backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Peginterferon Alfa-2a

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/04/2022

    Peginterferon Alfa-2a

    Peginterferon alfa-2a adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis. Apa jenis hepatitis yang dapat diobati dengan obat ini dan bagaimana aturan pakai obatnya? Ketahui informasinya melalui ulasan berikut.

    Golongan obat: Interferon

    Merek dagang: Pegasys

    Apa itu obat peginterferon alfa-2a?

    Peginterferon alfa-2a adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengobati infeksi hepatitis B kronis dan hepatitis C kronis, terutama pada orang yang menunjukkan tanda kerusakan hati.

    Obat ini termasuk ke dalam golongan interferon. Peginterferon itu sendiri adalah kombinasi antara interferon dan polietilen glikol (polyethylene glycol).

    Interferon adalah protein yang memodifikasi respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit parah.

    Sementara polietilen glikol bertugas membantu interferon tetap aktif di tubuh untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga dapat mengobati infeksi kronis atau yang terjadi jangka panjang.

    Sebagai obat antivirus, fungsi obat peginterferon alfa-2a, yaitu untuk menurunkan jumlah virus yang menyebabkan infeksi hepatitis B dan C.

    Meski begitu, melansir Medline Plus, obat ini mungkin tidak menyembuhkan hepatitis B atau hepatitis C yang Anda alami.

    Obat ini juga tidak mencegah Anda mengembangkan komplikasi dari hepatitis, seperti sirosis hati, gagal hati, atau kanker hati.

    Selain itu, obat peginterferon alfa-2a tidak mencegah penyebaran hepatisis B dan C ke orang lain.

    Dosis obat peginterferon alfa-2a

    Obat streptomisin streptomycin

    Obat ini tersedia dalam bentuk cairan injeksi 0,5 ml yang mengandung 90 mcg, 135 mcg, atau 180 mcg peginterferon alfa-2a. Namun, sediaan 90 mcg masih belum beredar di Indonesia.

    Obat ini biasanya dikemas dalam pre-filled syringe, yakni spuit yang telah berisi cairan dengan jarum suntik terpisah dan untuk digunakan sekali pakai.

    Cairan injeksi disuntikkan secara subkutan atau ke dalam lapisan lemak di bawah kulit yang biasanya dilakukan di area paha, lengan atas, atau perut.

    Sementara dosis obat tergantung pada kegunaannya. Berikut adalah gambaran dosis peginterferon alfa-2a sesuai dengan kegunaan obat.

    Hepatitis C kronis

    • Dewasa: 180 mcg sekali seminggu pada pasien yang belum pernah menggunakan pengobatan. Durasi pengobatan dapat bervariasi tergantung pada jenis virus. Pada pasien yang pernah mendapat pengobatan, dosis obat yaitu 180 mcg sekali seminggu selama 48 minggu. Pemberian obat bisa sebagai pengobatan tunggal atau dalam kombinasi dengan ribavirin.
    • Anak: Ditentukan oleh dokter berdasarkan pada tinggi dan berat badan anak. Dosis bisa diubah selama perawatan berlangsung. Durasi pengobatan kombinasi bisa bervariasi dari 6-12 bulan tergantung pada jenis virus yang menginfeksi dan respons tubuh terhadap pengobatan.

    Hepatitis B kronis

    • Dewasa: 180 mcg sekali seminggu selama 48 minggu. Dosis perlu disesuaikan bila muncul respons yang merugikan.
    • Anak: Ditentukan oleh dokter berdasarkan pada tinggi dan berat badan anak. Dosis bisa diubah selama perawatan berlangsung. Durasi pengobatan berlangsung selama 48 minggu.

    Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda bergantung pada kegunaan dan respons tubuh terhadap proses pengobatan. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Aturan pakai obat peginterferon alfa-2a

    Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk yang telah dokter berikan atau yang tersedia pada label kemasan. Jangan melebihkan atau mengurangi dosis obat.

    Dokter mungkin akan memberi dosis rata-rata untuk mengatasi penyakit yang Anda alami. Bila muncul efek samping yang serius, dokter bisa menurunkan dosis obat Anda.

    Oleh karena itu, pastikan Anda selalu memberi tahu dokter apa yang Anda rasakan selama pengobatan berlangsung.

    Meski begitu, jangan pernah menghentikan dosis obat tanpa sepengetahuan dokter, sekalipun Anda sudah merasa lebih baik. Selalu gunakan obat sesuai jangka waktu yang dokter tentukan.

    Sebisa mungkin, gunakan obat pada hari dan sekitar waktu yang sama setiap minggunya.

    Bila Anda melewatkan dosis obat satu atau dua hari dari hari yang dijadwalkan, gunakan obat ini sesegera mungkin.

    Lalu, kembali ke jadwal pemberian obat yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Namun, jika dosis obat yang terlewat lebih dari dua hari, hubungi dokter Anda untuk meminta saran.

    Hal yang pasti, jangan pernah menggandakan dosis obat Anda.

    Jangan pernah pula mengganti merek obat, meski sama-sama mengandung peginterferon alfa-2a. Dokter mungkin perlu mengganti dosis obat jika Anda menggunakan merek obat yang beda.

    Cara menyuntikkan obat

    Perlu diketahui pula, Anda mungkin perlu menggunakan obat injeksi ini di rumah. Oleh karena itu, pastikan Anda mengetahui cara menggunakan obat ini.

    Tanyakan pada dokter, apoteker, atau tenaga medis lain untuk mengetahui cara menyuntikkan obat dengan benar.

    Bila orang lain yang akan menyuntikkan obat, pastikan ia mengetahui cara menyuntikkan obat serta mencegah penyebaran hepatitis dari Anda.

    Hal yang pasti, Anda dapat menyuntikkan obat ini di mana saja di perut (kecuali pusar dan lingkar pinggang) atau paha atas.

    Namun, jangan gunakan tempat yang sama dua kali berturut-turut. Beri jarak sekitar 4 cm dari tempat suntikan sebelumnya dengan yang baru.

    Jangan pula menyuntikkan obat di area kulit yang sakit, merah, memar, bekas luka, atau terinfeksi.

    Pastikan juga Anda tidak menggunakan jarum suntik dan botol obat yang telah digunakan sebelumnya.

    Untuk menyuntikkan obat dengan benar, Anda bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini.

    • Bersihkan area kulit yang akan disuntik dengan kapas pembersih.
    • Tunggu hingga area kulit tersebut mengering.
    • Lepaskan pelindung jarum.
    • Dengan satu tangan, cubit lipatan kulit yang kendur. Dengan tangan lainnya, pegang jarum suntik dan masukkan jarum sepenuhnya ke dalam kulit yang terjepit pada sudut 45° hingga 90°.
    • Suntikkan larutan dengan mendorong pendorong pada alat suntik secara perlahan.
    • Jika sudah, tarik jarum langsung dari kulitnya.
    • Tekan area kulit yang habis disuntik dengan perban kecil atau kasa steril selama beberapa detik. Jangan memijat area kulit tersebut. Jika ada perdarahan, tutup dengan perban berperekat.

    Anda pun sebaiknya selalu memeriksa kelayakan produk sebelum mulai menggunakannya. Pastikan kemasan obat tidak bocor dan periksa tanggal kedaluwarsa.

    Jika terdapat partikel-partikel mencurigakan, terjadi perubahan warna, keruh, atau sudah habis masa berlakunya, jangan lanjut penggunaan dan segeralah buang obat tersebut.

    Tanyakan pada dokter, apoteker, atau tim medis lainnya untuk informasi lebih lanjut.

    Efek samping obat peginterferon alfa-2a

    cara alami mengobati bronkitis kronis

    Obat ini bisa menimbulkan efek samping yang umum pada beberapa orang. Berikut adalah efek samping yang dimaksud.

    • Mengantuk.
    • Kebingungan atau sulit berkonsentrasi.
    • Kelelahan.
    • Pusing.
    • Depresi.
    • Sulit tidur.
    • Kecemasan.
    • Gejala seperti flu, seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, dan menggigil.
    • Hilang nafsu makan.
    • Mulut kering.
    • Mual.
    • Muntah.
    • Diare.
    • Sakit perut.
    • Heartburn.
    • Nyeri sendi.
    • Nyeri, memar, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan..
    • Rambut rontok.
    • Kulit gatal.

    Bila efek samping di atas tak segera hilang atau justru semakin buruk, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.

    Selain itu, waspadai pula beberapa efek samping obat yang serius. Segera cari bantuan medis jika salah satu atau lebih dari efek samping berikut terjadi pada Anda.

    • Perubahan penglihatan, termasuk penglibatan kabur atau hilang penglihatan.
    • Nyeri punggung bawah.
    • Ruam.
    • Gatal-gatal.
    • Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau tungkai kaki bawah.
    • Sulit bernapas.
    • Nyeri dada.
    • Sulit menelan.
    • Suara serak.
    • Sakit perut dengan perut yang membengkak, mual dan muntah, demam, serta detak jantung meningkat.
    • Sakit perut dengan diare yang berdarah dan demam.
    • Perubahan suasana hati dan perilaku yang tidak biasa, seperti terlalu depresi, gelisah, halusinasi, atau pikiran untuk melukai diri.

    Pada anak, obat peginterferon alfa-2a dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan. Anak tidak tumbuh atau bertambah berat badan sebanyak yang diharapkan pada usianya.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat peginterferon alfa-2a

    Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini jika memiliki riwayat alergi terhadap obat peginterferon alfa-2a, jenis interferon alfa lainnya, atau obat lain yang mengandung benzil alkohol atau polietilen glikol.

    Selain itu, obat ini pun tak boleh diberikan pada beberapa orang dengan kondisi di bawah ini.

    • Penyakit hati.
    • Penyakit jantung yang parah.
    • Pernah atau sedang mengalami gangguan mental, terutama pada anak dan remaja.
    • Anak berusia 3 tahun ke bawah, kecuali diinstruksikan.
    • Sedang mendapat perawatan dengan obat telbivudine untuk infeksi hepatitis B.

    Oleh karena itu, selalu informasikan kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki.

    Ini termasuk bila Anda memiliki kondisi medis berikut yang mungkin perlu mendapat penyesuaian dosis obat atau pemantauan ketat dari dokter saat mendapat pengobatan.

    • Pernah atau sedang mengalami gangguan mental.
    • Penyakit kelainan darah.
    • Penyakit autoimun.
    • Diabetes.
    • Gangguan tiroid.
    • Penyakit mata.
    • Penyakit ginjal.
    • Infeksi.
    • Penyakit jantung.
    • Penyakit kejang.
    • Sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
    • Sedang menyusui.
    • Menjalani operasi, termasuk operasi gigi.

    Obat ini dapat menimbulkan efek mengantuk setelah digunakan. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak menyetir setelah menggunakan obat ini.

    Cara menyimpan obat

    Perhatikan petunjuk penyimpanan obat yang tertera pada label kemasan atau yang apoteker instruksikan.

    Simpan obat peginterferon alfa-2a dalam wadah yang sudah tersedia sejak Anda mendapatkannya.

    Pastikan wadah tertutup rapat dan terlindungi dari cahaya. Jauhkan pula obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Simpan obat di kulkas dengan suhu antara 2-8 ° Celsius, tetapi jangan dibekukan. Jangan letakkan obat ini di luar kulkas lebih dari 24 jam.

    Buang obat yang sudah tidak digunakan atau habis masa berlakunya. Namun, jangan membuang obat ini ke dalam toilet.

    Sebaiknya, masukkan jarum suntik dan spuit dengan aman ke dalam wadah tertutup.

    Lalu, kembalikan seluruhnya ke apotek atau rumah sakit agar bisa dimusnahkan sesuai dengan ketentuan pembuangan limbah medis.

    Bila Anda bingung, perhatikan pada label kemasan atau tanyakan pada apoteker mengenai penggunaan wadah serta cara aman membuang obat Anda. 

    Apakah obat peginterferon alfa-2a aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    tanda kehamilan saat kb suntik

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA), jika digunakan bersama dengan ribavirin.

    Penggunaan peginterferon alfa-2a bersama dengan ribavirin pada ibu hamil mungkin dapat membahayakan janin dan menyebabkan keguguran.

    Oleh karena itu, pastikan Anda sedang tidak hamil atau merencanakan kehamilan bila perlu mendapat obat ini dengan kombinasi ribavirin.

    Pastikan juga Anda tidak hamil hingga 4 bulan setelah pengobatan dihentikan.

    Sementara itu, belum diketahui apakah obat ini bisa mengalir ke ASI bila dikonsumsi oleh ibu menyusui.

    Oleh karena itu, tanyakan pada dokter mengenai manfaat dan risiko obat ini untuk Anda. Anda pun tidak dianjurkan untuk menyusui bayi setelah mendapatkan obat ini.

    Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Interaksi obat peginterferon alfa-2a dengan obat lain

    Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping.

    Oleh karena itu, selalu informasikan kepada dokter mengenai obat-obatan, baik obat resep, nonresep, suplemen vitamin, maupun produk herbal yang Anda konsumsi.

    Berikut beberapa obat yang telah diketahui dapat berinteraksi dengan peginterferon alfa-2a.

    • Telbivudine.
    • Theophylline.
    • Methadone.
    • Zibovudine.
    • Ribavirin.
    • Abacavir.
    • Didanosine.
    • Emtricitabine.
    • Lamivudine.
    • Stavudine.
    • Tenofovir.
    • Zalcitabine.
    • Zidovudine.
    • Mexiletine.
    • Naproxen.
    • Riluzole.
    • Tacrine.

    Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat ini. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/04/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan