Reaksi alergi bisa muncul berupa kulit gatal, bentol, dan kemerahan. Anda mungkin juga merasakan hidung meler dan bersin-bersin. Namun, ada pula reaksi parah yang disebut syok anafilaksis, apa itu?
Apa itu syok anafilaksis?
Syok anafilaksis adalah reaksi sistem imun serius yang terjadi secara tiba-tiba setelah tubuh terkena alergen atau pemicu alergi. Kondisi ini dikenal pula sebagai anafilaksis.
Reaksi yang tergolong sebagai kondisi medis darurat ini dapat terjadi di mana saja dalam hitungan detik hingga menit setelah Anda terkena alergen.
Gejala alergi pada anafilaksis bisa menyebabkan syok hingga kematian bila tidak segera ditangani.
Tanda dan gejala syok anafilaksis
Reaksi anafilaksis dapat memengaruhi banyak sistem tubuh secara bersamaan. Berikut adalah gejala yang paling umum.
- Muncul bercak dan gatal pada kulit.
- Tekanan darah turun.
- Tenggorokan, lidah, atau bibir membengkak.
- Sesak napas, mengi, atau napas tersumbat.
- Nyeri dada atau sesak di dada.
- Mual, muntah, atau diare.
- Jantung berdebar, tapi denyutnya lemah.
- Pilek, batuk, atau bersin-bersin.
- Pusing, linglung, atau pingsan.
Kapan harus pergi ke dokter?
Pasien harus segera ditangani dalam waktu 30 – 60 menit karena reaksi yang terjadi bisa berakibat fatal. Gejala anafilaksis dapat muncul tiba-tiba dan bertambah parah dengan sangat cepat.
Segera hubungi dokter jika Anda memiliki gejala seperti berikut ini.
- Kulit pucat.
- Tubuh terasa dingin.
- Denyut nadi lemah dan cepat.
- Sulit bernapas.
- Linglung atau kebingungan.
- Kehilangan kesadaran.
Penyebab anafilaksis
Ketika terpapar zat-zat asing, sistem imun membentuk antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit atau kerusakan.
Respons ini sebetulnya bermanfaat bila zat asing memang berbahaya, seperti virus atau parasit.
Namun, terkadang sistem imun justru bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya, seperti kacang atau serbuk sari.
Reaksi tersebut tidak hanya menyebabkan kulit gatal, tetapi dapat membuat tekanan darah turun drastis secara tiba-tiba sehingga menyebabkan syok dan hilangnya kesadaran.
Tidak hanya itu, reaksi anafilaksis bisa menyebabkan saluran pernapasan bengkak. Hal ini akhirnya dapat membuat Anda kesulitan saat bernapas.
Ada banyak alergen yang dapat memicu syok anafilaksis, seperti:
- obat-obatan tertentu, terutama penicillin,
- makanan, seperti kacang-kacangan, gandum (pada anak-anak), ikan, kerang, susu dan telur, serta
- sengatan serangga dari lebah, tawon, pikat, atau semut api.
Sementara itu, alergen pemicu syok anafilaksis yang lebih jarang meliputi:.
- lateks,
- obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproksen, cairan kontras yang digunakan pada beberapa tes X-Ray,
- Olahraga aerobik,
- makan sebelum berolahraga, serta
- berolahraga saat panas, dingin atau lembap.
Faktor risiko anafilaksis
Syok anafilaksis dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, orang dengan kondisi tertentu bisa berisiko mengalami anafilaksis.
Berikut sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko Anda mengalami syok anafilaksis.
- Pernah mengalami anafilaksis. Jika pernah mengalami kondisi ini, ada kemungkinan Anda akan mengalaminya lagi dengan gejala yang lebih parah.
- Memiliki asma atau alergi. Pasien asma atau alergi berisiko lebih tinggi mengalami syok anafilaksis di masa yang akan datang.
- Menderita penyakit tertentu. Penyakit yang diduga berkaitan, yakni penyakit jantung dan penumpukan sel-sel darah putih yang abnormal (mastocytosis).
Komplikasi syok anafilaksis
Anafilaksis merupakan kondisi serius yang bisa memicu kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Pasalnya, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernapas yang membuat oksigen di tubuh berkurang.
Selain itu, kondisi ini bisa membuat tekanan jantung yang sangat rendah bisa menyebabkan kerusakan organ.
Komplikasi juga bisa muncul akibat overdosis epinefrin dan memicu komplikasi penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi serta detak jantung sangat cepat dan tak beraturan.
Diagnosis syok anafilaksis
Dokter mungkin menanyakan jenis-jenis alergi yang dimiliki dan mengecek apakah tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu, obat-obatan, lateks, atau sengatan serangga.
Dokter juga bisa melakukan tes darah untuk mengecek kadar enzim tripase. Enzim ini meningkat hingga tiga jam setelah anafilaksis.
Untuk mencari kemungkinan pemicu anafilaksis lainnya, dokter juga akan melakukan tes kulit atau darah.
Pengobatan syok anafilaksis
Anafilaksis perlu segera ditangani dengan langkah pertolongan pertama dan pengobatan dari dokter. Berikut ini pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.
1. Pertolongan pertama saat syok anafilaksis
Berikut cara pemberian pertolongan pertama saat alergi bila syok anafilaksis.
- Telepon ambulans ke nomor 119 untuk mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan terdekat.
- Terlentangkan tubuh orang yang mengalami syok, naikkan kakinya. Bila sulit bernapas, dudukkan dengan tegap.
- Longgarkan pakaian dan tutupi dengan selimut.
- Jangan beri makanan atau minuman.
- Jika muntah atau perdarahan, posisikan tubuh ke arah samping agar tidak tersedak.
- Lakukan resusitasi jantung (CPR) jika tak ada tanda-tanda bernapas, batuk, atau gerakan. Tekan dada 100 kali setiap menit sampai ambulans tiba.
2. Pertolongan medis syok anafilaksis
Berikut obat alergi dan lainnya yang mungkin diberikan dokter untuk anafilaksis.
- Antihistamin dan kortison infus. Obat ini dapat mengurangi radang saluran pernapasan dan mempermudah bernapas.
- Suntikan epinefrin. Memberikan suntikan epinefrin dapat membantu meningkatkan tekanan darah dan melebarkan saluran pernapasan.
- Oksigen. Pemberian oksigen berguna untuk membantu pernapasan.
- Albuterol. Obat albuterol bisa membantu melegakan gejala sesak napas.
Tips untuk pasien alergi
Suntikan epinefrin harus dibawa ke mana pun Anda pergi sebab Anda bisa saja makan atau terkena pemicu alergi tanpa menyadarinya. Saat reaksi alergi terjadi, suntik di otot paha luar sekali. Jika gejala tidak juga membaik, satu dosis suntikan lagi mungkin diperlukan.
Pencegahan syok anafilaksis
Cara terbaik untuk mencegah anafilaksis adalah dengan mencegah alergi, yakni menjauhi alergen.
Anda dapat mengetahuinya dengan tes alergi sederhana berupa tes tusuk kulit (skin prick test), tes tempel kulit (patch test), ataupun tes darah.
Anda juga perlu memberitahu orang-orang terdekat bahwa Anda berisiko mengalami reaksi alergi parah.
Berikan panduan tentang apa yang harus mereka lakukan bila Anda menderita syok anafilaksis.
Dengan cara ini, orang-orang di sekitar Anda akan lebih waspada dan membantu Anda menghindari berbagai pemicu alergi yang tidak terduga. Hal ini sangat berguna ketika Anda sedang bepergian atau makan di luar rumah.
Syok anafilaksis dapat terjadi di mana saja sehingga penderitanya harus waspada.
Kendati demikian, Anda tetap bisa menikmati kegiatan sehari-hari asalkan menghindari berbagai alergen dan menyiapkan suntikan epinefrin.
- Syok anafilaksis merupakan reaksi alergi parah yang terjadi ketika tubuh terkena alergen atau pemicu alergi.
- Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala seperti kesulitan bernapasa, bercak atau gatal di kulit, tenggorokan, lidah, atau bibir membengkak, serta jantung berdebar.
- Anafilaksis harus segera ditangani dengan langkah pertolongan pertama dan pengobatan dari dokter, seperti pemberian suntik epinefrin, obat antihistamin, atau pemberian oksigen agar tidak bertambah parah.
[embed-health-tool-bmr]