backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan
Konten

8 Ciri-Ciri GERD yang Umum hingga Jarang Terjadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 19/06/2024

8 Ciri-Ciri GERD yang Umum hingga Jarang Terjadi

Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan kondisi medis ketika cairan asam yang seharusnya ada di dasar lambung justru naik ke kerongkongan. Pengidap GERD kerap mengeluhkan serangkaian gejala dan ciri-ciri tertentu yang dapat mengganggu aktivitas harian.

Ciri-ciri dan gejala GERD

Berbeda dengan kenaikan asam lambung biasa, asam lambung yang naik akibat GERD bisa sampai menimbulkan beragam gejala.

Gejala GERD bisa berlangsung dalam jangka waktu tertentu, seperti sekitar 2 kali seminggu atau bahkan berlangsung beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa gejala GERD yang dialami setiap orang bisa saja berbeda-beda.

Berikut ini berbagai ciri-ciri GERD yang biasanya terjadi pada orang dewasa.

1. Dada panas atau serasa terbakar

pengalaman sembuh dari gerd dan anxiety

Gejala paling utama dari GERD yakni timbulnya rasa panas pada bagian tengah dada atau tepat di atas perut.

Kondisi yang akrab dikenal dengan sebutan heartburn ini bisa membuat dada terasa sakit atau tidak nyaman.

Tingkat keparahan heartburn berbeda-beda, dari yang cukup ringan hingga yang terasa sangat parah. Saking hebatnya, beberapa orang bisa sampai salah mengira bahwa mereka mengalami serangan jantung mendadak.

2. Nyeri dada

Ciri-ciri GERD yang satu ini kerap salah dikira sebagai serangan jantung, padahal ada perbedaan antara nyeri dada heartburn dan serangan jantung.

Nyeri dada akibat GERD umumnya terasa pada dada dan menjalar dari bagian perut hingga leher.

Bila kondisinya sudah kronis, biasanya gejala GERD juga muncul setelah makan dan dapat memburuk pada malam hari.

Sementara itu, nyeri dada akibat serangan jantung lebih sering terasa pada dada bagian kiri.

3. Mulut terasa asam atau pahit

Gejala GERD lain yang bisa dengan mudah dideteksi yakni timbulnya rasa asam atau pahit pada bagian belakang mulut.

Rasa pahit muncul karena makanan atau asam lambung yang seharusnya sudah berada dalam sistem pencernaan naik ke kerongkongan.

Setelah naik ke kerongkongan (esofagus), makanan atau asam lambung tersebut akan terus bergerak ke bagian belakang tenggorokan. Cairan asam inilah yang  membuat mulut terasa pahit atau asam.

4. Regurgitasi makanan

Regurgitasi makanan merupakan kondisi saat cairan lambung dan sisa makanan yang belum dicerna kembali ke kerongkongan.

Campuran cairan lambung dan makanan lalu masuk ke mulut sehingga Anda merasakan asam seperti saat muntah.

Seperti heartburn, regurgitasi makanan merupakan ciri-ciri GERD yang sangat umum. Laporan dalam jurnal Gastroenterology & Hepatology pun menunjukkan bahwa sekitar 80% pengidap GERD mengalami gejala ini.

5. Rasa mengganjal di kerongkongan

Asam lambung merupakan asam kuat yang dapat mengiritasi jaringan tubuh, termasuk lapisan kerongkongan.

Iritasi pada kerongkongan akan menimbulkan rasa terbakar atau perasaan seperti ada makanan yang tersangkut di dalamnya.

Kerongkongan biasanya terasa makin mengganjal jika Anda makan makanan berlemak, gorengan, atau makanan pemicu GERD lainnya. Gejala ini baru akan membaik begitu asam lambung turun dan lebih stabil.

6. Batuk kering dan muntah

Salah satu ciri-ciri GERD yang kerap tidak disadari yaitu batuk kering. Batuk muncul karena asam lambung naik ke kerongkongan bagian atas, lalu mencapai tenggorokan atau bahkan laring (bagian pita suara).

Selain terjadi pada orang dewasa, batuk-batuk juga kerap menjadi penanda adanya GERD pada anak dan bayi.

Mereka mungkin tidak hanya batuk, tapi juga tersedak atau bahkan muntah hingga mengeluarkan semua isi perutnya.

Apakah GERD bisa kambuh karena stres?

Ya. GERD bisa kambuh karena stres. Pasalnya, stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan berisiko menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

7. Gejala semakin parah saat berbaring

Orang yang mengalami GERD biasanya mengeluhkan gejala yang semakin memburuk ketika tubuhnya dalam posisi berbaring alias tiduran.

Nyeri dadanya terasa bertambah parah, bahkan disertai mual atau batuk dengan bunyi napas yang lirih (mengi).

Itulah sebabnya orang yang punya GERD atau penyakit lambung lainnya sangat tidak disarankan untuk tidur setelah makan. Kondisi ini bisa membuat Anda bangun dengan badan lelah akibat GERD.

8. Timbul masalah pada gigi

Tidak melulu heartburn, GERD bisa saja menimbulkan ciri-ciri lain seperti kerusakan gigi beserta jaringan di sekitarnya.

Ini lantaran ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, cairan tersebut dapat mencapai mulut.

Tanpa sadar, hal tersebut akan membuat permukaan gigi dan lapisan keras pelindung gigi (email) terkikis. Lama kelamaan, asam lambung akan semakin merusak permukaan gigi dan lapisan pelindungnya.

Gejala GERD lainnya

obat progesteron

Sama seperti penyakit lainnya, GERD yang berlangsung selama bertahun-tahun (kronis) dapat menimbulkan gejala yang lebih parah, seperti:

Bila gejala GERD kronis terus memburuk pada malam hari, kemungkinan hal ini akan mengembangkan kondisi lain, antara lain:

Kapan Anda harus periksa ke dokter?

Ciri-ciri GERD terkadang bisa menyerupai gejala penyakit lain, sehingga Anda butuh bantuan dokter untuk memastikan penyebab GERD sekaligus diagnosis penyakitnya.

Segera kunjungi dokter maupun rumah sakit terdekat jika Anda mengalami gejala seperti di bawah ini.

  • Gejala yang tidak membaik atau lebih buruk dari biasanya, terutama pada orang yang memiliki GERD kronis.
  • Nyeri parah pada dada, seperti dada diremas kencang.
  • Sesak napas, pusing, mual, dan keringat dingin saat menjalani aktivitas.

Penyakit refluks asam lambung alias GERD terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, dari heartburn, nyeri dada, hingga masalah pada gigi dan jaringan di sekitarnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 19/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan