Penderita tetanus menunjukkan tanda kejang otot sampai kesulitan bernapas dan berakhir pada kematian.
Polio
Penyebab penyakit poliomyelitis adalah infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat dan membuat kerusakan pada sistem saraf motorik.
Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan pada otot, bisa sementara bahkan permanen. Pada kasus yang sangat parah, polio memengaruhi sistem pernapasan dan kemampuan menelan.
Ketika seseorang terkena polio, kondisinya tidak bisa sembuh sepenuhnya.
Namun dengan adanya imunisasi polio, baik yang bergabung dengan DPT atau tidak, bisa mencegah penularan penyakit ini dan menurunkan angka kejadian polio secara signifikan.
HiB (haemophilus influenza tipe B)
Haemophilus influenzae type b (HiB) adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada bagian organ tubuh, seperti otak, paru-paru, saluran pernapasan, tulang, dan jantung.
Bakteri ini cenderung lebih mudah menyerang bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.
Namun, orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah juga memiliki kemungkinan terkena bakteri ini.
Imunisasi HiB bisa mencegah anak dari berbagai penyakit berat, seperti meningitis, infeksi peradangan tulang (osteomielitis), infeksi laring (epiglotitis), pneumonia, dan septikemia.
Hepatitis (HB)
Imunisasi hepatitis B (HB) termasuk ke dalam vaksin gabungan dengan DPT, bisa dalam kelompok pentabio atau pentavalen.
Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B yang berisiko berkembang menjadi kanker hati dan sangat menular.
Vaksin hepatitis B dosis pertama harus bayi dapatkan segera setelah bayi lahir.
Imunisasi hepatitis B yang bergabung dengan DPT bisa bayi dapatkan setelah berusia 2,3, dan 4 bulan.
Jenis imunisasi DPT
Mengutip dari WHO, vaksin ini bernama pentavalen, gabungan dari imunisasi DPT, HiB (haemophilus influenza tipe B) yang menyebabkan radang otak, dan hepatitis B (HB).
Semuanya bersatu dalam suntikan tunggal, sehingga dalam satu suntikan bisa mencegah 5 penyakit sekaligus.
Ada juga imunisasi kombinasi bernama pentabio, gabungan dari vaksin DPT, HB, dan polio.
Tujuan vaksin kombinasi adalah untuk mengurangi suntikan yang bayi terima, sehingga bisa mencegah beberapa penyakit hanya dengan satu suntikan. Pemberiannya dilakukan pada usia 2,3, dan 4 bulan.
Kedua jenis imunisasi ini sama dan anak bisa mendapatkannya di puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
Siapa saja yang perlu mendapatkan imunisasi DPT?

Center for Disease of Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setiap orang untuk mendapatkan vaksin DPT. Siapa saja yang perlu mendapatkan imunisasi tersebut?
Bayi dan anak-anak
Menurut Center for Disease of Control and Prevention (CDC), bayi membutuhkan tiga kali vaksin DPT sebagai imunisasi dasar. Hal ini penting untuk melindungi tubuh dari tiga penyakit mematikan itu.
Kemudian, anak-anak yang berusia lebih dari usia satu tahun mendapatkan 2 kali imunisasi ulangan (booster). Vaksin booster bekerja untuk menguatkan vaksin yang sudah anak dapatkan sebelumnya.
Untuk anak-anak yang memiliki reaksi parah terhadap vaksin pertusis, dokter biasanya akan merekomendasikan pemberian vaksin TD (tetanus difteri).
Namun anak yang mendapatkan vaksin TD tidak memiliki perlindungan terhadap penyakit pertusis dan akan lebih mudah tertular.
Remaja
Anak dengan rentang usia remaja, sekitar usia 11 dan 12 tahun, perlu mendapatkan vaksin DPT untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Untuk anak yang belum mendapatkan imunisasi DPT sebelumnya, perlu menerima satu kali vaksin yang sama dalam satu bulan setelah suntikan pertama.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar