Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Luka bakar adalah jenis luka terbuka yang terjadi pada jaringan tubuh manusia. Kerusakan pada jaringan tubuh tersebut diakibatkan oleh panas, zat kimia, listrik, sinar matahari, atau radiasi.
Kondisi luka bakar ini adalah masalah medis yang bisa tergolong ringan hingga mengancam nyawa.
Luka bakar memiliki ciri khas kerusakan parah pada kulit sehingga menyebabkan sel-sel kulit yang terdampak jadi mati.
Penyebab luka bakar yang paling umum adalah terkena cairan panas, terbakar api, dan paparan zat atau cairan kimia yang mudah terbakar.
Jenis luka yang satu ini juga dapat menyebabkan pembengkakan, kulit melepuh, terbentuk luka, dan pada beberapa kasus yang parah mengakibatkan syok serta kematian.
Infeksi luka juga berisiko terjadi karena lapisan pelindung kulit mengalami kerusakan.
Pengobatan pada luka bakar tergantung pada penyebabnya, seberapa parah, dan berapa banyak bagian tubuh yang terdampak.
Krim antibiotik biasanya digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi.
Pada kondisi yang lebih serius, kulit yang terkena luka bakar dapat diganti dengan prosedur operasi.
Kondisi ini sangat umum terjadi dan dapat menimpa siapa saja dari berbagai golongan usia.
Menurut World Health Organization, sekitar 265.000 kasus kematian setiap tahunnya disebabkan oleh luka karena terbakar.
Sebanyak 96% luka akibat kebakaran yang fatal terjadi di negara-negara berpendapatan sedang dan rendah.
Pada umumnya, wanita lebih rentan mengalami luka terbakar karena sering melakukan kegiatan rumah tangga, terutama memasak.
Anak-anak juga berisiko terkena luka bakar karena cenderung ceroboh dan memiliki rasa ingin tahu pada objek yang mudah terbakar.
Berdasarkan tingkat keparahannya, luka bakar terbagi menjadi beberapa klasifikasi yang berbeda.
Berikut adalah derajat luka bakar yang dijabarkan ringkas:
Kategori derajat pertama ini disebut juga sebagai luka bakar superfisial. Luka pada derajat pertama hanya memengaruhi bagian terluar lapisan kulit atau epidermis.
Jenis luka ini biasanya bisa sembuh lebih cepat dan tidak meninggalkan kerusakan jangka panjang.
Luka derajat pertama ditandai dengan kulit yang kemerahan dan sedikit rasa nyeri.
Contoh luka bakar derajat pertama yang paling umum ditemukan adalah sunburn atau terbakar matahari.
Berbeda dengan derajat pertama, luka bakar derajat kedua dibedakan menjadi superfisial dan dalam. Kulit akan menunjukkan warna merah terang, melepuh, bengkak, dan mengkilap atau basah.
Luka derajat kedua ini umumnya terasa sakit ketika disentuh. Ini karena luka sudah mengenai lapisan epidermis dan lapisan dermis atas, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Sementara luka derajat dua dalam punya ciri yakni kulit kering, pucat, dan memutih saat ditekan. Pada derajat ini, luka telah menjalar ke lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis.
Dalam beberapa kasus yang lebih parah, luka bakar derajat dua akan meninggalkan bekas dan perubahan warna kulit yang bersifat permanen.
Luka derajat ketiga merusak lapisan epidermis dan dermis sepenuhnya. Jenis luka ini juga dapat mengenai jaringan subkutan, yakni lapisan kulit yang paling dalam.
Tampilan luka tidak lagi berwarna merah, tetapi akan tampak cokelat, putih, kuning, atau terlihat hangus.
Luka pada derajat ini pun tidak terasa sakit saat disentuh karena telah merusak saraf bagian kulit yang terdampak.
Ini adalah derajat yang paling parah dan berpotensi membahayakan nyawa sehingga membutuhkan pertolongan pertama yang tepat.
Pada tingkatan ini, seluruh lapisan kulit telah rusak dan mencapai tulang serta otot Anda.
Derajat luka terkadang dapat berubah apabila luka menyebar hingga ke bagian terdalam kulit.
Luka yang serius dapat mengakibatkan komplikasi, seperti infeksi tulang dan masalah pada sendi.
Anda mungkin pernah melihat atau mengalami luka karena terbakar sebelumnya, misalnya akibat kegiatan memasak atau memperbaiki mobil.
Tergantung pada tingkatan luka, gejala yang muncul mungkin berbeda. Umumnya, tanda-tanda dan gejala luka bakar adalah sebagai berikut:
Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Jika luka Anda lebih parah dan menyebabkan rasa sakit yang tidak wajar, segeralah pergi ke dokter untuk diobati.
Untuk luka bakar derajat pertama, biasanya Anda dapat menanganinya sendiri dengan pengobatan rumahan.
Namun, apabila Anda telah mengalami gejala-gejala yang serius seperti di bawah ini, Anda harus segera pergi ke dokter:
Tubuh masing-masing orang menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.
Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan derajat luka Anda, selalu konsultasikan dengan dokter.
Kondisi rusaknya jaringan lapisan kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti panas, paparan radiasi, zat kimia, atau kontak dengan aliran listrik.
Penyebab luka bakar yang paling umum adalah kontak langsung dengan api, yang biasanya terjadi pada peristiwa kebakaran.
Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa penyebab luka bakar:
Apabila benda yang kasar, panas, dan keras menggesek kulit Anda, Anda akan mengalami luka bakar friction atau gesekan.
Biasanya, luka ini dialami oleh orang yang mengalami kecelakaan, seperti terjatuh dari motor atau sepeda.
Frostbite terjadi ketika kulit terkena kontak langsung dengan benda atau berada pada tempat yang bersuhu sangat dingin dalam jangka waktu yang lama.
Kulit yang terkena air panas, api, atau metal dapat menimbulkan luka. Udara atau asap yang terlalu panas juga dapat menyebabkan luka pada kulit muncul.
Luka ini terjadi akibat paparan radiasi atau sinar ultraviolet matahari yang terlalu lama. Penyebab utamanya adalah sinar matahari dan sinar X-ray.
Seringnya, zat kimia yang dapat menyebabkan luka bakar adalah cairan dengan asam atau basa yang kuat seperti asam hydrochloric atau natrium hidroksida.
Paparan dengan zat ini bisa terjadi di rumah, sekolah, atau tempat bekerja.
Bahan kimia lain yang juga dapat menimbulkan luka karena terbakar di antaranya adalah asam baterai mobil, zat pemutih dan pembersih, serta amonia.
Mengobati luka bakar dari zat kimia memang harus segera dilakukan.
Apabila Anda menyentuh aliran listrik atau kesetrum, lapisan kulit Anda akan mengalami kerusakan dan terluka.
Luka bakar adalah kondisi yang dapat terjadi pada setiap orang dari berbagai golongan usia.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini.
Memiliki satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan mengalami luka ini.
Dalam beberapa kasus, orang-orang yang menderita kondisi ini tidak memiliki faktor risiko apapun.
Di bawah ini adalah berbagai faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kondisi luka bakar:
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan benda-benda di sekitarnya, termasuk yang mudah terbakar.
Atas dasar alasan ini, anak-anak membutuhkan perhatian khusus agar tidak terjadi kecelakaan.
Kebakaran lebih sulit dicegah pada tempat-tempat yang tidak memiliki detektor asap.
Bila tidak berhati-hati, luka ini bisa timbul akibat tersundut putung rokok atau saat menyalakan korek.
Hal ini juga sangat berbahaya bila dilakukan di tempat yang mudah terbakar.
Penggunaan microwave yang tidak mengikuti anjuran atau aturan masak pada label makanan berpotensi menyebabkan kebakaran.
Berkutat dengan besi, metal, dan kabel listrik meningkatkan risiko Anda mengalami luka akibat terbakar.
Benda seperti korek gas, hairspray, atau deodoran harus disimpan di tempat yang jauh dari jangkauan api. Bila tidak, hal ini berisiko memicu timbulnya percikan api.
Sering melakukan kegiatan di dapur seperti memasak dengan kompor atau memasang gas meningkatkan peluang Anda terluka.
Dibandingkan dengan luka derajat pertama dan kedua, derajat ketiga lebih berpotensi menimbulkan terjadinya komplikasi.
Dalam kasus yang parah, komplikasi pun dapat berujung pada kematian.
Berikut adalah berbagai komplikasi yang mungkin terjadi apabila luka bakar tidak ditangani sesegera mungkin:
Pada saat pemeriksaan, dokter akan melihat seperti apa luka karena terbakar yang timbul pada kulit Anda.
Selanjutnya, dokter menentukan seberapa parah kondisi Anda dengan mengetahui persentase total permukaan tubuh yang terluka.
Secara umum, area kulit yang ada di sekitar telapak tangan Anda adalah 1 persen dari total luas permukaan tubuh Anda.
Jika area kulit tubuh yang terluka mencapai 25% dari total daerah tubuh, luka yang Anda derita tergolong parah.
Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan tes lainnya untuk menentukan apakah luka telah memengaruhi bagian lain dari tubuh Anda atau tidak.
Luka yang tergolong ringan dapat diobati di rumah. Kondisi tersebut akan segera sembuh dalam beberapa minggu.
Meski demikian, Anda tetap harus melakukan penanganan luka bakar dengan cara sebagai berikut:
Berbeda halnya jika luka bakar lebih serius, luka tentu harus segera ditangani oleh dokter.
Jenis pengobatan yang akan diberikan berbeda-beda, bisa berupa obat-obatan, operasi, atau perawatan medis lainnya.
Beberapa penanganan lanjutan meliputi sebagai berikut:
Tim medis yang menangani luka Anda akan memberikan terapi berbahan dasar air, seperti ultrasound mist therapy. Tujuannya adalah untuk membersihkan luka pada kulit.
Anda mungkin juga memerlukan cairan infus untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan gagal fungsi organ tubuh lainnya.
Luka bakar mungkin akan terasa sangat menyakitkan. Dokter akan memberikan obat-obatan painkiller dan penenang, seperti morfin.
Apabila ternyata Anda menunjukkan tanda-tanda mengalami infeksi pada luka, Anda memerlukan obat atau infus antibiotik.
Dokter juga akan merekomendasikan Anda untuk suntik tetanus setelah mengalami luka.
Alat ini diberikan apabila luka bakar yang Anda derita terletak di leher atau wajah. Jika hal ini terjadi, kemungkinan tenggorokan Anda membengkak dan udara sulit masuk.
Kerusakan jaringan kulit yang sangat parah mungkin akan menyebabkan penderitanya kesulitan makan.
Dokter akan memasukkan selang agar memudahkan Anda memasukkan makanan melalui hidung.
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengambil bagian kulit Anda yang sehat untuk menggantikan bagian kulit yang telah rusak.
Solusi lain adalah dengan menggunakan donor kulit dari jenazah.
Operasi plastik atau rekonstruksi dapat memperbaiki tampilan luka. Selain itu, kelenturan sendi yang terkena luka juga akan jauh lebih membaik.
Di bawah ini adalah gaya hidup dan pengobatan rumah yang dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar