Prosedur deep brain stimulation (DBS) pertama kali disetujui sebagai salah satu pengobatan untuk penyakit Parkinson pada tahun 1997. Seiring waktu, prosedur pengobatan ini terus berkembang dan telah diyakini dapat mengobati gejala Parkinson tahap awal hingga lanjut pada penderitanya. Memangnya, seperti apa prosedur deep brain stimulation (DBS) ini?
Apa itu deep brain stimulation?
Deep brain stimulation (DBS) atau stimulasi otak dalam adalah prosedur bedah saraf yang menggunakan perangkat implan elektroda dan stimulasi listrik di otak.
Elektroda ini ditanam di dalam otak untuk menghasilkan impuls listrik.
Impuls tersebut dapat mengontrol aktivitas listrik yang abnormal di otak atau memengaruhi sel dan zat kimia tertentu di dalamnya.
Adapun jumlah impuls yang dihasilkan dapat dikendalikan oleh perangkat generator yang dokter pasang di bawah kulit dada bagian atas.
Perangkat ini akan tersambung ke implan otak melalui sebuah kawat yang dokter tanamkan di bawah kulit.
Siapa yang perlu mendapat prosedur ini?
Deep brain stimulation adalah prosedur bedah untuk mengobati penyakit Parkinson.
Biasanya, pengobatan ini akan dokter sarankan pada penderita Parkinson dengan kondisi berikut.
- Pasien dengan gejala parkinson terkait motorik, seperti tremor, yang tidak terkendali melalui obat-obatan.
- Gejala motorik dapat terkendali dengan obat-obatan. Namun, begitu obat habis, gejala motorik justru menjadi parah meski obat telah dokter sesuaikan.
- Pasien yang tidak dapat menerima obat lebih sering atau dosis yang lebih tinggi untuk mengendalikan gejala.
- Gejala secara signifikan telah mengurangi kualitas hidup pasien.
Selain Parkinson, prosedur DBS terkadang dokter rekomendasikan untuk mengobati penyakit lainnya yang memiliki gangguan terkait motorik atau gerakan.
Ini termasuk tremor esensial, dystonia, dan epilepsi. Terkadang, gangguan mental tertentu, seperti depresi dan obsessive compulsive disorder (OCD), juga bisa teratasi dengan pengobatan ini.
Tak hanya itu, melansir Mayo Clinic, deep brain stimulation juga sedang dipelajari untuk mengobati kondisi medis lainnya, seperti:
Apa tujuan dari prosedur deep brain stimulation?
Deep brain stimulation adalah pengobatan untuk kondisi medis yang terkait dengan gangguan gerakan atau motorik.
Gangguan ini umumnya terjadi karena impuls listrik abnormal di bagian otak yang mengontrol gerakan.
Melalui DBS, implan elektroda yang tertanam di otak dapat mengirimkan impuls listrik yang akan menghalangi atau mengubah aktivitas abnormal di otak.
Kondisi ini yang kemudian menyebabkan gejala motorik, seperti tremor.
Dengan prosedur deep brain stimulation, tremor dan gejala terkait motorik lainnya dapat terkontrol sehingga bisa mengurangi kemunculannya.
Apa persiapan sebelum menjalani prosedur DBS?
Sebelum memilih untuk menjalani pengobatan ini, Anda perlu memahami bahwa deep brain stimulation adalah prosedur yang berisiko.
Oleh karena itu, Anda dan dokter perlu berhati-hati untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat yang mungkin muncul dari prosedur ini.
Untuk memastikan bahwa prosedur ini tepat untuk Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan medis sebelum menjalani DBS, seperti MRI atau pemeriksaan neurologis.
Melalui pemeriksaan ini, dokter akan menentukan gejala mana yang paling mungkin merespon prosedur DBS ini dan risiko apa saja yang mungkin muncul setelah prosedur.
Khusus penderita Parkinson, dokter perlu mencari tahu apakah Anda responsif terhadap obat parkinson levodopa.
Hal ini dapat membantu dokter mengidentifikasi gejala yang bisa menjadi sasaran DBS.
Tak hanya itu, beberapa rumah sakit juga akan menyarankan terapi okupasi atau penilaian bicara, bahasa, dan menelan.
Dokter dapat mengidentifikasi apakah pasien depresi atau gangguan kecemasan perlu mendapat terapi sebelum prosedur bedah deep brain stimulation ini.
Bagaimana prosedur deep brain stimulation berjalan?
Dokter melakukan DBS melalui dua prosedur operasi, yaitu bedah saraf atau otak dan dinding dada pada waktu yang terpisah.
Saat akan melakukan bedah otak, dokter akan mendapat obat bius total terlebih dahulu sehingga Anda tidak akan tersadar.
Namun, pada kebanyakan kasus, operasi penanaman implan elektroda ini bisa dokter lakukan dengan kondisi Anda terjaga.
Hal ini untuk memastikan apakah efek stimulasi akan tepat. Bila ini terjadi, dokter hanya akan memberi Anda obat bius lokal untuk membuat kulit kepala Anda mati rasa.
Adapun berikut adalah prosedur bedah saraf untuk deep brain stimulation yang umum dokter lakukan.
- Memasang kerangka kepala stereotaktik untuk menjaga kepala tetap diam selama prosedur.
- Menggunakan MRI atau CT scan kepala untuk mencari area otak yang akan ditanam implan.
- Membuat sayatan kecil di kulit kepala dan lubang di tengkorak.
- Memasukkan kawat tipis melalui sayatan dan lubang kecil di tengkorak tersebut dengan implan elektroda yang berada di ujungnya.
- Kawat dialirkan di bawah kulit ke area dekat tulang selangka, di mana neurostimulator (generator untuk mengontrol dan mengalirkan impuls listrik) akan dokter tanam.
- Sayatan di kulit kepala kemudian akan dokter tutup dengan jahitan.
Pada waktu yang berbeda, dokter akan melakukan operasi kedua untuk menanam perangkat generator di bawah kulit, di area dada.
Kawat yang sudah terpasang di elektroda otak kemudian disambungkan ke perangkat generator ini. Nantinya, Anda dapat mematikan dan menyalakan generator menggunakan remote control khusus.
Apa yang terjadi setelah prosedur DBS?
Setelah operasi deep brain stimulation selesai, Anda umumnya perlu melakukan rawat inap di rumah sakit selama satu hari penuh atau lebih untuk memulihkan diri.
Nantinya, beberapa minggu setelah prosedur operasi, dokter akan mengaktifkan generator yang ada di dada Anda.
Dokter pun menyesuaikan jumlah impuls listrik yang Anda butuhkan.
Namun umumnya, dokter membutuhkan waktu selama 4-6 bulan untuk dapat menemukan pengaturan impuls listrik yang optimal, sesuai kondisi Anda.
Dokter juga akan menentukan apakah impuls atau stimulasi listrik perlu dialirkan selama 24 jam ke otak atau hanya pada beberapa waktu, seperti siang hari.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin memperbolehkan Anda untuk melakukan penyesuaian jumlah impuls listrik sendiri di rumah, sesuai dengan kondisi Anda.
Anda pun mungkin perlu mengganti baterai generator pada suatu waktu. Saat ini terjadi, dokter bedah akan mengganti baterai tersebut melalui prosedur rawat jalan.
Apa saja risiko yang mungkin muncul dari prosedur deep brain stimulation?
Ada beberapa efek samping, risiko, atau komplikasi yang mungkin muncul dari prosedur DBS.
Risiko ini bisa terjadi akibat prosedur pembedahan, penanaman implan elektroda dan generator, serta yang terkait dengan pengaliran impuls atau stimulasi listrik.
Untuk akibat pembedahan, risiko yang mungkin muncul seperti perdarahan otak, mual, infeksi otak, salah penempatan perangkat DBS, kejang, hingga masalah jantung dan pernapasan.
Adapun untuk komplikasi akibat penanaman implan atau perangkat di otak dan dinding dada, yaitu:
- infeksi di sekitar perangkat,
- perangkat menembus kulit,
- kawat bergeser atau terkikis,
- rasa sakit atau bengkak di sekitar perangkat,
- kejang,
- sakit kepala,
- kebingungan atau linglung,
- sulit berkonsentrasi,
- stroke, atau
- perangkat tidak berfungsi dengan baik.
Sementara efek samping dari impuls listrik pada deep brain stimulation, yaitu berikut:
- kesemutan,
- otot wajah atau lengan tegang,
- masalah bicara,
- pusing,
- masalah keseimbangan,
- perubahan suasana hati,
- masalah penglihatan, dan
- gerakan yang tidak diinginkan (dyskinesia).
Meski ada kemungkinan, risiko dari prosedur DBS ini tidak selalu terjadi pada setiap pasien.
Sebaiknya, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda bila masih ada pertanyaan mengenai prosedur deep brain stimulation ini.
[embed-health-tool-bmi]