backup og meta

Myositis

Myositis

Definisi myositis

Apa itu myositis?

Myositis adalah salah satu jenis peradangan pada otot gerak manusia. Pada kondisi ini, peradangan merusak serat-serat yang terdapat pada otot tubuh. Hal ini menyebabkan otot melemah dan kemampuannya untuk berkontraksi terganggu.

Umumnya, kondisi ini menyebabkan nyeri otot, otot terasa lunak, dan tubuh melemah. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bersifat jangka pendek dan dapat menghilang setelah beberapa hari atau minggu.

Namun, tidak jarang myositis menjadi kondisi kronis (jangka panjang) yang memengaruhi sistem gerak. Peradangan otot yang kronis dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti atrofi otot (otot menyusut), bahkan kecacatan yang parah.

Seberapa umumkah myositis?

Myositis merupakan kondisi yang sangat umum terjadi. Pada jenis-jenis tertentu, seperti polymyositis dan dermatomyositis, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan daripada pria (rasio 2:1).

Selain itu, meskipun penyakit ini dapat terjadi pada pasien usia berapa pun, jenis polymyositis biasanya terjadi pada pasien berusia 20 tahun ke atas, terutama yang berusia antara 45 hingga 60 tahun.

Sementara, jenis dermatomyositis banyak terjadi pada anak-anak berusia 5-14 tahun. Pada kasus peradangan otot jenis inclusion body, sebanyak 80% pasiennya berusia 50 tahun ke atas.

Anda bisa mengendalikan dan mengatasi penyakit ini dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.

Jenis-jenis myositis

Apa saja jenis-jenis dari penyakit ini?

Myositis terbagi ke dalam beberapa jenis. Umumnya, terdapat 5 jenis peradangan pada otot. Berikut penjelasannya:

1. Dermatomyositis

Dermatomyositis adalah jenis peradangan otot yang paling mudah dikenali karena gejalanya yang berupa ruam berbentuk seperti bunga dan berwarna merah keunguan.

Menurut The Myositis Association, jenis yang satu ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria. Namun, kondisi ini bisa terjadi pada kelompok usia mana pun.

2. Polymyositis

Polymyositis biasanya terjadi pada otot yang berada terdekat dengan batang tubuh. Kondisi ini umumnya berkaitan dengan adanya masalah pada sistem imun tubuh penderitanya.

3. Inclusion-body myositis

Sedikit berbeda dengan jenis lainnya, peradangan otot tipe ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria daripada dengan wanita. Selain itu, tipe ini biasanya terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun.

Penyakit ini umumnya menyerang otot yang lebih kecil dan cenderung memengaruhi salah satu sisi tubuh saja. Meskipun belum dapat dikonfirmasi, radang otot jenis ini mungkin berhubungan dengan masalah genetik.

4. Juvenile myositis

Pada jenis ini, pasien berusia 18 tahun ke bawah lebih banyak mengalaminya. Selain itu, kemungkinan kejadiannya pada anak perempuan dua kali lebih besar daripada anak laki-laki.

5. Toxic myositis

Para ahli menduga radang otot jenis ini berhubungan dengan konsumsi obat-obatan tertentu, serta penggunaan obat terlarang seperti kokain.

Tanda & gejala myositis

Tanda-tanda dan gejala umum dari myositis adalah kelemahan otot. Kelemahan dapat terdeteksi dengan pengujian. Namun, tidak semua penderita penyakit ini sudah pasti mengalami kelemahan otot.

Gejala-gejala yang paling umum muncul pada kondisi peradangan otot meliputi:

  • Ruam.
  • Kelelahan.
  • Penebalan kulit tangan.
  • Kesulitan menelan.
  • Kesulitan bernapas.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala-gejala yang muncul berdasarkan jenisnya:

1. Dermatomyositis

Pada jenis radang otot ini, penderita umumnya memiliki ruam pada kelopak mata, wajah, dada, leher, dan punggung. Selain itu, terdapat pula ruam pada buku-buku jari, siku, lutut, dan jari kaki.

Gejala-gejala lain dari dermatomyositis meliputi:

  • Kulit bersisik, kasar, dan mengelupas.
  • Benjolan pada buku-buku jari, suku, dan lutut, yang disertai dengan sisik.
  • Kesulitan bangun dari posisi duduk.
  • Kelelahan.
  • Lemah di bagian leher, pinggang, punggung, dan otot bahu.
  • Kesulitan menelan.
  • Suara menjadi serak.
  • Benjolan di dalam kulit, akibat pengerasan kalsium.
  • Nyeri otot (myalgia).
  • Radang sendi.
  • Kuku terlihat tidak normal.
  • Berat badan berkurang.
  • Detak jantung tak beraturan.
  • Tukak lambung.

2. Polymyositis

Penderita polymyositis umumnya merasakan gejala-gejala berikut:

  • Lemah otot (atrofi otot).
  • Nyeri otot.
  • Kesulitan menelan.
  • Sering terjatuh.
  • Susah bangkit dari posisi duduk.
  • Batuk kering kronis.
  • Penebalan kulit pada tangan.
  • Demam.
  • Kesulitan bernapas.
  • Berat badan menurun.
  • Suara serak.

3. Inclusion-body myositis

Jika Anda menderita radang otot jenis ini, Anda mungkin akan merasakan:

  • Kesulitan berjalan.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Sering terjatuh.
  • Susah bangun dari posisi duduk.
  • Tangan sulit menggenggam.
  • Nyeri dan lemah otot.
  • Refleks otot berkurang.

4. Juvenile

Gejala dari kondisi ini tidak jauh berbeda dengan jenis peradangan otot lainnya, seperti:

  • Ruam pada kelopak mata atau persendian.
  • Kelelahan.
  • Rewel dan mudah marah.
  • Sakit perut.
  • Kesulitan dalam bergerak sehari-hari.
  • Kesulitan menengadah atau mengangkat kepala.
  • Bengkak dan kemerahan pada kulit sekitar kuku tangan.
  • Sulit menelan.
  • Nyeri dan lemah otot.
  • Demam.

Orang dengan penyakit ini biasanya mengalami gejala dari infeksi virus, seperti hidung beringus, demam, batuk, radang tenggorokan atau mual dan diare.

Namun gejala dari infeksi virus dapat hilang beberapa hari atau beberapa minggu sebelum gejala myositis muncul.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter atau pusat layanan medis terdekat.

Penyebab myositis

Penyakit ini umumnya terjadi karena kondisi apa pun yang menyebabkan peradangan pada otot. Anda bisa menggolongkan penyebab dari penyakit ini ke dalam kategori berikut:

1. Kondisi peradangan

Kondisi yang menyebabkan peradangan pada tubuh dapat mempengaruhi otot. Banyak dari penyebab ini merupakan gangguan autoimun, yaitu saat tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Kondisi peradangan yang berpotensi menyebabkan masalah serius pada otot meliputi:

  • Dermatomyositis
  • Polymyositis
  • Inclusion body myositis

Kondisi peradangan lain cenderung menyebabkan jenis radang otot yang lebih ringan, seperti:

Kondisi peradangan sering kali merupakan penyebab yang paling serius, serta memerlukan perawatan jangka panjang.

2. Infeksi

Infeksi virus adalah infeksi paling umum yang menyebabkan penyakit ini. Meskipun jarang terjadi, bakteri, jamur dan organisme lain juga dapat menyebabkan radang otot.

Virus atau bakteri dapat langsung menginvasi jaringan otot, atau menghasilkan zat yang merusak jaringan otot. Virus demam dan flu, serta HIV, adalah beberapa virus yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi.

3. Obat-obatan

Banyak obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan otot sementara. Karena peradangan pada otot sering kali tidak teridentifikasi, masalah otot dapat juga diidentifikasi sebagai myopathy. Obat-obatan yang dapat menyebabkan peradangan otot atau myopathy meliputi:

  • Statin
  • Colchicine
  • Omeprazole (Prilosec)
  • Adalimumab (Humira)
  • Plaquenil (hydroxychloroquine)
  • Alpha-interferon
  • Toluene
  • Kokain
  • Alkohol

Myopathy dapat terjadi setelah memulai pengobatan, atau setelah beberapa bulan atau tahun setelah pengobatan. Kadang kondisi tersebut terjadi karena interaksi dua obat berbeda.

4. Cedera

Olahraga berat dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan atau kelemahan otot selama beberapa jam atau hari setelah olahraga. Gejala radang otot setelah olahraga atau cedera hampir selalu pulih dengan sempurna setelah istirahat dan masa pemulihan yang cukup.

5. Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis muncul saat otot rusak. Nyeri, kelemahan, dan pembengkakan otot adalah gejala dari rhabdomyolysis. Pada saat itu, urine juga dapat berubah warna menjadi cokelat gelap atau merah.

Faktor risiko myositis

Ada banyak faktor risiko untuk penyakit ini, yaitu:

1. Pertambahan usia

Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada pasien dari kelompok usia berapa saja, angka kejadiannya paling banyak terjadi pada orang dewasa berusia 45-60 tahun.

2. Jenis kelamin tertentu

Kecuali pada jenis inclusion body, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin wanita daripada pria. Oleh sebab itu, wanita memiliki peluang lebih besar daripada pria untuk terkena penyakit ini.

3. Kelainan genetik

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa polymyositis dan dermatomyositis memiliki kaitan dengan masalah genetik, yaitu kelainan pada gen HLADRB1* 0301 dan DQA1*0501.

Kondisi ini bisa jadi merupakan bawaan lahir, atau terjadi mutasi gen pada satu waktu dalam hidup si penderita.

4. Faktor lingkungan

Sering terpapar sinar UV dari matahari juga meningkatkan risiko Anda untuk menderita polymyositis dan dermatomyositis.

5. Penderita penyakit autoimun

Apabila Anda menderita penyakit yang mengganggu sistem imun tubuh Anda, seperti arthritis atau lupus, Anda memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena penyakit ini.

Diagnosis & pengobatan myositis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Dokter dapat menduga adanya penyakit ini berdasarkan gejala-gejala utama dari penyakit tersebut. Tes untuk mendiagnosis penyakit ini meliputi:

1. Tes darah

Kadar tinggi dari enzim otot, seperti kreatin kinasi, dapat menjadi tanda terjadinya peradangan otot. Tes darah lainnya melihat antibodi abnormal yang dapat mengidentifikasi kondisi autoimun.

2. Scan MRI

Scanner yang menggunakan magnet berkekuatan tinggi dan komputer yang menghasilkan gambar dari otot. Scan MRI dapat membantu mengidentifikasi area otot yang terdampak dan perubahan pada otot sepanjang waktu.

3. EMG

Dengan memasukkan jarum elektroda pada otot, dokter dapat menguji respons otot terhadap sinyal saraf elektrik. EMG dapat mengidentifikasi otot yang lemah atau rusak akibat peradangan.

4. Biopsi otot

Hal ini merupakan tes yang paling akurat untuk mendiagnosis penyakit ini. Dokter mengidentifikasi otot yang lemah, membuat sayatan kecil dan mengambil sampel kecil dari jaringan otot untuk diuji.

Bagaimana myositis ditangani?

Perawatan peradangan otot bervariasi tergantung dari penyebabnya. Kondisi peradangan yang menyebabkan penyakit ini memerlukan perawatan dengan obat penekan sistem imun, seperti:

Radang otot yang terjadi karena infeksi virus biasanya tidak membutuhkan perawatan spesifik.  Sementara, peradangan otot yang terjadi akibat infeksi bakteri jarang terjadi dan biasanya memerlukan antibiotik untuk mencegah kondisi yang berbahaya menyebar.

Walau rhabdomyolysis jarang terjadi karena radang otot, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Orang dengan rhabdomyolysis memerlukan rawat inap untuk mendapatkan infus dalam jumlah yang banyak.

Peradangan pada otot yang terkait obat dapat diatasi dengan menghentikan pengobatan. Pada kasus yang disebabkan oleh obat statin, peradangan otot biasanya akan membaik dalam beberapa minggu setelah menghentikan pengobatan.

Pengobatan di rumah untuk myositis

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi radang otot:

  • Olahraga adalah bagian penting dari perawatan untuk radang otot. Penting untuk menjaga otot tetap kuat dan fleksibel.
  • Terapi fisik dapat membantu mencegah atrofi otot dan mengembalikan kekuatan dan pergerakan otot. Dokter juga dapat menyarankan suplemen yang membantu mendukung kekuatan otot.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Myositis (polymyositis and dermatomyositis). Retrieved 5 May 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/myositis/

Myositis. Retrieved 5 May 2021, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/myositis-a-to-z

Myositis. Retrieved 5 May 2021, from https://www.versusarthritis.org/about-arthritis/conditions/myositis/

Myositis. Retrieved 5 May 2021, from https://www.arthritis.org/about-arthritis/types/myositis/

Myositis. Retrieved 5 May 2021, from https://medlineplus.gov/myositis.html#cat95

Types of Myositis. Retrieved 5 May 2021, from https://www.myositis.org/about-myositis/types-of-myositis/

Versi Terbaru

23/08/2021

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

5 Cara Menjaga Kesehatan Otot untuk Hindari Nyeri dan Pegal

Kenali Penyebab yang Mungkin Membuat Anda Mengalami Kram Otot


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 23/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan