backup og meta

7 Manfaat Minyak Wijen untuk Kesehatan dan Kecantikan

7 Manfaat Minyak Wijen untuk Kesehatan dan Kecantikan

Anda mungkin sering menjumpai makanan dengan taburan biji wijen. Namun, pernahkah Anda memasak dengan minyak dari biji wijen? Selain bisa menjadi minyak yang sehat untuk memasak, minyak wijen kabarnya mempunyai sederet manfaat.

Kandungan gizi minyak wijen

Minyak wijen adalah minyak yang dibuat dari ekstrak biji wijen. Minyak ini memiliki rasa khas yang tidak jauh berbeda dengan bahan bakunya. Selain rasa, kandungan gizinya pun sama beragam dan didominasi oleh lemak tak jenuh yang menyehatkan.

Satu sendok makan minyak wijen sebanyak 10 gram dapat memberikan tubuh manfaat dari gizi berikut.

  • Energi: 88 kkal
  • Protein: 0,02 gram
  • Lemak: 10 gram
  • Tiamin (vitamin B1): 0,001 miligram
  • Riboflavin (vitamin B2): 0,007 miligram
  • Niasin (vitamin B3): 0,01 miligram
  • Kalsium: 1 miligram
  • Fosfor: 0,5 miligram
  • Zat besi: 0,01 miligram
  • Natrium: 0,2 miligram
  • Kalium: 2 miligram

Selain zat gizi makro dan mikro tersebut, minyak wijen juga kaya akan zat antioksidan, antimikroba, dan antiradang. Dari sekian banyak antioksidan dalam minyak beraroma khas ini, dua jenis antioksidan yang paling kuat yakni sesamol dan sesaminol.

Manfaat minyak wijen bagi kesehatan dan kecantikan

kesehatan jantung

Sejak dahulu, banyak orang telah memanfaatkan minyak wijen sebagai bahan alternatif untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Berikut sejumlah khasiat minyak wijen yang telah terbukti secara ilmiah.

1. Mengurangi risiko penyakit jantung

Minyak wijen memang mengandung banyak lemak, tapi sebanyak 82% kandungan lemaknya merupakan lemak tak jenuh. Jenis lemak ini dapat menurunkan kolesterol LDL (low-density lipoprotein) dan trigliserida sehingga menyehatkan bagi jantung.

Sebuah penelitian pada 2013 bahkan menunjukkan bahwa efek minyak wijen dalam menurunkan kolesterol lebih ampuh dibandingkan minyak zaitun. Pada studi terhadap hewan, pemberian minyak wijen dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Membantu mengontrol gula darah

Minyak wijen membantu mengontrol gula darah sehingga memberikan manfaat bagi penderita diabetes. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian terbitan Journal of the American College of Nutrition yang melibatkan 46 orang penderita diabetes tipe 2.

Konsumsi minyak wijen selama 90 hari terbukti menurunkan kadar gula darah puasa dan hemoglobin A1c (HbA1c). Penurunan HbA1c menandakan bahwa kadar gula darah telah menurun dan menjadi lebih terkontrol dalam jangka waktu yang lama.

3. Meredakan nyeri secara alami

Masyarakat Taiwan kuno telah sejak dulu menggunakan minyak wijen sebagai pereda nyeri alami. Zat antiinflamasi pada minyak ini rupanya mampu meredakan peradangan penyebab nyeri sendi, sakit gigi, hingga nyeri haid.  

Studi terhadap hewan menunjukkan bahwa minyak ini menghambat produksi zat yang menjadi tanda peradangan pada tubuh. Manfaat minyak wijen yang ini memang menjanjikan, tetapi para ahli perlu melakukan kajian lebih lanjut pada manusia.

4. Membantu meredakan gejala artritis

Arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada persendian. Penyakit ini dapat menimbulkan nyeri yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Minyak wijen mungkin bisa mengatasi gejala ini berkat zat antiinflamasi dan antioksidan di dalamnya.

Zat antiinflamasi pada minyak wijen dapat membantu meredakan peradangan yang menjadi penyebab nyeri sendi. Sementara itu, antioksidan melindungi jaringan sendi dari kerusakan akibat radikal bebas di lingkungan.

5 Jenis Minyak yang Sebaiknya Tidak Digunakan untuk Memasak

5. Mempercepat penyembuhan luka

Selain dipakai untuk memasak, Anda juga bisa memperoleh manfaat minyak wijen dengan cara dioleskan pada kulit. Beberapa ahli meyakini bahwa minyak ini memiliki zat yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka.

Mereka menemukan kaitan antara penggunaan minyak wijen pada kulit dan kadar kolagen yang lebih tinggi pada jaringan luka. Khasiat ini mungkin berasal dari zat antioksidan dan antiinflamasi yang berperan penting dalam pemulihan jaringan kulit.

6. Melindungi kulit dari dampak sinar matahari

Sifat antioksidan pada minyak wijen mungkin juga dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar ultraviolet. Minyak ini bahkan bisa menangkal hingga 30% sinar ultraviolet, lebih tinggi dari minyak kelapa atau minyak zaitun yang hanya sebanyak 20 persen.

Berkat khasiat itu, minyak wijen mungkin bisa menjadi alternatif produk tabir surya yang ada di pasaran. Namun, perlu diingat bahwa para ahli belum mengetahui seberapa lama minyak ini mampu menghalau teriknya sinar UV.

7. Menyehatkan rambut

Minyak wijen tidak hanya memberikan manfaat bagi kulit, tapi juga rambut. Kandungan antioksidan sesamin dan vitamin E pada minyak ini membantu menyehatkan batang rambut sehingga membuatnya lebih kuat dan tampak berkilau.

Anda bisa memperoleh manfaat ini dengan mengoleskan minyak wijen pada rambut dalam kondisi lembap setelah keramas. Oleskan secukupnya dan jangan berlebihan agar rambut Anda tidak tampak lepek.

Minyak wijen memiliki sejumlah khasiat bagi jantung, jaringan tubuh, hingga kulit dan rambut. Meski beberapa penelitian terkait khasiat ini masih terbatas pada hewan, kandungan gizi di dalamnya tetaplah berguna bagi kesehatan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Data Komposisi Pangan Indonesia (Minyak wijen). (2018). Retrieved 22 March 2021, from https://www.panganku.org/id-ID/view

Oil, sesame, salad or cooking. (2019). Retrieved 22 March 2021, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171016/nutrients

Understanding the unsaturated fats. (2015). Retrieved 22 March 2021, from https://www.health.harvard.edu/heart-health/understanding-the-unsaturated-fats

Namayandeh, S. M., Kaseb, F., & Lesan, S. (2013). Olive and sesame oil effect on lipid profile in hypercholesterolemic patients, which better?. International journal of preventive medicine, 4(9), 1059–1062.

Aslam, F., Iqbal, S., Nasir, M., & Anjum, A. A. (2019). White Sesame Seed Oil Mitigates Blood Glucose Level, Reduces Oxidative Stress, and Improves Biomarkers of Hepatic and Renal Function in Participants with Type 2 Diabetes Mellitus. Journal of the American College of Nutrition, 38(3), 235–246. https://doi.org/10.1080/07315724.2018.1500183

Selvarajan, K., Narasimhulu, C. A., Bapputty, R., & Parthasarathy, S. (2015). Anti-inflammatory and antioxidant activities of the nonlipid (aqueous) components of sesame oil: potential use in atherosclerosis. Journal of medicinal food, 18(4), 393–402. https://doi.org/10.1089/jmf.2014.0139

Takemoto, D., Yasutake, Y., Tomimori, N., Ono, Y., Shibata, H., & Hayashi, J. (2015). Sesame Lignans and Vitamin E Supplementation Improve Subjective Statuses and Anti-Oxidative Capacity in Healthy Humans With Feelings of Daily Fatigue. Global journal of health science, 7(6), 1–10. https://doi.org/10.5539/gjhs.v7n6p1

Bigdeli Shamloo, M. B., Nasiri, M., Dabirian, A., Bakhtiyari, A., Mojab, F., & Alavi Majd, H. (2015). The Effects of Topical Sesame (Sesamum indicum) Oil on Pain Severity and Amount of Received Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs in Patients With Upper or Lower Extremities Trauma. Anesthesiology and pain medicine, 5(3), e25085. https://doi.org/10.5812/aapm.25085v2

Hsu, D. Z., Chu, P. Y., & Jou, I. M. (2016). Enteral sesame oil therapeutically relieves disease severity in rat experimental osteoarthritis. Food & nutrition research, 60, 29807. https://doi.org/10.3402/fnr.v60.29807

Korać, R. R., & Khambholja, K. M. (2011). Potential of herbs in skin protection from ultraviolet radiation. Pharmacognosy reviews, 5(10), 164–173. https://doi.org/10.4103/0973-7847.91114

Versi Terbaru

25/06/2021

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Seberapa Ampuh Minyak Zaitun untuk Mengobati Jerawat?

Manfaat Minyak Calendula untuk Kulit yang Belum Banyak Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 25/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan