Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 30/10/2022

    Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

    Definisi PPOK

    Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah penyakit pernapasan yang menyebabkan seseorang sulit bernapas karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOK merupakan penyakit progresif, artinya penyakit ini akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

    Pada tahun 2012, lebih dari tiga juta orang yang meninggal akibat PPOK. Angka itu setara dengan 6 persen jumlah kematian di seluruh dunia pada tahun itu. Dikutip dari badan kesehatan dunia, WHO, PPOK sendiri terdiri atas dua jenis utama, yaitu bronkitis dan emfisema.

    Beberapa orang bisa hanya memiliki salah satunya, sedangkan yang lainnya memiliki keduanya. Dua jenis penyakit paru obstruktif kronis yang terjadi, yaitu:

    Bronkitis kronis

    Bronkitis kronis adalah peradangan dinding saluran bronkus (cabang tenggorok) yang terjadi menahun. Penyakit ini menyebabkan dinding pada saluran bronkus di paru-paru menjadi merah, bengkak, dan dipenuhi lendir. Lendir inilah yang kemudian menyumbat saluran napad dan membuat bernapas menjadi lebih sulit.

    Emfisema

    Emfisema secara bertahap merusak kantung udara (alveolus) di paru-paru sehingga membuat Anda semakin sesak napas. Rusaknya kantung udara, akan membuat jumlah alveolus dalam paru-paru Anda semakin sedikit.

    Akibatnya, oksigen akan kesulitan untuk masuk dan karbon dioksida juga sulit keluar. Kondisi ini juga menjadi penyebab membuang napas menjadi lebih sulit.

    Selama proses pernapasan, terdapat bagian-bagian utama paru yang ikut bekerja, yaitu saluran bronkus (cabang tenggorok atau disebut juga saluran udara), alveolus (kantung-kantung udara), dan trakea (batang tenggorok).

    Saat menarik napas, udara bergerak dari batang tenggorok melewati bronkus untuk kemudian menuju ke alveolus. Dari alveolus, oksigen bergerak masuk ke darah sementara karbon dioksida keluar dari darah.

    Begitulah pernapasan normal seharusnya. Namun, pada orang PPOK prosesnya tak berjalan lancar. Gangguan yang muncul akibat penyakit ini dapat menyebabkan sesak napas.

    Hal ini menyebabkan paru-paru kekurangan oksigen, begitu juga organ tubuh lainnya. Bila ini yang terjadi, Anda harus segera mencari bantuan medis sedini mungkin.

    Tanda dan gejala PPOK

    PPOK memengaruhi sistem pernapasan sehingga dapat menimbulkan banyak tanda-tanda dan gejala yang menyebabkan masalah pernapasan. Beberapa gejala dan tanda-tanda PPOK, antara lain:

    • batuk kronis (berkepanjangan)
    • batuk dengan dahak berwarna bening, putih, abu kekuningan atau hijau—meskipun jarang, lendir bisa terdapat bercak darah
    • sring infeksi pernapasan, seperti flu dan pilek
    • sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik
    • perasaan sesak di dada
    • mengi
    • kelelahan
    • demam ringan dan panas-dingin

    Pada awalnya, Anda mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Atau, kalaupun gejalanya muncul Anda hanya mengalami gejala ringan sehingga tidak menyadari bahwa Anda memiliki PPOK. Oleh karena merupakan penyakit progresif, gejalanya baru benar-benar mengganggu jika penyakit ini sudah cukup lama bersarang dalam tubuh Anda.

    Saat gejala PPOK Anda telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun lamanya, pada akhirnya gejala itu mulai memengaruhi tingkat aktivitas dan kualitas hidup Anda. Pada saat inilah mungkin Anda baru benar-benar sadar bahwa ada masalah dalam paru-paru Anda.

    Eksaserbasi PPOK

    Gejala PPOK bisa memburuk secara tiba-tiba. Kondisi ini disebut dengan PPOK eksaserbasi akut. Ketika tidak diobati, kondisi PPOK bisa saja memburuk. Beberapa gejala berat mungkin sampai mengharuskan Anda melakukan perawatan di rumah sakit.

    Eksaserbasi, atau disebut juga dengan flare-up PPOK, bahkan dapat membuat Anda merasa cemas dan kesulitan untuk tidur atau bahkan hanya untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

    Banyak pemicu yang bisa menyebabkan eksaserbasi. Pemicu paling umum sering kali adalah infeksi. Menurut sebuah artikel di American Family Physician pada tahun 2001, infeksi bakteri merupakan faktor yang berkontribusi hingga 70-75% pada PPOK eksaserbasi akut. Sisanya, viruslah yang jadi penyebab orang mengalami eksaserbasi PPOK.

    Polusi udara dan iritan lingkungan lainnya juga bisa memicu flare-up PPOK. Memahami pemicu apa saja yang berpotensi menyebabkan perburukan gejala, serta berupaya mengindarinya dapat sangat membantu mengurangi jumlah episode flare-up dan kunjungan ke rumah sakit.

    Kapan sebaiknya ke dokter?

    Beberapa gejala berat mungkin memerlukan pengobatan di rumah sakit. Anda harus mencari pengobatan darurat jika Anda mengalami masalah berikut:

    • Kesulitan mengatur napas atau berbicara.
    • Bibir atau kuku Anda membiru atau abu-abu (ini adalah tanda rendahnya kadar oksigen dalam darah).
    • Anda tidak waspada secara mental.
    • Jantung Anda berdetak sangat cepat.
    • Anjuran pengobatan untuk gejala yang memburuk tidak bekerja.

    Mungkin saja ada gejala yang belum disebutkan. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala-gejala lain, berkonsultasi ke dokter adalah pilihan tepat untuk menjawab keraguan Anda.

    Penyebab penyakit paru obstruktif kronis

    Penyebab PPOK adalah penyumbatan atau kerusakan jaringan paru-paru. Jenis kerusakan ini biasanya terjadi saat Anda secara rutin menghirup iritan untuk jangka waktu lama. Iritan yang umum dapat meliputi:

    • Asap rokok (baik mereka yang merokok aktif ataupun perokok pasif)—merokok jangka panjang merupakan penyebab dari 80 sampai 90 persen kasus PPOK
    • Asap, gas, uap, atau bahan kimia
    • Debu
    • Polusi dalam ruangan (seperti bahan bakar padat yang digunakan untuk memasak dan pemanasan)
    • Polusi luar ruangan
    • Debu dan zat kimia okupasi (uap, iritan, dan asap)
    • Infeksi pernapasan bawah yang sering terjadi selama masa kanak-kanak

    Siapa yang berisiko kena kondisi ini?

    Faktor risiko utama yang bisa jadi penyebab PPOK adalah merokok. Selain merokok, ada iritan lain dan polutan yang dapat merusak paru-paru.

    Anda bisa menemukan lebih banyak polutan di negara-negara berkembang. Berikut faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko penyebab PPOK:

    • Orang berusia 65-74 tahun
    • Ras kulit putih non-Hispanik
    • Orang yang menganggur, pensiun, atau tidak mampu bekerja
    • Orang dengan pendidikan di bawah SMA
    • Orang dengan pendapatan rendah
    • Orang yang bercerai, ditinggal mati, atau berpisah
    • Perokok yang masih aktif ataupun mantan perokok
    • Orang dengan riwayat asma

    Risiko komplikasi PPOK

    PPOK adalah salah satu penyakit yang berisiko menimbulkan komplikasi. Terdapat beberapa komplikasi PPOK yang mungkin saja terjadi, seperti:

    • Masalah jantung: PPOK dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan mengalami perubahan. Kondisi ini disebut dengan aritmia. Masalah jantung lain yang juga mungkin berisiko pada orang dengan PPOK adalah gagal jantung.
    • Tekanan darah tinggi: PPOK dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang memasok darah ke paru-paru. Kondisi ini disebut dengan hipertensi paru.
    • Infeksi pernapasan: Ketika memiliki PPOK, Anda mungkin akan lebih sering untuk terkena pilek, flu, atau bahkan pneumonia (infeksi paru serius yang disebabkan oleh virus atau jamur). Infeksi ini dapat membuat gejala Anda memburuk atau menyebabkan kerusakan paru lebih lanjut.

    Diagnosis PPOK

    PPOK adalah penyakit yang terjadi secara perlahan. Penyakit ini biasanya sering terdiagnosis pada orang di atas 40 tahun. Dokter akan mendiagnosis PPOK berdasarkan tanda-tanda dan gejala, riwayat medis dan keluarga, serta hasil tes Anda.

    Dokter mungkin akan menanyakan apakah Anda merokok atau pernah mengalami kontak dengan iritan paru, seperti asap rokok, polusi udara, asap zat kimia, atau debu. Dokter juga akan memeriksa Anda dan stetoskop untuk mendengarkan mengi atau suara abnormal lainnya pada dada.

    1. Tes fungsi paru

    Tes fungsi paru akan mengukur berapa sebanyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan. Tes ini juga dapat mengetahui seberapa cepat Anda dapat membuang napas, dan seberapa baik paru-paru Anda mengantarkan oksigen ke darah.

    2. Spirometri

    Spirometri digunakan untuk mengukur kemampuan Anda untuk bernapas. Alat ini mengukur seberapa banyak udara yang Anda embuskan dan seberapa cepat Anda dapat membuang napas.

    3. Rontgen atau CT scan dada

    Tes ini memberikan gambaran struktur dalam dada, seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Gambaran ini bisa memberikan informasi mengenai adanya tanda-tanda PPOK atau tidak.

    4. Tes darah

    Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Darah yang diperiksa menggunakan sampel darah yang diambil dari arteri. Hasil tes ini dapat menunjukkan seberapa parah PPOK Anda dan apakah Anda membutuhkan pengobatan.

    Pengobatan penyakit paru obstruktif kronis

    Sayangnya, tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Metode terbaik untuk mengatasi PPOK adalah dengan pencegahan dan pengendalian gejala, yakni mencegah kerusakan dan gejalanya tidak memburuk.

    Tujuan pengobatan PPOK meliputi:

    • Meredakan gejala
    • Memperlambat perkembangan penyakit
    • Meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif
    • Mencegah dan mengobati komplikasi

    1. Obat-obatan

    • Bronkodilator: obat ini membuat Anda dapat bernapas lebih mudah dengan mengendurkan otot di paru-paru dan memperlebar saluran udara
    • Kombinasi bronkodilator dengan kortikosteroid inhalasi: obat jenis steroid diberikan dengan tujuan mengurangi peradangan paru

    2. Vaksin

    Mendapatkan vaksin secara rutin setiap tahunnya juga menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah memburuknya kondisi dan gejala PPOK. Beberapa vaksin yang dapat mencegah pneumonia adalah:

    • Vaksin flu
    • Vaksin pneumococcal, yang berfungsi mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus). Vaksin ini berguna mencegah penyakit pneumonia

    3. Terapi oksigen

    Salah satu terapi yang perlu dilakukan adalah terapi oksigen, terutama jika kondisinya sudah cukup parah. Penyakit PPOK adalah penyakit yang menyebabkan seseorang kesulitan mengambil oksigen. Dalam kondisi parah, seseorang terkadang membutuhkan tambahan oksigen melalui terapi oksigen secara rutin.

    4. Operasi

    Operasi biasanya merupakan pilihan terakhir bagi orang yang menderita gejala parah yang tidak membaik dengan minum obat. Operasi paling sering berkaitan dengan emfisema, termasuk bullectomy dan operasi pengurangan volume paru (LVRS). Transplantasi paru bisa menjadi pilihan bagi orang yang menderita PPOK sangat parah.

    • Bullectomy, yaitu pengangkatan gelembung pada kantung udara (bullae) di paru-paru
    • Operasi pengurangan volume paru
    • Transplantasi paru

    Bagaimana cara mencegah PPOK kambuh?

    Perubahan gaya hidup dan pengobatan dapat membuat Anda merasa lebih baik, tetap aktif, dan memperlambat perkembangan PPOK. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah PPOK kambuh adalah sebagai berikut:

    Berhenti merokok dan hindari iritan paru

    Jika Anda merokok, berhentilah. Selain sebagai penyebab utama PPOK, merokok juga berdampak buruk untuk perkembangan penyakit ini. Konsultasikan pada dokter mengenai program dan produk yang dapat membantu Anda berhenti merokok.

    Dapatkan bantuan medis yang konstan

    Sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tak terputus, terutama jika dokter mengharuskan Anda meminum obat tertentu di sepanjang hidup Anda.

    Atasi penyakit dan gejalanya

    Jalani program makan untuk mendapatkan cukup kalori dan gizi yang diperlukan tubuh, karena saat menderita PPOK, Anda bisa mengalami kesulitan makan. Tetaplah aktif dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

    Bersiaplah untuk keadaan darurat

    Catat dan simpan nomor telepon dokter, rumah sakit, dan seseorang yang bisa membawa Anda ke rumah sakit di tempat yang mudah diraih. Hubungi dokter jika Anda merasa bahwa gejala Anda memburuk atau jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi, seperti demam.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 30/10/2022

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan