Pada kasus ringan, bronkitis bisa membaik dengan sendirinya. Namun, penyakit ini bisa bertambah parah seiring waktu sehingga membuat bronkitis menjadi kronis. Jika pengobatan yang dilakukan tidak tepat, tidak menutup kemungkinan bila bronkitis kronis akan berakhir menjadi komplikasi. Apa saja bahaya bronkitis kronis jika semakin bertambah parah?
Bahaya komplikasi dari bronkitis kronis
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus yang menyebabkan produksi lendir jadi berlebihan. Orang dengan kondisi ini biasanya mengalami gejala batu berdahak disertai mengi dan rasa tidak nyaman pada dada.
Peradangan ini disebut kronis jika penderitanya mengalami batuk setiap hari minimal 3 bulan dalam setahun, selama 2 tahun berturut-turut.
Pengobatan untuk bronkitis kronis ini bervariasi, tergantung dari keparahan kondisinya. Salah satu cara pengobatan yang bisa dilakukan mulai dari berhenti merokok, meminum obat seperti bronkodilator atau steroid, atau operasi untuk mengangkat area paru-paru yang rusak.
Meski bisa membaik, bronkitis kronis bisa saja bertambah parah sehingga menimbulkan bahaya komplikasi seperti di bawah ini.
1. Napas sesak semakin parah
Bronkus merupakan tabung yang terhubung ke tenggorokan Anda. Fungsi dari bronkus adalah menyalurkan udara yang Anda hirup ke paru-paru sebelah kiri dan kanan. Mengutip laman Cleveland Clinic, bronkus juga membantu melembapkan udara yang Anda hirup dengan menghasilkan lendir dan menyaring partikel asing yang ikut terbawa.
Pada orang yang mengalami bronkitis kronis, sel-sel yang melapisi bronkus mengalami infeksi. Infeksi awalnya dimulai di hidung dan tenggorokan yang menyebar ke saluran bronkial.
Ketika tubuh mencoba melawan infeksi penyebab bronkitis kronis, saluran bronkial akan membengkak dan produksi lendir juga menjadi berlebihan. Kondisi inilah yang membuat bronkitis menimbulkan gejala batuk kering, maupun batuk berdahak terus-menerus.
Jika sudah parah, pembengkakan dan ekstra lendir bisa mempersempit saluran udara. Akibatnya, hanya sedikit udara yang bisa melewati saluran bronkial. Nah, kebutuhan udara yang tidak mencukupi ini dapat menyebabkan bahaya komplikasi bronkitis kronis berupa sesak napas dan mengi yang semakin parah.
2. Emfisema
PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) menyebabkan kesulitan bernapas karena tersumbatnya saluran udara pada paru-paru. Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yakni bronkitis kronis dan emfisema (rusaknya kantung udara di paru-paru).
Seseorang bisa memiliki penyakit bronkitis kronis atau emfisema saja. Akan tetapi, ada pula yang terkena kedua penyakit itu sekaligus yang awalnya hanya mengalami bronkitis kronis. Itulah sebabnya, emfisema bisa menjadi risiko komplikasi bronkitis kronis yang berbahaya.
Ini karena baik bronkitis kronis atau emfisema memiliki penyebab yang sama, yakni efek buruk merokok, polusi, dan zat iritan lainnya yang merusak paru-paru.
Pada orang dengan emfisema, kantung udara di paru-paru (alveoli) rusak. Seiring waktu, dinding bagian dalam kantung udara melemah dan pecah, menciptakan ruang udara yang lebih besar. Kondisi tersebut mengurangi luas permukaan paru-paru dan mengurangi jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.
Tidak semua orang yang mengidap emfisema menunjukkan gejala. Namun, paling umum pengidapnya akan merasakan sesak napas. Jika kondisi ini berbarengan dengan bronkitis kronis, maka gejala sesak napas akan semakin parah dan mengganggu aktivitas harian.