder apabila mengalami gejala-gejalanya selama lebih dari sebulan.
Pengobatan PTSD
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar