Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif adalah salah satu jenis gangguan kecemasan kronis atau jangka panjang yang umum terjadi. Gangguan mental ini menyebabkan seseorang memiliki pikiran (obsesif) yang tidak terkendali, sehingga mendorongnya untuk melakukan perilaku (kompulsif) berulang.
Lebih lanjut, arti dari penyakit OCD dapat dijabarkan ke dalam penjelasan berikut:
Obsesif adalah pikiran, ide, atau impuls yang terus menerus muncul dan tidak terkendali dalam benak seseorang. Pikiran yang muncul ini tidak diinginkan oleh penderita OCD. Bahkan, terkadang, mereka pun menyadari bahwa pemikiran tersebut tidak masuk akal dan sangat mengganggu.
Meski demikian, pikiran yang mengganggu ini tidak dapat dikontrol, dan mungkin saja akan ada di benak penderitanya sepanjang waktu. Adapun pikiran atau obsesif yang khas pada penderita OCD diantaranya takut terkontaminasi oleh kuman dari orang lain atau lingkungan, berpikir bahwa segala sesuatu harus teratur atau rapi dan simetri, dan sebagainya.
Kompulsif adalah perilaku, tindakan, atau ritual yang dilakukan secara berulang. Umumnya, perilaku ini dilakukan sebagai respons terhadap obsesif. Penderita OCD mencoba menyingkirkan pikiran yang mengganggu dengan melakukan perilaku tertentu sesuai dengan aturan atau langkah yang mereka buat sendiri.
Perilaku atau kompulsif yang khas pada penderita gangguan ini bisa berkaitan dengan pikiran yang muncul, tetapi juga mungkin tidak terkait sama sekali. Sebagai contoh, mandi atau mencuci tangan berkali-kali karena takut terkontaminasi, mengurutkan atau mengatur sesuatu hal dengan cara tertentu, dan sebagainya.
Bagi penderita OCD, melakukan tindakan tersebut dapat membuat pikiran dan rasa cemasnya hilang. Namun, sayangnya, kelegaan ini tidak pernah bertahan lama. Pada suatu waktu, pikiran obsesif akan kembali lebih kuat dan tindakan kompulsif akan kembali terulang.
Bahkan, dalam kasus yang parah, lingkaran obsesif kompulsif ini bisa terjadi terus menerus hingga mengganggu aktivitas normal Anda.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan The Journal of clinical psychiatry pada 2020, sekitar satu persen orang di dunia mengalami obsessive compulsive disorder. Adapun wanita 1,6 kali lebih mungkin mengalami OCD dibandingkan pria.
Penyakit ini pun sering dimulai pada masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda. Umumnya, gejala mulai muncul saat usia di bawah 20 tahun. Gejala tersebut seringkali dapat diatasi, tetapi tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Untuk informasi lebih lanjut harap hubungi dokter.
Tanda dan gejala penyakit OCD biasanya berupa munculnya perilaku obsesif dan kompulsif yang bukan disebabkan oleh penggunaan obat atau kondisi lainnya. Namun, seseorang juga mungkin hanya mengalami gejala obsesif atau kompulsif.
Pikiran atau obsesif pada penderita OCD terus muncul secara berulang. Hal ini dapat mengganggu dan menyebabkan tekanan atau cemas berlebihan pada penderitanya.
Beberapa pikiran obsesif yang sering muncul, seperti:
Dari pikiran tersebut, beberapa tanda dan gejala obsesif yang umum terjadi biasanya berupa:
Perilaku kompulsif pada penderita OCD umumnya dilakukan secara berulang. Tindakan berulang ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecemasan akibat obsesif Anda.
Tindakan kompulsif biasanya terkait dengan kegiatan mencuci dan membersihkan, memeriksa, menghitung, ketertiban, mengikuti rutinitas yang ketat, atau menuntut jaminan. Berikut adalah contoh tanda dan gejala kompulsif pada penderita obsessive compulsive disorder:
Obsessive compulsive disorder adalah kondisi yang biasanya dimulai pada usia remaja. Gejala biasanya dimulai secara bertahap, datang dan pergi, serta cenderung bervariasi di sepanjang hidup Anda. Tingkat keparahan gejalanya pun bisa ringan, sedang, hingga parah, dan cenderung memburuk ketika mengalami stres yang berat.
Gangguan obsesif kompulsif berbeda dengan perfeksionisme yang menuntut hasil dengan sempurna. Pikiran penderita penyakit OCD lebih dari sekadar kekhawatiran, dan bahkan kerap memengaruhi kehidupan Anda.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala atau tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas, terutama bila sudah mengganggu aktivitas harian dan memengaruhi kehidupan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter atau ahli kesehatan mental, baik psikolog maupun psikiater. Anda pun perlu segera berkonsultasi ke ahlinya jika memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri.
Sejauh ini, para ilmuwan masih belum dapat menemukan penyebab pasti dari gangguan obsesif kompulsif. Namun, beberapa faktor mungkin berpengaruh terhadap timbulnya penyakit ini, diantaranya:
Beberapa studi menemukan bahwa OCD mungkin terjadi karena perubahan bahan kimia alami di otak, seperti serotonin, atau fungsi otak Anda. Seseorang dengan penyakit ini mungkin memiliki serotonin yang tidak cukup sehingga ia cenderung mengulangi perilaku yang sama berulang kali.
Penyakit ini mungkin terjadi karena faktor genetik yang diturunkan dalam keluarga. Meski demikian, gen yang mungkin memengaruhi kondisi ini belum teridentifikasi.
Lingkungan pun mungkin bisa menjadi penyebab dari penyakit OCD. Ini termasuk trauma masa kecil, infeksi streptococcus atau yang disebut Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections (PANDAS), atau perilaku obsesif kompulsif yang dipelajari dari mengamati anggota keluarga dari waktu ke waktu.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko atau memicu Anda mengidap penyakit OCD diantaranya:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Dokter atau ahli kesehatan mental akan mendiagnosis penyakit OCD berdasarkan gejala yang Anda alami. Kemudian, mereka akan melakukan pemeriksaan klinis untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut.
Adapun tes pemeriksaan yang umum dilakukan, yaitu evaluasi psikologis. Tes ini dilakukan dengan mendiskusikan pikiran, perasaan, dan pola perilaku untuk memastikan apakah gejala tersebut merupakan obsesif dan kompulsif pada penderita OCD. Pada tes ini, ahli kesehatan mental juga akan menanyakan kondisi Anda melalui keluarga atau kerabat Anda.
Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan berbagai tes diagnostik lainnya. Tes ini dapat membantu dokter untuk melihat kemungkinan kondisi medis lain yang menjadi penyebab gejala atau memeriksa komplikasi yang mungkin terjadi.
Perlu dipahami pula, gejala OCD terkadang mirip dengan gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, skizofrenia, dan obsessive compulsive personality disorder (OCPD). Padahal, OCD dan OCPD berbeda, begitupun dengan penyakit mental lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memberitahu semua gejala yang dialami agar mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat.
OCD adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, pengobatan dari dokter atau ahli kesehatan mental dapat membantu mengontrol gejala, sehingga Anda dapat beraktivitas normal. Berikut adalah bentuk pengobatan yang umum diberikan untuk obsessive compulsive disorder:
Dokter mungkin akan memberi resep obat untuk mengontrol obsesif dan kompulsif pada penderita OCD. Umumnya, obat antidepresan, yang biasa diberikan untuk mengatasi depresi, adalah pilihan pertama para dokter. Beberapa obat antidepresan yang sering diberikan, yaitu:
Agar efektif, dokter biasanya merekomendasikan lebih dari satu jenis obat. Seringkali, dokter juga meresepkan obat antipsikotik untuk membantu mengontrol gejala. Namun, perlu dipahami pula, keefektifan obat-obat ini mungkin tak langsung terlihat. Paling tidak, dibutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk melihat perbaikan gejala.
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT) adalah metode efektif untuk mengobati gangguan obsesif kompulsif. Terapi ini adalah jenis psikoterapi yang bertujuan untuk membantu individu mengubah cara mereka berpikir, merasa, dan berperilaku. Jenis terapi ini mengacu pada dua bentuk perawatan, yaitu:
Exposure yang dimaksud di sini adalah paparan situasi dan objek yang memicu ketakutan dan kecemasan Anda, seperti kotoran. Pada terapi ini, Anda akan dipaparkan secara bertahap pada objek tersebut agar terbiasa.
Sementara itu, response prevention atau pencegahan respon mengacu pada perilaku atau ritual yang dilakukan oleh penderita OCD untuk mengurangi kecemasan. Perawatan ini membantu Anda belajar dalam melawan dorongan untuk melakukan perilaku kompulsif setelah diberikan paparan yang membuat Anda cemas.
Jenis terapi ini bertujuan untuk menghilangkan perilaku kompulsif. Dalam terapi ini, Anda akan diajari cara-cara yang sehat dan efektif untuk menanggapi pikiran obsesif Anda.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda untuk mengatasi gangguan obsesif kompulsif diantaranya:
Jika Anda memiliki pertanyaan lain, konsultasikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaik bagi penyakit Anda
Gangguan obsesif kompulsif dapat menimbulkan berbagai masalah baru pada kesehatan Anda. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa komplikasi penyakit OCD yang mungkin terjadi:
Penyebab dari gangguan obsesif kompulsif tidak diketahui. Oleh karena itu, tidak ada cara pasti yang dapat mencegah penyakit ini.
Begitu Anda sudah terkena OCD pun, Anda akan memiliki penyakit ini seumur hidup. Meski demikian, dengan diagnosis dan perawatan lebih dini, Anda dapat mencegah gejala datang kembali serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi yang dapat semakin mengganggu kehidupan Anda. Tanyakan pada dokter atau ahli kesehatan mental untuk informasi lebih lanjut.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar