backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tromboflebitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/11/2021

Tromboflebitis

Pengertian tromboflebitis

Apa itu tromboflebitis?

Tromboflebitis adalah kondisi ketika pembuluh darah vena mengalami peradangan akibat terbentuknya gumpalan darah (trombosis). Gumpalan darah ini menyumbat satu atau lebih vena, yang umumnya terjadi pada tungkai kaki. Namun, bagian tubuh lainnya pun bisa terkena, seperti panggul atau lengan.

Vena yang terkena bisa berada pada permukaan kulit atau jauh ke dalam otot. Tromboflebitis yang terjadi pada permukaan kulit atau superficial thrombophlebitis. Sementara gumpalan darah pada vena dalam disebut dengan deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam.

Umumnya, superficial thrombophlebitis bukanlah suatu kondisi yang serius. Pada kondisi ini, gumpalan darah biasanya hilang dan peradangan mereda dalam beberapa minggu. Sebagian besar penderitanya kembali sehat.

Namun, DVT justru bisa membahayakan kesehatan Anda. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami DVT perlu segera mendapat pengobatan.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Tromboflebitis umum terjadi pada pasien berusia 60 tahun atau lebih. Wanita hamil juga dapat mengalami penyakit ini sebelum atau setelah melahirkan. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda & gejala tromboflebitis

Apa saja tanda-tanda dan gejala tromboflebitis?

Sebagaimana pengertian dari tromboflebitis, peradangan merupakan ciri-ciri utama pada penyakit ini. Biasanya, peradangan ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, nyeri, serta terasa hangat dan lembut saat disentuh pada bagian tubuh yang terkena.

Pada superficial thrombophlebitis, peradangan pada vena bagian bawah permukaan kulit menimbulkan benjolan keras yang menyakitkan dan bewarna kemerahan. Ini biasanya terjadi pada tungkai kaki bagian bawah, tetapi bisa juga mempengaruhi pembuluh darah lengan, penis, atau payudara.

Adapun pada DVT pada kaki, gejala yang timbul pun serupa, seperti nyeri, kram, dan bengkak pada satu sisi kaki, terutama betis atau paha. Kulit pada area pembuluh darah yang terkena pun menjadi kemerahan serta terasa hangat saat disentuh. Namun, tak hanya pada kaki, gejala serupa juga bisa terjadi pada lengan atau perut Anda.

Terdapat kemungkinan tanda-tanda dan gejala lain dari tromboflebitis lain yang mungkin belum disebutkan. Jika Anda merasa gelisah terhadap suatu gejala, silakan konsultasikan dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala di atas, terutama jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko penyakit ini. Anda pun perlu segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit jika anggota tubuh yang bengkak dan nyeri terasa parah, disertai dengan sesak napas, nyeri dada, atau batuk darah.

Kondisi tersebut mungkin mengindikasikan bahwa tromboflebitis yang Anda alami telah berkembang menjadi emboli paru, yang semakin membahayakan kondisi Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab & faktor risiko tromboflebitis

Apa penyebab tromboflebitis?

Penyebab dari tromboflebitis adalah gumpalan darah. Gumpalan darah ini terbentuk karena adanya suatu kondisi yang menghalangi sirkulasi atau aliran darah. Adapun beberapa kondisi yang dapat membentuk gumpalan darah, yaitu:

  • cedera pada pembuluh darah,
  • gangguan pembekuan darah yang diturunkan dalam keluarga,
  • berdiam diri pada posisi yang sama di waktu yang lama, seperti saat dirawat di rumah sakit karena cedera.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini?

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, yaitu:

  • Terdapat varises.
  • Berusia lebih dari 60 tahun.
  • Berada dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama, seperti dalam mobil atau pesawat.
  • Terbaring pada tempat tidur untuk waktu yang lama, seperti setelah menjalani operasi.
  • Penggunaan alat pacu jantung atau kateter pada vena sentral (central venous catheter) untuk tujuan pengobatan.
  • Kebiasaan merokok.
  • Kehamilan atau baru saja melahirkan.
  • Konsumsi pil KB atau terapi pengganti hormon yang bisa membuat darah lebih mungkin menggumpal.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah.
  • Pernah terkena stroke.
  • Pernah mengalami tromboflebitis sebelumnya.
  • Pengidap kanker.

Komplikasi tromboflebitis

Apa komplikasi yang mungkin muncul dari kondisi ini?

Melansir dari Mayo Clinic, komplikasi dari superficial thrombophlebitis sangatlah jarang. Namun, jika Anda mengalami DVT, risiko terkena komplikasi meningkat. Adapun komplikasi yang mungkin muncul dari tromboflebitis adalah:

  • Emboli paru. Gumpalan darah dapat berpindah ke paru-paru sehingga menghambat aliran darah di organ tersebut dan menimbulkan penyakit emboli paru. Adapun kondisi ini berpotensi mengancam jiwa.
  • Sindrom postphlebitic. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan, pembengkakan, hingga kaki terasa berat.

Diagnosis & Pengobatan tromboflebitis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes  untuk mendiagnosis kondisi ini?

Dokter mendiagnosis kondisi ini berdasarkan gejala yang Anda alami. Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tanda-tanda yang muncul di bagian tubuh yang terkena. Selain itu, dokter juga akan memeriksa seluruh tanda vital Anda untuk memastikan bahwa tidak ada komplikasi yang timbul.

Untuk memastikan apakah Anda mengalami superficial thrombophlebitis atau DVT, dokter akan meminta Anda untuk melakukan sejumlah tes pemeriksaan. Beberapa tes pemeriksaan ini meliputi:

  • USG.
  • Tes darah, untuk mengukur kadar zat pelarut bekuan darah (D dimer).
  • Venogram atau rontgen vena.
  • Tes genetik.
  • Apa saja pilihan pengobatan untuk tromboflebitis?

    Pengobatan untuk kondisi ini bisa berbeda pada setiap orang. Ini tergantung pada jenis tromboflebitis yang Anda miliki serta tingkat keparahannya.

    Pada penderita superficial thrombophlebitis, umumnya dokter hanya memberikan obat pereda nyeri NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug). Dokter pun akan menyarankan Anda untuk mengompreas area tubuh yang terkena dengan air hangat serta mengangkat bagian kaki yang sakit. Umumnya, dengan langkah sederhana tersebut, bagian tubuh yang meradang akan membaik dengan sendirinya.

    Namun, pada beberapa kondisi, terutama untuk penderita DVT, dokter mungkin akan memberikan jenis pengobatan lainnya. Diantaranya:

    • Obat pengencer darah, seperti fondaparinux, apixaban, warfarin, atau rivaroxaban.
    • Obat penghancur gumpalan darah atau trombolisis, seperti alteplase.
    • Stoking kompresi, untuk membantu mencegah pembengkakan dan mengurangi kemungkinan komplikasi DVT.
    • Filter vena cava, yaitu memasukkan filter ke dalam pembuluh darah utama perut untuk mencegah gumpalan terlepas ke paru-paru.
    • Pembedahan untuk mengangkat varises yang menyebabkan tromboflebitis.

    Pengobatan tromboflebitis di rumah

    Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi tromboflebitis?

    Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumah yang dapat membantu Anda mengatasi tromboflebitis adalah:

    • Angkat kaki untuk mengurangi pembengkakan.
    • Kompres area kaki yang terkena dengan air hangat.
    • Tetap aktif dan bergerak agar peredarahan darah lancar.
    • Konsumsi obat seperti yang dokter resepkan.
    • Hindari asupan vitamin K, seperti bayam, kangkung, dan sayuran hijau lainnya, jika Anda mengonsumsi obat warfarin.

    Pencegahan tromboflebitis

    Bagaimana cara mencegah tromboflebitis?

    Untuk mencegah kondisi ini, Anda perlu menghindari berbagai penyebabnya. Adapun beberapa cara berikut bisa membantu Anda mencegah tromboflebitis:

    • Gerakkan kaki Anda secara teratur agar tidak berada di posisi yang sama dalam waktu yang lama.
    • Jika sedang bepergian dengan kereta api, bus, atau pesawat terbang, berjalanlah sekitar satu jam sekali.
    • Jika Anda sedang mengemudi, berhentilah setiap satu jam atau lebih dan gerakkan badan Anda.
    • Konsumsi banyak air untuk menghindari dehidrasi.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan