Istilah inflamasi sering dikaitkan dengan kondisi luka tubuh bagian luar, seperti pembengkakan atau luka terbuka. Pada kenyataannya, proses terjadinya inflamasi merupakan hal yang lebih kompleks.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Istilah inflamasi sering dikaitkan dengan kondisi luka tubuh bagian luar, seperti pembengkakan atau luka terbuka. Pada kenyataannya, proses terjadinya inflamasi merupakan hal yang lebih kompleks.
Proses inflamasi terjadi pada berbagai jenis penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, penyakit Alzheimer, hingga depresi. Meski terkesan merugikan, proses ini ternyata juga diperlukan sebagai pertahanan tubuh.
Proses inflamasi adalah mekanisme yang termasuk bagian dari respons sistem imun atau kekebalan tubuh.
Mekanisme inflamasi ini hanya diperlukan dalam kondisi tertentu dalam waktu yang tidak lama.
Misalnya, ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme inflamasi akan membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebaliknya, saat inflamasi terjadi dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan, hal tersebut cenderung bersifat merugikan.
Inflamasi dimulai ketika sel tubuh mengalami kerusakan dan terjadi pelepasan zat kimia tubuh sebagai tanda bagi sistem imun.
Inflamasi dibutuhkan sebagai respons imun pertama yang bertujuan untuk merusak zat atau objek asing yang dianggap merugikan, baik itu sel yang rusak, bakteri, atau virus.
Melansir dari Cleveland Clinic, menghilangkan zat atau objek asing tersebut penting untuk memulai proses penyembuhan.
Dengan kata lain, inflamasi memang akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal tersebut penting dalam proses penyembuhan.
Meski penting, jika terjadi dalam waktu yang lama, inflamasi yang terjadi sebagai respons imun dapat merusak tubuh.
Ini karena organisme atau zat pemicu inflamasi dapat bertahan lama pada pembuluh darah dan mengakibatkan penumpukan plak.
Plak dalam pembuluh darah tersebut justru dianggap sebagai zat berbahaya dan akibatnya proses inflamasi kembali terjadi.
Akhirnya, terjadilah kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan akibat adanya sel inflamasi dapat terjadi pada pembuluh darah tubuh, jantung, hingga otak.
Inflamasi dapat terjadi secara akut dalam waktu singkat atau secara kronis dan menetap dalam waktu yang lama.
Proses inflamasi akut berlangsung selama hitungan detik atau menit ketika suatu jaringan mengalami kerusakan, baik itu akibat luka fisik, infeksi, atau respons imun.
Inflamasi akut dapat dipicu oleh beberapa kondisi seperti:
Berbeda dengan inflamasi akut, inflamasi kronis terjadi dengan mekanisme yang lebih rumit, sehingga dapat bertahan dalam hitungan tahun hingga bulan.
Inflamasi kronis bisa terjadi ketika tubuh tidak dapat menghilangkan penyebab inflamasi akut, paparan penyebab inflamasi secara terus-menerus, dan juga bentuk respons autoimun di mana sistem imun menyerang jaringan yang sehat.
Penyakit yang sering berkaitan dengan inflamasi kronis, diantaranya:
Inflamasi berulang juga dapat disebabkan oleh penyakit autoimun seperti berikut ini.
Selain kondisi dan penyakit di atas, inflamasi kronis berkaitan dengan berbagai penyakit lainnya.
Inflamasi kronis cenderung sulit terdeteksi karena tidak memiliki gejala yang spesifik.
Namun, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti kanker, arthritis, dan aterosklerosis.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita