Sebagian orang menganggap dada yang terasa sesak seperti diremas tiba-tiba merupakan gejala serangan jantung atau henti jantung. Padahal, ada banyak hal yang bisa menyebabkan dada tiba-tiba sesak, dan tidak selalu kondisi yang mengancam nyawa.
Lantas, kenapa dada terasa sesak? Bagaimana cara menanganinya? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Penyebab dada terasa sesak
Dada yang terasa sesak dapat menyulitkan Anda untuk menghirup atau mengembuskan udara. Jika begini, cobalah untuk tidak langsung panik karena bisa membuat Anda semakin kesulitan bernapas.
Amatilah terlebih dulu rasa sesak yang Anda rasakan. Ada perbedaan antara sesak napas yang disebabkan oleh serangan jantung dengan sesak napas akibat gangguan pernapasan atau kondisi lainnya.
Lebih lengkapnya, simak penjelasan mengenai kondisi medis yang bisa mengakibatkan dada tiba-tiba sesak berikut ini.
1. Asma
Asma adalah salah satu penyebab dada terasa sesak yang paling umum.
Jika sesak yang Anda rasakan diikuti oleh suara mengi (napas berbunyi ngik-ngik), sesak napas, dan batuk-batuk (terutama di malam hari), kemungkinan besar ini adalah pertanda asma.
Asma erat kaitannya dengan penyakit bawaan sejak kecil. Namun, orang dewasa yang sama sekali tidak memiliki riwayat asma juga bisa kena serangan asma untuk pertama kali di usia dewasa.
Asma menyebabkan saluran udara membengkak dan menyempit sehingga menyebabkan sesak napas.
2. Angina
Angina adalah penyebab dada terasa sesak karena otot jantung tidak menerima cukup asupan darah yang kaya oksigen.
Gejala angina yang paling umum adalah nyeri dada yang terasa seperti ditekan atau diremas kuat-kuat.
Kondisi ini dapat dipicu oleh olahraga berat atau stres. Nyeri dada akan mereda dengan istirahat.
Meskipun begitu, angina bukanlah suatu penyakit. Ini adalah salah satu gejala dari masalah jantung yang mendasari, biasanya penyakit jantung koroner.
3. Serangan panik
Dada sesak tiba-tiba tapi tidak sedang melakukan aktivitas fisik berat bisa menandakan gejala serangan panik atau kecemasan.
Umumnya, serangan panik atau kecemasan akan mengakibatkan seseorang mengalami hiperventilasi.
Hiperventilasi adalah kondisi saat Anda menghirup banyak oksigen dan mengembuskan napas dengan cepat dan pendek dalam satu waktu.
Hal ini menyebabkan kadar karbon dioksida merosot drastis sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4. Emboli paru
Penyakit ini menyebabkan aliran darah ke salah satu atau kedua sisi paru menjadi sangat terbatas, sehingga membuat dada terasa sesak dan detak jantung meningkat.
Gejala dada sesak akibat emboli paru biasanya terjadi secara tiba-tiba.
Emboli paru paling sering disebabkan oleh trombosis vena dalam, yaitu penggumpalan darah di pembuluh vena.
Penyumbatan yang menyebabkan emboli paru paling sering dimulai di kaki atau panggul.
Ketika gumpalan bergerak menuju paru, vena di paru-paru jadi tersumbat yang kemudian bisa menimbulkan masalah pernapasan serius.
5. Tuberkulosis
Tanda dan gejala tuberkulosis biasanya berkembang secara perlahan, bisa bulanan hingga tahunan, dan seringnya dikaitkan dengan kondisi lain.
Bakteri penyebab TB yang menyerang paru menyebabkan batuk kronis (terus-menerus) yang dapat menghasilkan dahak berwarna putih di pagi hari.
Gejala umum lainnya dari TB adalah dada yang terasa sesak.
Gejala ini mungkin muncul akibat efusi pleura atau penggenangan cairan di antara selaput pembungkus paru dan lapisan pelindung dinding dada.
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
PPOK dapat menyebabkan batuk kronis yang mengeluarkan dahak, suara mengi (napas berbunyi), sesak napas, dan gejala lainnya.
Dada terasa sesak akibat PPOK disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan saluran napas.
Dada sesak dapat menyulitkan paru-paru untuk mendapatkan atau mengeluarkan udara, sehingga lebih sulit untuk bernapas.
7. Bronkiektasis
Kerusakan saluran napas yang menyebabkan bronkiektasis sering dimulai pada masa kanak-kanak.
Namun, gejalanya bisa tidak muncul berbulan-bulan hingga bahkan bertahun-tahun setelah Anda mulai mengalami infeksi paru berulang.
Berikut ini beberapa gejala bronkiektasis yang dapat muncul.
- Batuk berdahak kronis.
- Batuk berdarah atau terdapat nanah dalam dahak.
- Sesak napas dan suara mengi.
- Nyeri dada.
- Clubbing finger yaitu penebalan daging kuku tangan dan kaki.
Bronkiektasis yang sudah amat parah dan tidak terobati dapat mengakibatkan gagal jantung.
8. Pneumonia
Tanda dan gejala pneumonia bisa bervariasi dari ringan sampai berat.
Hal itu tergantung dari jenis kuman penyebab infeksi, usia, serta kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan.
Pneumonia seringnya datang tiba-tiba, menyebabkan serangkaian gejala yang mirip dengan flu dan pilek, tetapi bertahan lebih lama.
Infeksi paru ini juga menyebabkan nyeri dada pleuritik. Artinya, peradangan atau iritasi lapisan paru dapat menyebabkan dada terasa sesak saat bernapas, batuk, atau bersin.
9. Kanker paru
Sebagian besar kanker paru-paru tidak menimbulkan gejala apa pun sampai tumor ganasnya telah menyebar.
Akan tetapi, beberapa orang dengan kanker paru awal juga bisa menunjukkan gejala.
Menurut situs American Cancer Society, gejala yang paling umum dari kanker paru adalah sebagai berikut.
- Batuk kronis yang tidak sembuh-sembuh atau makin parah.
- Dada terasa sesak yang makin parah saat bernapas panjang, batuk, atau tertawa.
- Suara serak.
- Berat badan turun drastis dan tidak selera makan.
- Sesak napas.
- Lemah, letih, dan lesu.
- Memiliki infeksi, seperti bronkitis dan pneumonia.
- Suara mengi.
10. Gangguan pencernaan
Dada sesak dapat disebabkan oleh gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung (GERD).
Ketika makanan tidak dicerna dengan baik, sisa makanan bisa kembali naik ke kerongkongan yang menyebabkan dada terasa berat dan panas.
Gangguan pencernaan bisa terjadi karena pola makan yang buruk, stres, atau kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh kelebihan kafein dan makanan pedas atau berlemak.
11. Ortopnea
Ortopnea adalah kondisi yang menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas saat berbaring, yang biasanya membaik ketika seseorang duduk atau berdiri.
Penyebab ortopnea terkait dengan penumpukan cairan di sekitar paru-paru, yang meningkatkan tekanan pada organ ini.
Saat seseorang berbaring, darah yang tadinya berada di bagian bawah tubuh cenderung terkumpul di paru-paru karena pengaruh gravitasi.
Jika jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien (misalnya akibat gagal jantung), cairan akan merembes ke dalam paru-paru, yang membuat pernapasan menjadi sulit.
Cara mengatasi dada terasa sesak dan berat
Kondisi-kondisi di atas bisa menyebabkan sesak yang terasa sangat berat. Gejala seperti ini bisa diatasi dengan beberapa pengobatan.
Cara mengatasi sesak napas dan dada sesak sangat bergantung pada penyebabnya. Untuk kondisi paru-paru seperti asma dan PPOK, perawatannya meliputi:
- obat-obatan seperti bronkodilator dan kortikosteroid untuk menurunkan proses peradangan dan membuka saluran udara,
- rehabilitasi paru-paru, dan
- terapi oksigen.
Untuk infeksi pernapasan, perawatannya meliputi:
- antibiotik jika disebabkan oleh infeksi bakteri,
- dekongestan hidung atau semprotan steroid, dan
- antihistamin untuk menurunkan peradangan di saluran hidung.
Obat-obatan ini bisa didapat dengan resep dokter dan digunakan sesuai resep dokter pula agar pengobatan bisa efektif mengobati kondisi Anda.
Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan saat dada terasa sesak.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda merasa dada sesak, sangat penting untuk menilai dengan hati-hati kondisi tersebut.
Dada sesak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah yang relatif ringan, seperti gangguan pencernaan atau kecemasan, hingga kondisi yang lebih serius seperti serangan jantung atau gangguan paru-paru.
Anda harus segera pergi ke dokter atau memanggil ambulans jika dada terasa sesak disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti berikut ini.
- Rasa sakit yang menjalar ke lengan, leher, atau rahang.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Keringat dingin atau mual.
- Pusing atau merasa akan pingsan.
- Nyeri dada yang sangat intens dan mendalam.
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda dari serangan jantung atau kondisi medis serius lainnya, sehingga sangat penting untuk tidak menunda mendapatkan perawatan medis.