backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

7 Jenis Hepatitis Berdasarkan Penyebabnya, Apa Saja?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 12/06/2024

7 Jenis Hepatitis Berdasarkan Penyebabnya, Apa Saja?

Penyakit hepatitis menyebabkan peradangan organ hati dan mengakibatkan gangguan hati. Dari penyebabnya, penyakit hepatitis dibagi menjadi dua jenis, yakni hepatitis virus dan hepatitis nonvirus.  

Jenis hepatitis 

Penyakit hepatitis akibat infeksi virus adalah salah satu hepatitis yang paling banyak dialami oleh masyarakat. 

Mengutip situs Kementerian Kesehatan RI, di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan kasus hepatitis B sebagai kasus tertinggi.

Selain disebabkan oleh virus, penyakit ini bisa disebabkan oleh faktor genetik atau kebiasaan. Berikut ini informasi jenis hepatitis berdasarkan penyebabnya. 

1. Hepatitis A

Virus penyebab hepatitis

Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini termasuk infeksi hati menular dan endemik di negara berkembang.

Pasalnya, hepatitis A berkaitan dengan kebersihan lingkungan serta perilaku bersih dan sehat. Cara penularan hepatitis A antara lain melalui makanan, air yang tercemar feses penderita, serta hubungan seks. 

Walaupun jumlah kasusnya cukup banyak, hepatitis A termasuk penyakit dengan gejala yang ringan hingga sedang. Kebanyakan orang bisa sembuh total dan kebal terhadap infeksi HAV. 

Meski begitu, infeksi virus hepatitis A juga bisa berkembang menyebabkan kondisi yang parah. Itu sebabnya, program vaksinasi hepatitis A diperlukan untuk mencegah penyakit ini. 

2. Hepatitis B

Hepatitis B yakni infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini dapat ditularkan lewat kontak dengan darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi virus. 

Contohnya, saat transfusi darah, penggunaan jarum suntik terpapar virus HBV, atau ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan.

Hepatitis akut dapat berlangsung selama 6 bulan. Namun, jika lebih dari itu bisa jadi Anda mengalami hepatitis kronis.

Jika tidak segera ditangani, hepatitis B dapat meningkatkan risiko komplikasi gangguan hati seperti sirosis hati, kanker hati, dan gagal hati.

Untungnya, kini sudah ada program vaksin hepatitis B sebagai bentuk upaya pencegahan yang dipercaya aman dan efektif. 

3. Hepatitis C

Sakit autoimun penyebab hepatitis

Hepatitis C merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Bila dibiarkan, infeksi ini dapat merusak organ hati dan menimbulkan komplikasi serius. 

Cara penularan hepatitis C pun tidak jauh berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, yaitu melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi. 

Pada kebanyakan kasus hepatitis C, darah yang terinfeksi HCV menempel pada jarum suntik yang dipakai bersama-sama untuk obat atau pembuatan tato.

Selain kontak dengan darah dan jarum suntik, penularan lewat hubungan seksual mungkin dapat terjadi, tetapi cukup jarang ditemukan.

Selain itu, hingga saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah HAV, sehingga menghindari faktor risiko sangat dianjurkan untuk bebas dari serangan infeksi virus ini. 

4. Hepatitis D

Hepatitis D (HDV) atau juga bisa disebut sebagai virus delta adalah jenis hepatitis yang paling jarang ditemukan. Walaupun demikian, hepatitis D termasuk hepatitis yang cukup berbahaya. 

Hal ini dikarenakan hepatitis D memerlukan HBV untuk berkembang biak. Oleh karena itu, penyakit hepatitis D hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B.

Dengan adanya virus hepatitis D dan B di dalam tubuh, kedua virus tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih buruk.

Kabar baiknya, hepatitis D dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin hepatitis B. Akan tetapi, upaya pencegahan ini hanya berhasil pada orang yang belum pernah menderita hepatitis B.

Apa jenis hepatitis yang paling berbahaya?

Jenis hepatitis yang paling berbahaya adalah hepatitis B dan C. Hal ini karena kedua jenis hepatitis ini bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani, seperti sirosis hati hingga gagal hati.

5. Hepatitis E

Hepatitis E adalah jenis hepatitis yang cara penularannya hampir mirip dengan HAV, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus hepatitis.

Selain itu, konsumsi daging setengah matang atau mentah, dan transfusi darah yang terinfeksi bisa menjadi faktor risiko.

Wabah penyakit ini biasa terjadi di sejumlah negara berkembang, seperti beberapa daerah di Asia, termasuk di Indonesia. 

Sejauh ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis E, sehingga Anda perlu menjalani gaya hidup bersih sehat untuk menghindari penyakit ini.

6. Hepatitis alkoholik

hepatitis alkoholik

Hepatitis alkoholik adalah peradangan dalam hati yang terjadi akibat konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama.

Meski begitu, orang yang ketergantungan terhadap alkohol tidak lantas mengidap jenis hepatitis ini. 

Pada beberapa kasus, orang yang mengonsumsi alkohol dalam batas normal pun dapat berisiko terkena penyakit ini. 

Gejalanya bisa berupa kehilangan nafsu makan hingga penyakit kuning. Pengobatan hepatitis alkoholik biasanya berfokus dengan menghentikan konsumsi alkohol.

Penyakit hepatitis yang satu ini dapat berkembang menjadi gangguan fungsi hati yang serius, seperti sirosis hati jika tidak segera ditangani. 

7. Hepatitis autoimun

Berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, hepatitis autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel hati.

Penyebab penyakit hepatitis ini belum diketahui, tetapi ada kemungkinan disebabkan oleh kelainan genetik yang berkembang akibat faktor lingkungan. 

Jika tidak ditangani dengan tepat, hepatitis autoimun dapat berujung pada pengerasan hati dan kegagalan fungsi hati. Walaupun bukan penyakit menular, penyakit ini tidak dapat dicegah. 

Gejala yang dialami setiap penderitanya pun bervariasi, mulai dari nyeri sendi dan mual, hingga munculnya penyakit kuning.

Bila sudah parah, hepatitis autoimun dapat menyebabkan asites atau penumpukan cairan pada perut dan kebingungan mental. 

Oleh karena itu, pengobatan yang tepat diperlukan untuk mengatasi masalah ini, seperti obat kortikosteroid (prednison) atau immunosuppressive (Azathioprine dan 6-mercaptopurine). 

Ada kemungkinan pengobatan ini dilakukan seumur hidup sebagai upaya untuk mengendalikan gejala yang muncul. 

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi berdasarkan jenis hepatitis yang dialami.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 12/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan