Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi mampu mencegah 2-3 juta kematian anak setiap tahun. Proses imunisasi pada anak sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Simak jadwal imunisasi bayi dan anak berdasarkan anjuran IDAI.
Vaksin adalah alat atau produk yang menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Pemberian imunisasi secara teratur dapat berdampak positif pada anak untuk memaksimalkan kekebalan tubuhnya.
Selain melakukan imunisasi booster, penting untuk memaksimalkan kekebalan tubuh si Kecil melalui nutrisi yang tepat, terlebih bila riwayat kelahiran si Kecil melalui c-section.
Pada anak yang dilahirkan secara spontan atau normal, umumnya Ia akan mendapatkan kekebalan tubuh alami dari ibunya berupa probiotik yang ada di jalur lahir.
Sementara itu, si Kecil yang lahir secara caesar melewatkan bakteri baik yang ada di jalur lahir yang penting untuk imunitasnya sehingga Ia cenderung lebih rentan sakit .
Nah, Anda bisa memperkuat sistem imun si Kecil yang lahir caesar dengan memberikan nutrisi yang mengandung synbiotic.
Synbiotic merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik . Kandungan ini terbukti klinis dapat meningkatkan sistem imun si Kecil yang lahir melalui proses operasi caesar.
Untuk memastikan kesehatan si Kecil lebih optimal, selain asupan nutrisi, penting juga bagi orang tua untuk mengikuti jadwal imunisasi yang tepat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah memperbarui jadwal imunisasi anak umur 0-18 tahun pada 2023.
Jadwal ini bertujuan untuk memudahkan orangtua dan dokter untuk mengetahui waktu pemberian imunisasi yang tepat sesuai usia si Kecil.
Berikut tabel jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI tahun 2023.
Berdasarkan anjuran IDAI terbaru, berikut daftar urutan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-9 bulan.
- Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam): imunisasi hepatitis B (HB-1).
- Usia 0-1 bulan: Polio 0 dan BCG.
- Usia 2 bulan: DP-HiB 1, polio 1, hepatitis B 2, rotavirus, PCV.
- Usia 3 bulan: DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis B 3.
- Usia 4 bulan: DPT-HiB 3, polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis B 4, dan rotavirus 2.
- Usia 6 bulan: PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen).
- Umur 9 bulan: Campak atau MR dan japanese encephalitis 1.
Mengutip dari Sari Pediatri, jadwal imunisasi dibuat sesuai dengan ketersediaan vaksin kombinasi, seperti berikut ini.
- DPT-HiB-HB (difteri, pertusis, haemofilus influenza, hepatitis).
- DPTa-HB-HiB-IPV (difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, haemofilus influenza, dan polio).
Untuk lebih jelasnya, berikut jadwal imunisasi bayi dan anak sesuai usianya mulai 0-18 tahun.
Cara membaca tabel jadwal imunisasi anak
Pada jadwal tersebut terlihat beberapa warna untuk membedakan waktu pemberian imunisasi pada bayi baru lahir sampai anak usia remaja. - Biru: waktu imunisasi optimal sesuai usia.
- Kuning: imunisasi kejar (catch up) yang diberikan di luar waktu yang direkomendasikan.
- Hijau: imunisasi penguat (booster) atau imunisasi yang perlu diulang.
- Merah muda: imunisasi yang wajib diberikan di daerah endemis (wilayah dengan angka penyakit tertentu yang tinggi).
- Oranye: imunisasi untuk anak dengan risiko tinggi.
Untuk membaca kolom usia, bayi usia kurang dari 2 tahun hitungannya dalam bulan. Sementara itu, anak usia lebih dari dua tahun hitungannya dalam tahun. Jadwal imunisasi bayi 0-6 bulan
Jadwal imunisasi untuk bayi usia 6 bulan termasuk ke dalam imunisasi wajib. Beberapa daftar imunisasi wajib untuk anak yaitu sebagai berikut.
1. Hepatitis B
Bila melihat dari tabel jadwal imunisasi bayi dari IDAI, anak mendapatkan imunisasi hepatitis B (HB) pertama yaitu monovalen segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam.
Hepatitis B diberikan empat kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Setelah baru lahir, bayi akan kembali mendapat jenis vaksin ini saat berusia 2, 3, dan 4 bulan.
2. Polio
Untuk mencegah penyakit polio, pemberian vaksin polio dapat dilakukan secara oral (Oral Poliovirus Vaccine/OPV) dan suntikan (Inactive Poliovirus Vaccine/IPV).
Bayi mendapatkan imunisasi polio tipe OPV ketika ia baru lahir sampai usia 1 bulan. Kemudian, pengulangan dilakukan setiap bulan, yaitu usia 2, 3, dan 4 bulan.
Pengulangan diberikan secara OPV atau IPV bersamaan dengan vaksin DPT. Pemberian secara IPV minimal dua kali sebelum berumur 1 tahun.
3. BCG
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). Jadwal imunisasi BCG hanya satu kali, yaitu segera setelah lahir atau sebelum bayi berusia 1 bulan.
Jika imunisasi BCG tidak dapat diberikan setelah waktu tersebut, pemberiannya harus segera sebelum terpapar infeksi.
4. Difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)
Untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus, jadwal imunisasi DPT pertama kali diberikan pada bayi usia 6 minggu atau 2 bulan.
Kemudian dilanjutkan pada usia 3 dan 4 bulan. Vaksin bisa diberikan secara kombinasi dengan HiB dan HB, baik melalui pentavalen atau pentabio.
5. Pneumokokus (PCV)
Vaksin pneumokokus (PCV) dapat membantu mencegah penyakit radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia).
Jadwal imunisasi PCV dimulai sejak bayi usia 2 bulan dan diberikan 3 kali dengan interval 4-8 minggu (usia bayi 2, 4, 6 bulan). Sementara imunisasi ulang (booster) diberikan pada umur 12-15 bulan.
Jika hingga usia 7-12 bulan bayi Anda belum mendapat vaksin ini, berikan PCV sebanyak dua kali dengan jarak 1 bulan. Berikan pula booster-nya setelah usia 12 bulan dengan jarak dua bulan.
6. Rotavirus
Ada dua jenis imunisasi rotavirus dengan urutan pemberian yang berbeda setiap usia bayi.
Pertama imunisasi rotavirus monovalen yang diberikan dua kali, yaitu dimulai pada usia 6 minggu dengan jeda minimal 4 minggu dan harus selesai pada umur 24 minggu.
Kedua, yaitu pentavalen yang pemberiannya sebanyak tiga kali. Pertama, saat bayi berusia 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jeda 4-10 minggu dan harus selesai pada umur 32 minggu.
Jadwal imunisasi bayi usia 6-12 bulan
Menginjak usia 6 bulan, rangkaian imunisasi untuk mencegah penyakit pada anak masih berlangsung. Berikut daftarnya.
1. Influenza
Pemberian imunisasi influenza bisa dimulai ketika bayi berusia 6 bulan. Ketika anak mendapat suntikan pertama di usia 6 bulan sampai 8 tahun, ia diberikan 2 dosis vaksin berisi antigen yang sama dengan interval 4 minggu.
Sementara untuk anak berusia 9 tahun ke atas cukup diberikan sekali. Sebaiknya, anak menerima imunisasi influenza setiap satu tahun sekali.
Meski tak dapat mencegah flu pada anak, menurut NHS, imunisasi influenza bisa membantu mengurangi tingkat keparahan penyakit flu.
2. MR atau MMR
Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru dari IDAI, anak usia 9 bulan sudah bisa menerima vaksin MR (campak/measles dan rubella/campak jerman).
Selanjutkan diberikan dosis kedua di umur 15-18 bulan dan dosis ketiga di umur 5-7 tahun.
Namun, jika sampai usia 12 bulan belum mendapat vaksin MR, bayi Anda dapat diberikan vaksin MMR mulai usia 12-15 bulan untuk mencegah penyakit campak, gondongan (mumps), dan rubella.
3. Japanese encephalitis (JE)
Jadwal imunisasi japanese encephalitis (JE), yaitu dimulai saat anak berusia 9 bulan dan diulang atau booster 1-2 tahun kemudian.
Imunisasi Japanese encephalitis (JE) biasanya diberikan di daerah endemis yang rentan terhadap penularan penyakit Japanese encephalitis (JE).
Jadwal imunisasi bayi usia 12-24 bulan
Anak yang berusia 1 tahun ke atas tidak akan menerima imunisasi sebanyak sebelumnya. Namun, ada beberapa imunisasi yang tidak boleh anak lewatkan. Berikut daftar dan jadwalnya.
1. Varisela
Cacar air bisa dicegah dengan imunisasi varisela yang diberikan mulai usia 12-18 bulan.
Pada umur 1-12 tahun, vaksin diberikan dua dosis dengan jarak 6 minggu-3 bulan. Pada usia 13 tahun atau lebih, diberikan dua dosis dengan interval 4-6 minggu.
Dokter bisa memberi anak Anda imunisasi varisela kapan pun jika terlambat. Apalagi, vaksin ini bisa diberikan sampai dewasa.
Namun, jangan sampai si Kecil tidak mendapat imunisasi karena risiko terkena cacar air dan komplikasinya akan lebih tinggi.
2. Hepatitis A
Imunisasi hepatitis A diberikan untuk mencegah infeksi virus dengan nama yang sama, melalui makanan dan feses penderita.
Anak menerima imunisasi hepatitis A mulai usia 1 tahun sebanyak 2 kali dengan interval atau jeda 6-12 bulan setelah suntikan pertama.
3. Rangkaian imunisasi booster
Saat anak Anda masuk usia 12 bulan, selama satu tahun sampai ia berusia 24 bulan (2 tahun) akan mendapatkan imunisasi ulangan atau booster.
Ini untuk meningkatkan efektivitas dan kinerja imunisasi karena anak sudah mendapatkan vaksin sebelumnya.
Jadwal imunisasi PCV booster diberikan saat anak berusia 12-15 bulan. Sementara itu, imunisasi HiB booster didapatkan anak ketika berusia 18 bulan bersama DPT dan polio.
Agenda imunisasi anak usia 2-18 tahun
Pemberian imunisasi lanjutan pada anak usia 2 tahun bersifat pengulangan atau booster. Berikut jadwal dan daftar imunisasi pada remaja.
1. Tifoid
Imunisasi ini bekerja untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella Typhii yang menjadi penyebab penyakit tipes.
Lalu, kapan anak mendapat vaksin tifoid? Jenis vaksin ini dapat diberikan setiap tiga tahun sekali yang dimulai pada anak usia 2 tahun.
2. Human papiloma virus (HPV)
Jadwal pemberian imunisasi HPV pada anak perempuan dimulai saat usia 9-14 tahun. Pemberiannya sebanyak dua kali dengan jeda atau interval 6-15 bulan.
Pemberian imunisasi HPV juga bisa dilakukan saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) dengan dosis pertama di kelas 5 SD dan dosis kedua di kelas 6 SD.
Jika dimulai ketika anak berusia 15 tahun atau lebih, vaksin bisa diberikan sebanyak 3 kali (sama dengan dosis dewasa) dengan jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent).
3. Dengue
Imunisasi dengue berfungsi untuk mencegah penyakit demam berdarah. Menurut IDAI, pemberian imunisasi dengue sesuai jadwal adalah saat si Kecil berusia 9-16 tahun dengan 3 dosis interval masing-masing 6 bulan.
Pada usia ini, anak mendapatkan vaksin chimeric yellow fever dengue (CYD).
Namun, vaksin ini diberikan pada anak yang pernah didiagnosis dengue dan dikonfirmasi dengan deteksi antigen (rapid dengue tes NS-1 atau PCR ELISA) atau IgM anti-dengue.
Jika tak ada konfirmasi tersebut, dapat dilakukan pemeriksaan serologi IgG dengue untuk mengetahui apakah anak pernah terinfeksi dengue sebelumnya.
Sementara vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan pada anak yang memiliki antibodi atau kekebalan terhadap dengue (seropositif) maupun yang tidak memiliki antibodi dengue (seronegatif).
Pemberian vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dengue mulai dari usia 6 sampai 45 tahun dengan 2 dosis interval 3 bulan.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang urutan atau agenda imunisasi bayi atau anak Anda, konsultasikan langsung kepada dokter anak.
[embed-health-tool-vaccination-tool]