Ketokonazol atau ketoconazole adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat ini berguna untuk menyembuhkan penyakit, seperti kurap, infeksi jamur di selangkangan, ketombe, kutu air, panu, dan ruam kulit akibat jamur.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Ketokonazol atau ketoconazole adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat ini berguna untuk menyembuhkan penyakit, seperti kurap, infeksi jamur di selangkangan, ketombe, kutu air, panu, dan ruam kulit akibat jamur.
Golongan obat: Antijamur
Merek dagang: Dysfungal SS, Fungoral, Dysfungal, Dermaral, Solinfec, Ufinazol.
Ketokonazol di Indonesia adalah obat antijamur yang tersedia dalam bentuk topikal (krim atau salep), sampo, dan oral (obat minum).
Selain mengatasi jamur pada tubuh, obat oral ini juga mengatasi kondisi sindrom Cushing atau kelebihan hormon kortisol pada orang berusia 12 tahun ke atas.
Mengutip situs PubChem, fungsi ketoconazole adalah mencegah sintesis ergosterol pada membran sel jamur sehingga pertumbuhan sel terhambat.
Obat ini umumnya bisa dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, tetapi terdapat peringatan khusus dalam pemakaiannya.
Namun, sediaan tablet dan beberapa krim tertentu harus dibeli menggunakan resep dokter.
Ada tiga sediaan ketokonazol yang ada di Indonesia, yakni obat tablet 200 mg, krim 2%, dan cairan untuk kulit kepala 2%. Pemberian dosis dilakukan berdasarkan keluhan yang muncul.
Inilah dosis ketokonazol yang dianjurkan berdasarkan sediaan dan jenis-jenis penyakit.
Mengutip situs The Electronic Medicines Compendium (EMC), oleskan obat 1–2 kali sehari saat pagi dan malam.
Lanjutkan penggunaan krim beberapa hari setelah tanda infeksi memudar untuk mencegah pertumbuhan bakteri kembali.
Pada pengobatan infeksi jamur di selangkangan, gunakan selama 2–4 minggu. Gunakan pada panu sebanyak 1–2 kali setiap hari selama 2–3 minggu.
Pemakaian obat selama 3–4 minggu dianjurkan untuk penyakit kurap. Sementara itu, kutu air bisa disembuhkan dengan ketokonazol selama 4–6 minggu.
Untuk dewasa, oleskan krim pada kulit yang terinfeksi sebanyak 1–2 kali sehari.
Lanjutkan pengobatan pada beberapa hari setelah tanda infeksi berkurang. Pengobatan bisa dilanjutkan hingga 4 minggu.
Oleskan krim pada kulit kepala berketombe akibat dermatitis seboroik sebanyak 1–2 kali sehari selama 2–4 minggu.
Sementara itu, pemberian dosis dalam bentuk sampo sebanyak dua kali seminggu selama 2–4 minggu untuk mengurangi ketombe.
Lanjutkan pemakaian sekali selama 1–2 minggu untuk mencegah timbulnya ketombe datang lagi.
Berikan dosis awal sebanyak 400–600 mg setiap hari. Dosis dapat ditingkatkan sebesar 200 mg setiap hari selama 7–28 hari.
Dosis maksimal 1.200 mg setiap hari. Semua dosis diberikan dalam 2 atau 3 dosis terbagi. Dokter biasanya meresepkan maksimal 30 tablet.
Cara menggunakan ketokonazol krim adalah dengan membersihkan daerah yang terinfeksi dan keringkan dengan tisu atau handuk bersih.
Oleskan krim di permukaan kulit yang bermasalah dan sekitarnya. Pastikan Anda tidak menyentuh orang lain setelah menggunakan krim.
Selanjutnya, jika menggunakan dalam bentuk sampo, pastikan Anda basahi rambut dan kulit kepala terlebih dahulu.
Gosok shampoo sampai berbusa, lalu balurkan pada kulit kepala dan rambut. Tunggu selama 3–5 menit, lalu bilas.
Obat minum ketokonazol sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Jika Anda mengonsumsi antasida, sebaiknya minum antasida saat 1–2 jam sebelum mengonsumsi ketokonazol.
Efek samping obat yang timbul terbagi berdasarkan sediaan dan terbagi menjadi efek samping umum, tidak umum, dan langka.
Efek samping penggunaan krim yang mungkin muncul terdiri dari:
Efek samping tidak umum dari ketokonazol untuk kulit kepala, yaitu:
Sementara itu, efek samping yang jarang muncul, di antaranya:
Efek samping umumnya terdiri dari:
Ada pula efek samping yang jarang muncul, yakni:
Obat oral juga erat kaitannya dengan kerusakan hati akibat penyakit liver.
Risiko akan meningkat jika seseorang mengonsumsinya selama lebih dari satu bulan. Risiko juga meningkat pada pasien berusia di atas 60 tahun.
Jangan gunakan obat ketokonazol krim dan cairan untuk kulit kepala jika Anda memiliki alergi terhadap ketokonazol maupun bahan-bahan lain yang terkandung.
Beritahu dokter jika Anda menggunakan krim, losion, atau salep kortikosteroid.
Jika demikian, Anda harus melanjutkan penggunaan steroid ringan, seperti hidrokortison, pada pagi hari dan ketokonazol pada malam hari.
Steroid dapat dihentikan setelah 2–3 minggu pemakaian. Jangan mengonsumsi obat minum ketokonazol jika Anda memiliki:
Ketokonazol topikal bisa digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Hanya saja, jangan oleskan pada payudara secara langsung saat anak menyusu.
Selalu tanyakan dokter atau apoteker Anda untuk mendapatkan anjuran terbaik sebelum menggunakan obat ketokonazol topikal.
Jangan konsumsi obat ketokonazol oral jika Anda berencana hamil, saat hamil, dan menyusui.
Interaksi ketoconazole dengan beberapa jenis obat bisa menghambat kinerja obat antijamur ini atau menimbulkan efek tertentu.
Beberapa jenis obat pengencer darah yang berinteraksi dengan ketokonazol, di antaranya:
Beberapa jenis obat untuk HIV yang berinteraksi dengan obat yang satu ini, yaitu:
Macam-macam obat kanker yang memiliki interaksi dengan ketoconazole, yakni:
Obat-obatan untuk menangani infeksi ternyata juga memengaruhi kinerja obat yang satu ini. Ragam obat infeksi ini terdiri dari:
Beberapa jenis obat diabetes yang berinteraksi dengan obat ini, di antaranya:
Beberapa obat untuk gangguan mental yang bisa berinteraksi dengan obat ini, yaitu:
Ketokonazol berinteraksi dengan beberapa macam obat untuk mengatasi penyakit jantung, seperti:
Obat ini memiliki interaksi dengan obat-obatan yang menangani kejang, seperti carbamazepine dan phenytoin.
Jenis obat-obatan glukokortikoid yang memengaruhi kinerja ketokonazol, yakni:
Obat ini juga berinteraksi dengan obat pereda nyeri golongan narkotika, seperti:
Beberapa obat mual dan muntah yang berinteraksi dengan obat ini, yaitu domperidone dan aprepitant.
Obat ini berinteraksi dengan beberapa obat yang dikonsumsi pasien gagal ginjal, seperti solifenacin dan fesoterodine.
Berbagai jenis obat yang mampu berinteraksi dengan ketokonazol, yaitu:
Ketokonazol adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur pada tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk oles pada permukaan kuli dan tablet minum.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar