Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) adalah enzim yang biasanya ditemukan pada organ hati (liver), jantung, ginjal, hingga otak.
Sementara itu, SGPT atau serum glutamic pyruvic transaminase adalah enzim yang paling banyak dijumpai dalam liver. Meski begitu, SGPT dapat ditemukan organ lainnya dalam jumlah yang sedikit.
SGPT dan SGOT memiliki fungsi yang sama dalam sistem pencernaan, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh. Kadar kedua enzim ini dapat diketahui lewat pemeriksaan fungsi hati melalui tes darah.
Pada orang yang sehat, kedua enzim ini biasanya akan terlihat normal. Batas normal yang seharusnya dimiliki yakni:
Bila melebihi dari angka tersebut, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan fungsi hati atau penyakit lainnya.
Namun, ada kemungkinan parameter nilai laboratorium yang satu berbeda dengan yang lain. Itu sebabnya, pemeriksaan SGOT dan SGPT diperlukan untuk mendeteksi penyakit liver sejak dini agar Anda segera mendapatkan perawatan.
Pemeriksaan fungsi hati yang satu ini biasanya dilakukan ketika Anda mengalami tanda-tanda kerusakan hati, mulai dari penyakit kuning hingga perubahan warna urine.
Tes SGOT dan SGPT juga dilakukan pada pasien yang tengah menjalani pengobatan yang menyebabkan kadar kedua enzim ini lebih tinggi.
Sebelum menjalani pemeriksaan, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghindari makanan dan minum obat. Pasalnya, makanan dan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi hasil pemeriksaan atas fungsi hati Anda.
Selain itu, Anda mungkin akan disarankan untuk menggunakan pakaian berlengan pendek untuk mempermudah petugas mengambil sampel darah.
Pada dasarnya, pemeriksaan SGOT dan SGPT sama seperti prosedur pemeriksaan darah lainnya. Petugas kesehatan nantinya akan mengambil sampel dari pembuluh darah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pemeriksaan fungsi hati ini biasanya hanya berlangsung dalam waktu yang sebentar. Meski begitu, Anda mungkin akan merasakan sedikit nyeri sesaat setelah kulit disuntikkan oleh jarum.
Baik tes SGPT maupun pemeriksaan SGOT sama-sama memiliki risiko yang rendah. Namun, Anda dianjurkan untuk minum air lebih banyak untuk mencegah pusing hingga pingsan.
Bila Anda merasa pusing atau tidak sadarkan diri setelah pemeriksaan, beri tahu petugas kesehatan.
Petugas kesehatan mungkin akan meminta Anda untuk tetap duduk dan membawakan air hingga Anda cukup sehat untuk bangun dan pergi.
Bila kadar enzim SGPT (disebut ALT) melebihi 10 kali dari batas normal, Anda perlu waspada. Pasalnya, tingkat ALT yang tinggi bisa menjadi pertanda Anda tengah mengalami penyakit tertentu.
Pada pasien hepatitis akut biasanya memiliki tingkat ALT yang cukup tinggi. Hal ini bisa berlangsung selama sekitar 1 – 2 bulan.
Namun, beberapa pasien juga memakan waktu selama 3 – 6 bulan untuk mengembalikan kadar normal enzim pada hati ini.
Sementara itu, pasien dengan hepatitis kronis mungkin tidak mengalami peningkatan sebanyak pasien hepatitis akut. Bahkan, ada kalanya penyakit ini justru mengurangi kadar SGPT dalam hati.
Selain penyakit hepatitis, SGPT yang tinggi juga dapat disebabkan paparan zat beracun atau bahkan obat yang merusak hati. Tidak hanya itu, kondisi ini juga bisa diakibatkan oleh masalah aliran darah ke hati yang menurun.
SGPT yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh gangguan fungsi hati, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi lainnya, seperti:
Bila hasil pemeriksaan SGOT Anda tinggi, artinya salah satu organ atau otot yang mengandung enzim ini mengalami kerusakan. Kondisi ini dapat terjadi pada hati, otot, jantung, otak, hingga ginjal.
Penyebab meningkatnya SGOT pun tidak jauh berbeda dengan SGPT yang tinggi, meliputi:
Perlu diingat bahwa batas normal dari angka SGOT dan SGPT akan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi bagaimana teknik dan prosedur yang digunakan ketika hasil tes darah enzim ini diperiksa.
Anda bisa melihat angka normal yang biasanya tertera pada hasil tes agar tahu, apakah kadar kedua enzim tersebut termasuk tinggi atau tidak.
Jika hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT tinggi akibat kerusakan hati, ada beberapa pemeriksaan darah yang nantinya perlu Anda jalani, seperti:
Selalu diskusikan dengan dokter terkait hasil pemeriksaan yang didapatkan untuk mengetahui penanganan apa yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Kadar enzim SGOT dan SGPT sebenarnya akan turun seiring dengan berjalannya waktu. Namun, ada kalanya kedua enzim ini akan menyesuaikan diri ketika dokter mengatasi apa yang menjadi penyebab mendasarinya.
Selain perawatan dari dokter, berikut ini cara lain yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan SGOT dan SGPT yang tinggi.
Salah satu penyebab enzim yang menjadi penanda kerusakan hati ini menjadi tinggi adalah makanan berlemak. Begini, kedua enzim tersebut berfungsi memecah lemak di dalam tubuh.
Bila lemak yang masuk terlalu banyak, organ hati tidak mampu mengolahnya dan menyebabkan kerusakan sel hati.
Walaupun bukan alasan utama dari gangguan fungsi hati, Anda tetap perlu menghindari makanan berlemak. Tambah asupan serat dengan makan lebih banyak sayur dan buah untuk menjaga kesehatan liver.
Minum alkohol berlebihan merupakan salah satu kebiasaan yang sering menjadi penyebab kerusakan hati. Bagaimana bisa?
Hati adalah organ yang berperan menetralkan dan menyaring racun dari darah. Sementara itu, minuman beralkohol mengandung berbagai zat beracun yang nantinya akan diolah di hati.
Bila dikonsumsi terlalu banyak dan sering, organ hati tidak lagi mampu mengolah racun yang masuk, sehingga sel-sel hati pun rusak. Akibatnya, SGOT dan SGPT pun mulai meningkat.
Sama seperti alkohol, zat obat yang masuk ke dalam tubuh akan diolah langsung oleh hati karena dianggap sebagai racun. Walaupun dapat meredakan penyakit, beberapa obat dapat merusak hati ketika dikonsumsi sembarangan dan berlebihan.
Hal ini memberatkan kerja hati dan kadar kedua enzim tersebut pun meningkat. Selalu konsultasikan dengan dokter terkait obat-obatan yang akan dikonsumsi, terutama ketika Anda mengalami penyakit liver.
Rajin berolahraga adalah bagian penting dari menjaga fungsi hati dan membantu menurunkan SGPT dan SGOT yang tinggi. Cobalah berolahraga setiap hari selama 30 menit.
Anda bisa memulai dari olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang, seperti berjalan atau jogging. Dengan begitu, tumpukan lemak di tubuh pun ikut terbakar.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar