backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Emboli Paru

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/09/2021

Emboli Paru

Pengertian

Apa itu emboli paru?

Emboli paru adalah penyumbatan yang terjadi di salah satu arteri paru. Pada banyak kasus, kondisi ini disebabkan oleh gumpalan darah beku yang mengalir ke paru-paru dari kaki, atau yang lebih jarang dari bagian tubuh lain (trombosis vena dalam).

Gumpalan darah beku menghalangi aliran darah ke paru-paru, maka kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Mengambil tindakan untuk mencegah penggumpalan darah di kaki Anda akan membantu melindungi Anda dari emboli paru.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dalam banyak kasus, emboli paru adalah kondisi yang umumnya dialami oleh usia lanjut, khususnya lebih dari 70 tahun dan mengalami obesitas. Meski begitu, kondisi ini juga dapat menyerang usia muda karena trombotik turunan.

Kondisi ini dapat dibilang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Menurut data dari Centers for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, jumlah penderita emboli paru di AS mencapai 200.000 orang setiap tahunnya, dan hampir sepertiganya berakhir meninggal dunia.   

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala emboli paru?

Tanda dan gejala paling khas dari emboli paru adalah:

  • Napas pendek
  • Sakit di dada, kondisi ini dapat berlangsung dalam hitungan menit hingga jam
  • Batuk berdarah
  • Detak jantung cepat

Gejala lain termasuk:

  • Mual atau muntah
  • Pusing atau sakit kepala
  • Tekanan darah rendah
  • Pingsan
  • Berkeringat
  • Bunyi saat bernapas
  • Tangan berkeringat
  • Kulit kebiru-biruan

Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Emboli paru adalah kondisi gawat darurat yang mengancam jiwa. Segera cari bantuan medis jika Anda merasakan napas pendek, sakit di dada, batuk dengan dahak berdarah, atau tanda-tanda dan gejala yang terdaftar di atas. Tubuh setiap orang bereaksi berbeda-beda. Jadi, gejala yang Anda alami dengan orang lain belum tentu sama. Pastikan Anda selalu berdiskusi dengan dokter Anda.

Penyebab

Apa penyebab emboli paru?

Dalam banyak kasus, emboli paru terjadi ketika bekuan darah yang berada di arteri paru-paru Anda. Bekuan darah ini paling sering berasal dari pembuluh darah kaki bagian dalam, yang dikenal sebagai trombosis vena dalam. Terkadang, penyumbatan di pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh zat lain selain pembekuan darah, seperti:

  • Lemak dari sumsung tulang yang patah
  • Gelembung udara
  • Bagian dari sel tumor
  • Kolagen atau jaringan lainnya

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk emboli paru?

Meksipun semua orang bisa saja mengalami kondisi ini, ada beberapa faktor yang membuat Anda lebih berisiko. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah faktor risiko untuk emboli paru:

1. Kondisi dan perawatan medis

Kondisi atau perawatan medis dapat membuat Anda lebih rentan terkena emboli paru adalah:

  • Riwayat penyakit jantung, seperti gagal jantung, stroke, kanker, atau infeksi berat.
  • Mengidap penyakit kanker, khususnya otak, ovarium, pankreas, usus, perut, paru-paru, dan ginjal, dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
  • Pernah melakukan operasi merupakan salah satu penyebab utama dari pembekuan darah.
  • Beberapa kelainan darah dapat membuat pembekuan darah semakin mudah untuk terbentuk.
  • Mengalami gejala penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) juga meningkatkan risiko terkena emboli paru.

2. Berdiam diri untuk waktu yang panjang

Duduk berdiam diri dalam waktu yang lama dapat membuat aliran darah di bagian bawah tubuh terhambat. Ini menyebabkan darah berkumpul di sekitar pergelangan kaki dan menimbulkan bengkak hingga varises, yang kemudian berujung pada penggumpalan darah.

Ketika darah mengendap dan akhirnya membeku, gumpalan ini bisa terlepas dan mengalir balik ke jantung, kemudian masuk ke pembuluh paru. Kondisi tersebut bisa saja terjadi setelah Anda duduk diam seraya menonton televisi selama berjam-jam.

Sebuah studi di Jepang, dengan judul  “Watching Television and Risk of Mortality From Pulmonary Embolism Among Japanese Men and Women” meneliti 86.024 peserta yang terdiri atas 36.006 pria dan 50.018 perempuan. Penelitian ini sebetulnya telah dimulai pada akhir tahun 1980-an di 45 wilayah Jepang dengan melibatkan 110.585 peserta berusia 40-79 tahun.

Peserta diminta untuk menghabiskan waktu rata-rata menonton televisi berjam-jam per hari dan kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari peserta yang menonton TV kurang dari 2,5 jam. Kelompok kedua nonton TV lebih dari 2,5 jam. Kelompok terakhir diminta menghabiskan lebih dari 5 jam menonton TV.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kematian akibat emboli paru banyak dialami oleh peserta penelitian yang menonton TV lebih dari 2,5 jam per hari. Kebiasaan berdiam diri dalam jangka waktu lama itulah yang akhirnya memicu penyakit ini.

3. Faktor risiko lain

Selain faktor yang sudah disebutkan di atas, beberapa faktor lain juga bisa meningkatkan risiko terkena emboli paru:

  • Perokok aktif
  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Sedang mengonsumsi pil KB atau terapi estrogen
  • Kehamilan, karena janin dalam kandungan dapat menekan vena sehingga memperlambat aliran balik jantung dan memudahkan terbentuknya gumpalan darah vena

Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda terbebas dari kondisi ini. Faktor-faktor di atas adalah faktor umum dan hanya sebagai referensi. Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk lebih detail.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?

Emboli paru adalah kondisi yang sulit didiagnosis, terutama jika Anda mengidap penyakit jantung atau paru-paru. Oleh karena itu, dokter mungkin akan menanyakan riwayat medis Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan tes untuk mendeteksi emboli paru di bawah ini:

  • Tes darah
  • Rontgen dada
  • Ultrasound
  • CT paru angiografi
  • Pemindaian ventilasi-perfusi (V/Q scan)
  • Angiogram paru
  • MRI

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk emboli paru?

Pengobatan emboli paru bertujuan untuk menjaga agar gumpalan darah tidak bertambah besar dan mencegah pembentukan gumpalan baru. Anda perlu dirawat dengan segera untuk mencegah komplikasi serius atau kematian.

Berikut adalah pilihan pengobatan untuk mengatasi emboli paru:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan adalah jenis pengencer darah dan pelarut gumpalan darah, seperti:

  • Antikoagulan
  • Trombolitik

2. Operasi dan prosedur lain

Prosedur medis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi emboli paru adalah:

  • Pengangkatan gumpalan darah. Dokter mengeluarkan gumpalan darah melalui tabung (kateter) tipis yang lentur dan dapat menembus pembuluh darah Anda.
  • Filter vena. Prosedur ini dapat membantu mencegah pembekuan darah ke paru-paru Anda. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mereka yang tidak bisa mengonsumsi antikoagulan.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi emboli paru?

Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumah yang mungkin dapat membantu Anda mengatasi emboli paru adalah:

  • Mengonsumsi obat sesuai dengan resep yang diberikan dokter
  • Hindari berbaring atau diam terlalu lama
  • Kurangi berat badan jika Anda kelebihan berat badan
  • Jaga kaki Anda lebih tinggi daripada pinggul ketika berbaring atau duduk
  • Berhenti merokok dan jauhi rokok. Cara ini dapat membantu Anda menjaga kesehatan paru-paru secara keseluruhan
  • Jangan memakai pakaian yang membatasi aliran darah di kaki
  • Menggunakan stocking medik khusus untuk mencegah trombosis vena dalam terutama selama perjalanan panjang
  • Rutin melakukan medical check up untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/09/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan