Ketika Anda makan, makanan yang telah dikunyah di dalam mulut akan diteruskan ke organ lambung untuk melewati tahap pencernaan berikutnya. Proses ini melibatkan saluran pencernaan yang disebut esofagus alias kerongkongan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Ketika Anda makan, makanan yang telah dikunyah di dalam mulut akan diteruskan ke organ lambung untuk melewati tahap pencernaan berikutnya. Proses ini melibatkan saluran pencernaan yang disebut esofagus alias kerongkongan.
Jika esofagus mengalami gangguan, proses masuknya makanan ke dalam lambung tentu akan terganggu. Berikut berbagai hal yang perlu Anda ketahui seputar saluran pencernaan ini serta gangguan kesehatan yang umumnya terjadi.
Kerongkongan (esofagus) adalah saluran panjang yang menghubungkan tenggorokan dan lambung. Panjang kerongkongan sekitar 20 – 25 cm, dimulai dari trakea (batang tenggorok) dan memanjang hingga bagian atas lambung Anda.
Pada bagian awal kerongkongan terdapat epiglotis. Epiglotis merupakan katup kecil yang menutup jalur pernapasan ketika Anda menelan makanan atau cairan. Katup ini berfungsi mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam paru-paru.
Dinding esofagus tersusun dari berlapis-lapis otot yang sama dengan lapisan lambung dan usus. Berikut lapisan otot penyusun esofagus dari luar ke dalam.
Kontraksi dan relaksasi otot-otot lapisan esofagus menghasilkan gerak peristaltik. Ini merupakan gerakan meremas dan mendorong yang membantu makanan bergerak menuju lambung. Gerak yang sama juga terjadi di usus halus dan usus besar.
Selain dinding yang berlapis-lapis, kerongkongan Anda juga memiliki sfingter. Sfingter yaitu otot berbentuk cincin yang dapat membuka dan menutup. Otot ini berfungsi mencegah makanan, udara, dan asam lambung bergerak ke arah sebaliknya.
Ada dua macam sfingter esofagus, yaitu sfingter atas dan bawah. Sfingter esofagus atas terletak di dekat faring (bagian tenggorokan yang menghubungkan hidung dan mulut). Fungsi sfingter atas adalah mencegah makanan bergerak kembali ke mulut.
Sementara itu, sfingter esofagus bawah terletak pada pertemuan antara kerongkongan dan bagian atas lambung. Saat Anda tidak sedang menelan, sfingter esofagus bawah akan menutup agar isi lambung tidak naik menuju kerongkongan.
Seperti halnya lambung, usus, dan komponen lainnya dalam sistem pencernaan, esofagus pun dapat mengalami gangguan. Melansir laman Johns Hopkins Medicine, berikut berbagai kondisi yang bisa menyerang saluran ini.
Akalasia merupakan kondisi ketika kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau cairan ke dalam lambung. Kondisi langka ini kemungkinan disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf pada dinding esofagus.
Pada kondisi normal, sfingter esofagus atas seharusnya terbuka ketika Anda menelan agar makanan atau cairan dapat bergerak menuju lambung. Namun, pada penderita akalasia, sfingter tidak menutup sehingga makanan dan cairan justru terjebak.
Esofagitis merupakan peradangan atau iritasi yang terjadi pada lapisan kerongkongan. Peradangan biasanya terjadi akibat asam lambung yang sering naik. Asam lambung dapat mengikis lapisan esofagus sehingga menimbulkan radang dan iritasi.
Selain itu, peradangan juga dapat disebabkan oleh infeksi, efek obat-obatan tertentu, serta reaksi alergi. Penderita umumnya mengalami kesulitan menelan yang disertai dengan:
Barrett’s esophagus terjadi ketika lapisan kerongkongan mengalami kerusakan akibat paparan asam lambung secara terus-menerus. Kondisi ini timbul sebagai komplikasi dari penyakit GERD dan esofagitis yang tidak tertangani dengan baik.
Asam lambung yang sering naik dapat mengikis lapisan esofagus. Lama-kelamaan, sel-sel lapisan esofagus pun berubah dan mengalami kerusakan. Apabila sudah terjadi kerusakan, inilah yang dikenal sebagai Barrett’s esophagus.
Penyakit ini berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker esofagus. Meskipun risiko kanker tidak meningkat secara drastis, penderita perlu rutin periksa ke dokter. Hal ini bertujuan agar pengobatan kanker bisa diberikan sedini mungkin.
Pembentukan kanker esofagus biasanya berawal dari sel-sel yang menyusun lapisan terdalam esofagus. Sel tersebut mengalami mutasi DNA, lalu tumbuh tak terkendali hingga membentuk jaringan abnormal yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab kanker pada kerongkongan belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya.
Kanker esofagus dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan sakit maag. Apabila Anda mengalami gejala maag yang semakin parah, penurunan berat badan secara drastis, dan batuk berkepanjangan, segeralah berkonsultasi kepada dokter.
Striktur esofagus merupakan penyempitan yang abnormal pada kerongkongan. Kondisi ini bisa menghambat masuknya makanan dan cairan ke dalam lambung. Dampaknya, penderita pun sulit menelan dan merasa ada yang tersangkut pada kerongkongannya.
Ada dua jenis striktur esofagus, yaitu striktur sederhana dan kompleks. Pada striktur sederhana, penyempitan tidak terlalu parah dan bentuknya cukup simetris. Sementara itu, striktur kompleks biasanya lebih panjang dan kerongkongan menjadi lebih sempit.
Penyempitan esofagus dapat disebabkan oleh esofagitis, GERD, pembedahan, serta pertumbuhan jaringan kanker maupun non-kanker. Pengobatan perlu disesuaikan dengan faktor yang menjadi penyebabnya.
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut dan lambung. Ketika terjadi masalah pada saluran ini, proses pencernaan terutama menelan secara keseluruhan tentu akan ikut terganggu.
Jika Anda kerap mengalami keluhan pada kerongkongan, jangan abaikan kondisi ini. Segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar