Reaksi alergi bisa muncul berupa kulit gatal, bentol, dan kemerahan. Anda mungkin juga merasakan hidung meler dan bersin-bersin. Namun, ada pula reaksi parah yang disebut syok anafilaksis, apa itu?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Reaksi alergi bisa muncul berupa kulit gatal, bentol, dan kemerahan. Anda mungkin juga merasakan hidung meler dan bersin-bersin. Namun, ada pula reaksi parah yang disebut syok anafilaksis, apa itu?
Syok anafilaksis adalah reaksi sistem imun serius yang terjadi secara tiba-tiba setelah tubuh terkena alergen atau pemicu alergi.
Dikenal pula sebagai anafilaksis, reaksi yang tergolong sebagai kondisi medis darurat ini dapat terjadi di mana saja dalam hitungan detik hingga menit setelah Anda terkena alergen.
Gejala alergi pada anafilaksis bisa menyebabkan syok hingga kematian bila tidak segera ditangani.
Reaksi anafilaksis dapat memengaruhi banyak sistem tubuh secara bersamaan. Berikut adalah gejala yang paling umum.
Pasien harus segera ditangani dalam waktu 30 – 60 menit karena reaksi yang terjadi bisa berakibat fatal.
Gejala anafilaksis dapat muncul tiba-tiba dan bertambah parah dengan sangat cepat.
Segera telepon ambulan di nomor 119 bila menunjukkan tanda-tanda berikut.
Ketika terpapar zat-zat asing, sistem imun membentuk antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit atau kerusakan.
Respons ini sebetulnya bermanfaat bila zat asing memang berbahaya, seperti virus atau parasit.
Namun, terkadang sistem imun justru bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya, seperti kacang atau serbuk sari.
Tidak hanya gatal, reaksi alergi parah bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis tiba-tiba sehingga menyebabkan syok dan hilangnya kesadaran.
Tidak hanya itu, reaksi anafilaksis juga bisa menyebabkan saluran pernapasan bengkak. Ini akhirnya dapat membuat Anda kesulitan saat bernapas.
Ada banyak alergen yang dapat memicu syok anafilaksis, apa saja?
Alergen pemicu syok anafilaksis yang lebih jarang meliputi hal-hal berikut.
Berikut sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko Anda mengalami syok anafilaksis.
Anafilaksis bisa picu kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Kesulitan bernapas membuat oksigen di tubuh berkurang. Selain itu, tekanan jantung yang sangat rendah bisa menyebabkan kerusakan organ.
Komplikasi juga bisa muncul akibat overdosis epinefrin. Hal ini memicu komplikasi penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi serta detak jantung sangat cepat dan tak beraturan.
Dokter mungkin menanyakan jenis-jenis alergi yang dimiliki dan mengecek apakah tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu, obat-obatan, lateks, sengatan, dan serangga.
Dokter juga bisa melakukan tes darah untuk mengecek kadar enzim tripase. Enzim ini meningkat hingga tiga jam setelah anafilaksis.
Untuk mencari kemungkinan pemicu anafilaksis, dokter biasanya melakukan tes kulit atau darah.
Anafilaksis perlu segera ditangani dengan langkah pertolongan pertama dan pengobatan dari dokter.
Berikut cara pemberian pertolongan pertama saat alergi bila syok anafilaksis.
Berikut obat alergi dan lainnya yang mungkin diberikan dokter untuk anafilaksis.
Cara terbaik untuk mencegah anafilaksis adalah dengan mencegah alergi, yakni menjauhi alergen.
Anda dapat mengetahuinya dengan tes alergi sederhana berupa tes tusuk kulit (skin prick test), tes tempel kulit (patch test), ataupun tes darah.
Anda juga perlu memberitahu orang-orang terdekat bahwa Anda berisiko mengalami reaksi alergi parah.
Berikan panduan tentang apa yang harus mereka lakukan bila Anda menderita syok anafilaksis.
Dengan cara ini, orang-orang di sekitar Anda akan lebih waspada dan membantu Anda menghindari berbagai pemicu alergi yang tidak terduga.
Hal ini sangat berguna, terutama ketika Anda sedang bepergian atau makan di luar rumah.
Syok anafilaksis merupakan reaksi alergi parah yang bisa membahayakan jiwa. Kondisi ini dapat terjadi di mana saja sehingga penderitanya harus waspada.
Kendati demikian, Anda tetap bisa menikmati kegiatan sehari-hari asalkan menghindari berbagai alergen dan menyiapkan suntikan epinefrin.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar