Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Bilirubin adalah zat berwarna kuning kecoklatan yang ditemukan di empedu. Senyawa ini diproduksi saat hati memecah sel darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Ini yang memberikan warna normal pada feses.
Senyawa ini juga berfungsi mengatur kadar zat besi pada berbagai jenis protein. Meski berpotensi sebagai senyawa beracun, tubuh dapat mengeluarkan zat ini agar tidak menumpuk dan mengganggu kesehatan tubuh.
Walaupun terbentuk secara normal, adakalanya bilirubin menandakan penyakit tertentu. Kadar total bilirubin yang termasuk normal pada orang dewasa adalah 0,1 – 1,2 mg/dL atau 1,71 – 20,5 µmol/L.
Bila melebihi angka tersebut, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan pada hati atau saluran empedu.
Itu sebabnya, dibutuhkan pemeriksaan khusus untuk mengetahui berapa kadarnya di dalam tubuh. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi apakah angka tersebut melebihi batas normal atau tidak, sehingga bisa mendapatkan penanganan langsung
Senyawa yang memberikan warna pada feses ini berasal dari pemecahan hemoglobin pada sel darah merah dan sel eritroid yang rusak. Setiap harinya, tubuh akan memproduksi 4 mg/kg bilirubin.
Setelah terbentuk, zat ini akan beredar pada aliran darah dalam dua bentuk, yakni sebagai berikut.
Bilirubin tidak langsung atau tidak terkonjugasi adalah bentuk senyawa yang tidak dapat larut di dalam air.
Nantinya, zat ini akan beredar melalui aliran darah menuju organ hati, tempat ia berubah menjadi bentuk yang dapat larut.
Setelah sampai di hati, zat ini akan berubah menjadi senyawa yang terkonjugasi, alias dapat larut di dalam air.
Senyawa ini kemudian keluar dari hati, usus, dan kembali menjadi zat yang tak terkonjugasi dalam perjalanan sebelum disekresikan tubuh.
Bila kadar bilirubin Anda tinggi, dampaknya akan tergantung pada penyebabnya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sedangkan sebagian besar memiliki tanda berupa:
Bila Anda memiliki berbagai gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Berbagai gejala di atas dapat menandakan penyakit tertentu.
Dokter biasanya akan mengajukan tes bilirubin bersamaan dengan tes laboratorium lainnya, yaitu:
Ketiga dilakukan untuk mendeteksi gejala kelainan fungsi hati dan diperlukan bila Anda mengalami kondisi seperti:
Berikut ini beberapa penyebab kadar bilirubin tinggi melebihi angka normalnya.
Pembentukan batu empedu terjadi ketika senyawa seperti bilirubin dan kolesterol mengeras di kantung empedu. Organ ini bertanggung jawab untuk memproduksi empedu, yaitu cairan pencernaan yang membantu memecah lemak sebelum masuk ke usus.
Batu empedu juga dapat terbentuk ketika tubuh telah memproduksi terlalu banyak senyawa tersebut. Hal ini dapat terjadi bila kondisi hati (liver) menghasilkan terlalu banyak kolesterol.
Akibatnya, senyawa berwarna coklat kekuningan ini menumpuk dan menyumbat kantung empedu, sehingga tidak dapat mengalir dengan baik.
Kadar bilirubin yang tinggi ternyata juga bisa menandakan adanya gangguan fungsi hati atau penyakit liver. Penumpukan zat yang juga dapat keluar dari urine ini terjadi akibat fungsi hati tidak bekerja dengan normal.
Alhasil, zat beracun ini tidak dapat dikeluarkan dan diproses dari aliran darah tubuh. Ada beberapa penyakit liver yang menjadi penyebab kadar senyawa pewarna feses ini meningkat, meliputi:
Bagi orang yang menderita sindrom Gilbert biasanya mengalami peningkatan kadar bilirubin atau hiperbilirubinemia. Hal ini terjadi akibat penurunan kadar enzim hati yang diperlukan untuk menghilangkan zat tersebut.
Beberapa orang yang mengalami penyakit ini tidak merasakan gejala. Namun, tidak sedikit pula yang memiliki ciri berupa kulit yang menguning.
Kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah merah, seperti anemia hemolitik, juga bisa menjadi penyebab bilirubin tinggi. Kerusakan pada sel darah merah dapat meningkatkan senyawa jingga ini karena tubuh membuang terlalu banyak sel darah merah.
Bila terjadi pada bayi, kondisi ini disebut sebagai eritroblastosis fetalis. Kondisi ini dapat menghancurkan sel darah bayi karena dipengaruhi oleh sistem kekebalan ibunya. Akibatnya, kadar zat pewarna feses ini pun meningkat.
Selain kondisi kesehatan, peningkatan bilirubin juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan seperti:
Umumnya, kadar bilirubin yang rendah tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kondisi ini dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti:
Sebelum menjalani pemeriksaan, Anda akan diminta untuk tidak makan atau minum selama 4 jam. Dokter juga akan menginstruksikan untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi kadar bilirubin.
Beritahukan pada dokter bila Anda memiliki kondisi:
Pemeriksaan bilirubin biasanya dilakukan dengan menggunakan sampel darah. Darah Anda akan diambil melalui jarum kecil yang dimasukkan ke pembuluh vena pada lengan dan disimpan dalam tabung uji.
Setelah itu, lengan akan diperban selama 10 – 20 menit. Hindari menggunakan lengan yang disuntik untuk mengangkat barang setelah menjalani tes.
Anda mungkin akan merasakan sedikit sakit saat jarum disuntikkan ke lengan. Pada kasus yang jarang terjadi, vena akan membengkak setelah darah diambil.
Selain sampel darah, tes bilirubin juga dapat dilakukan dengan heel stick. Hanya saja, metode ini lebih sering dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin pada bayi.
Prosedur ini nantinya akan mengumpulkan sampel darah yang dikumpulkan dari tumit bayi dengan langkah meliputi hal-hal sebagai berikut.
Beberapa rumah sakit kini juga menggunakan alat pengukur bilirubin yang disebut transkutan. Transkutan adalah alat yang dipakai untuk memeriksa kadar senyawa berwarna jingga kecoklatan ini pada bayi baru lahir.
Alih-alih menusukkan pisau ke tumit bayi, alat tersebut hanya akan mengukur senyawa yang dibutuhkan pada kulit mereka.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat sesuai kondisi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar