Mungkin Anda pernah merasa otot tiba-tiba lemah, sulit digerakkan, atau muncul ruam aneh di kulit tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini bisa saja bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan gejala dari penyakit yang disebut myositis. Sebenarnya, apa itu myositis? Ketahui info selengkapnya pada ulasan berikut.
Jenis-jenis myositis
Myositis (miositis) adalah salah satu jenis peradangan pada otot gerak manusia. Pada kondisi ini, peradangan merusak serat-serat yang terdapat pada otot tubuh.
Hal ini menyebabkan otot melemah dan kemampuannya untuk berkontraksi terganggu.
Myositis terbagi ke dalam beberapa jenis. Umumnya, terdapat lima jenis peradangan pada otot. Berikut penjelasannya.
1. Dermatomyositis
Dermatomyositis adalah jenis peradangan otot yang paling mudah dikenali karena gejalanya yang berupa ruam berbentuk seperti bunga dan berwarna merah keunguan.
Menurut The Myositis Association, jenis yang satu ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria. Namun, kondisi ini bisa terjadi pada kelompok usia mana pun.
2. Polymyositis
Polymyositis biasanya terjadi pada otot yang berada terdekat dengan batang tubuh.
Kondisi ini umumnya berkaitan dengan adanya masalah pada sistem imun tubuh penderitanya.
3. Inclusion-body myositis
Sedikit berbeda dengan jenis lainnya, peradangan otot tipe ini lebih sering terjadi pada pasien berjenis kelamin pria daripada wanita.
Selain itu, tipe ini biasanya terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini umumnya menyerang otot yang lebih kecil dan cenderung memengaruhi salah satu sisi tubuh saja.
Meskipun belum dapat dikonfirmasi, radang otot jenis ini mungkin berhubungan dengan masalah genetik.
4. Juvenile myositis
Pada jenis ini, pasien berusia 18 tahun ke bawah lebih banyak mengalaminya.
Selain itu, kemungkinan kejadiannya pada anak perempuan dua kali lebih besar daripada anak laki-laki.
5. Toxic myositis
Para ahli menduga radang otot jenis ini berhubungan dengan konsumsi obat-obatan tertentu serta penggunaan obat terlarang seperti kokain.
Tanda dan gejala myositis

Tanda-tanda dan gejala umum dari miositis adalah kelemahan otot. Kelemahan dapat terdeteksi dengan pengujian.
Namun, tidak semua penderita penyakit ini sudah pasti mengalami kelemahan otot. Gejala-gejala yang paling umum muncul pada kondisi peradangan otot meliputi:
- ruam,
- kelelahan,
- penebalan kulit tangan,
- kesulitan menelan, dan
- kesulitan bernapas.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala-gejala yang muncul berdasarkan jenisnya.
1. Dermatomyositis
Pada jenis radang otot ini, penderita umumnya memiliki ruam pada kelopak mata, wajah, dada, leher, dan punggung.
Selain itu, terdapat pula ruam pada buku-buku jari, siku, lutut, dan jari kaki. Gejala-gejala lain dari dermatomyositis meliputi berikut ini.
- Kulit bersisik, kasar, dan mengelupas.
- Benjolan pada buku-buku jari, suku, dan lutut, yang disertai dengan sisik.
- Kesulitan bangun dari posisi duduk.
- Kelelahan.
- Lemah di bagian leher, pinggang, punggung, dan otot bahu.
- Nyeri otot (myalgia).
- Kesulitan menelan.
- Suara menjadi serak.
- Benjolan di dalam kulit akibat pengerasan kalsium.
- Radang sendi.
- Kuku terlihat tidak normal.
- Berat badan berkurang.
- Detak jantung tak beraturan.
- Tukak lambung.
2. Polymyositis
Penderita polymyositis umumnya merasakan gejala-gejala berikut.
- Lemah otot (atrofi otot).
- Nyeri otot.
- Kesulitan menelan.
- Sering terjatuh.
- Susah bangkit dari posisi duduk.
- Batuk kering kronis.
- Penebalan kulit pada tangan.
- Demam.
- Kesulitan bernapas.
- Berat badan menurun.
- Suara serak.
3. Inclusion-body myositis
Jika Anda menderita radang otot jenis ini, Anda mungkin akan merasakan berbagai gejala berikut.
- Kesulitan berjalan.
- Kehilangan keseimbangan.
- Sering terjatuh.
- Susah bangun dari posisi duduk.
- Tangan sulit menggenggam.
- Nyeri dan lemah otot.
- Refleks otot berkurang.
4. Juvenile
Gejala dari kondisi ini tidak jauh berbeda dengan jenis peradangan otot lainnya, seperti berikut ini.
- Ruam pada kelopak mata atau persendian.
- Kelelahan.
- Rewel dan mudah marah.
- Sakit perut.
- Kesulitan dalam bergerak sehari-hari.
- Kesulitan menengadah atau mengangkat kepala.
- Bengkak dan kemerahan pada kulit sekitar kuku tangan.
- Sulit menelan.
- Nyeri dan lemah otot.
- Demam.
Orang dengan penyakit ini biasanya mengalami gejala dari infeksi virus, seperti hidung beringus, demam, batuk, radang tenggorokan atau mual, dan diare.
Namun gejala dari infeksi virus dapat hilang beberapa hari atau minggu sebelum gejala myositis muncul.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala gangguan muskuloskeletal di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah kepada dokter Anda.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.
Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter atau pusat layanan medis terdekat.
Penyebab myositis

Penyakit ini umumnya terjadi karena kondisi apa pun yang menyebabkan peradangan pada otot. Anda bisa menggolongkan penyebab dari penyakit ini ke dalam kategori berikut.
1. Kondisi peradangan
Kondisi yang menyebabkan peradangan pada tubuh dapat memengaruhi otot.
Banyak dari penyebab ini merupakan gangguan autoimun, yaitu saat tubuh menyerang jaringannya sendiri.
Kondisi peradangan yang berpotensi menyebabkan masalah serius pada otot meliputi:
- dermatomyositis,
- polymyositis, dan
- inclusion body myositis
Kondisi peradangan lain cenderung menyebabkan jenis radang otot yang lebih ringan, seperti:
Kondisi peradangan sering kali merupakan penyebab yang paling serius serta memerlukan perawatan jangka panjang.
2. Infeksi
Infeksi virus adalah infeksi paling umum yang menyebabkan penyakit ini. Meskipun jarang terjadi, bakteri, jamur dan organisme lain juga dapat menyebabkan radang otot.
Virus atau bakteri dapat langsung menginvasi jaringan otot atau menghasilkan zat yang merusak jaringan otot.
Virus demam dan flu, serta HIV, adalah beberapa virus yang dapat menyebabkan infeksi otot ini terjadi.
3. Obat-obatan
Banyak obat yang dapat menyebabkan kerusakan otot sementara. Karena peradangan pada otot sering kali tidak teridentifikasi, masalah otot dapat juga diidentifikasi sebagai myopathy.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan peradangan otot meliputi berikut ini.
- Statin
- Colchicine
- Omeprazole (Prilosec)
- Adalimumab (Humira)
- Plaquenil (hydroxychloroquine)
- Alpha-interferon
- Toluene
- Kokain
- Alkohol
Myopathy dapat terjadi setelah memulai pengobatan, atau setelah beberapa bulan atau tahun setelah pengobatan. Kadang kondisi tersebut terjadi karena interaksi dua obat berbeda.
4. Cedera
Olahraga berat dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, atau kelemahan otot selama beberapa jam atau hari setelah olahraga.
Gejala radang otot setelah olahraga atau cedera hampir selalu pulih dengan sempurna setelah istirahat dan masa pemulihan yang cukup.
5. Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis muncul saat otot rusak. Nyeri, kelemahan, dan pembengkakan otot adalah gejala dari rhabdomyolysis.
Pada saat itu, urine juga dapat berubah warna menjadi cokelat gelap atau merah.
Faktor risiko myositis

Ada banyak faktor risiko untuk penyakit ini, yaitu sebagai berikut.
1. Pertambahan usia
Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada pasien dari kelompok usia berapa saja, angka kejadiannya paling banyak terjadi pada orang dewasa berusia 45—60 tahun.
2. Jenis kelamin tertentu
Kecuali pada jenis inclusion body, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin wanita daripada pria. Oleh sebab itu, wanita memiliki peluang lebih besar daripada pria untuk terkena penyakit ini.
3. Kelainan genetik
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa polymyositis dan dermatomyositis memiliki kaitan dengan masalah genetik, yaitu kelainan pada gen HLADRB1* 0301 dan DQA1*0501.
Kondisi ini bisa jadi merupakan bawaan lahir, atau terjadi mutasi gen pada satu waktu dalam hidup si penderita.
4. Faktor lingkungan
Sering terpapar sinar UV dari matahari juga meningkatkan risiko Anda untuk menderita polymyositis dan dermatomyositis.
5. Penderita penyakit autoimun
Apabila Anda menderita penyakit yang mengganggu sistem imun tubuh Anda, seperti arthritis atau lupus, Anda memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena penyakit ini.
Diagnosis myositis
Dokter dapat menduga adanya penyakit ini berdasarkan gejala-gejala utama dari penyakit tersebut. Tes untuk mendiagnosis penyakit ini meliputi berikut ini.
1. Tes darah
Kadar tinggi dari enzim otot, seperti kreatin kinasi, dapat menjadi tanda terjadinya peradangan otot.
Tes darah lainnya melihat antibodi abnormal yang dapat mengidentifikasi kondisi autoimun.
2. MRI
MRI yang menggunakan magnet berkekuatan tinggi dan komputer dapat menghasilkan gambar dari otot.
Tes MRI dapat membantu mengidentifikasi area otot yang terdampak dan perubahan pada otot sepanjang waktu.
3. EMG
Dengan memasukkan jarum elektroda pada otot, dokter dapat menguji respons otot terhadap sinyal saraf elektrik.
EMG dapat mengidentifikasi otot yang lemah atau rusak akibat peradangan.
4. Biopsi otot
Ini merupakan tes yang paling akurat untuk mendiagnosis penyakit ini.
Dokter mengidentifikasi otot yang lemah, membuat sayatan kecil dan mengambil sampel kecil dari jaringan otot untuk diuji.
Pengobatan myositis

Perawatan peradangan otot bervariasi tergantung dari penyebabnya.
Kondisi peradangan yang menyebabkan penyakit ini memerlukan perawatan dengan obat penekan sistem imun, seperti:
- Prednisone,
- Azathioprine (Imuran), atau
- Methotrexate.
Radang otot yang terjadi karena infeksi virus biasanya tidak membutuhkan perawatan spesifik.
Sementara, peradangan otot yang terjadi akibat infeksi bakteri jarang terjadi dan biasanya memerlukan antibiotik untuk mencegah kondisi yang berbahaya menyebar.
Walau rhabdomyolysis jarang terjadi karena radang otot, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen.
Orang dengan rhabdomyolysis memerlukan rawat inap untuk mendapatkan infus dalam jumlah yang banyak.
Peradangan pada otot yang terkait obat dapat diatasi dengan menghentikan pengobatan.
Pada kasus yang disebabkan oleh obat statin, peradangan otot biasanya akan membaik dalam beberapa minggu setelah menghentikan pengobatan.
Pengobatan di rumah untuk myositis
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi radang otot.
- Olahraga adalah bagian penting dari perawatan untuk radang otot. Penting untuk menjaga otot tetap sehat, kuat. dan fleksibel.
- Terapi fisik dapat membantu mencegah atrofi otot dan mengembalikan kekuatan dan pergerakan otot.
- Dokter juga dapat menyarankan suplemen yang membantu mendukung kekuatan otot.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Myositis adalah peradangan pada otot yang dapat melemahkan dan mengganggu kontraksi otot.
- Ada lima jenis utama myositis, yaitu dermatomyositis, polymyositis, inclusion-body myositis, juvenile myositis, dan toxic myositis.
- Gejala umum meliputi kelemahan otot, ruam, kelelahan, kesulitan menelan, dan masalah pernapasan, dengan variasi gejala sesuai jenisnya.
- Penyebabnya dapat berasal dari kondisi peradangan autoimun, infeksi, obat-obatan, cedera, atau rhabdomyolysis.
- Pengobatan diberikan berdasarkan penyebabnya, yang bisa berupa obat penekan sistem imun hingga antibiotik.
[embed-health-tool-bmi]