Diagnosis laryngopharyngeal reflux (LPR)
LPR biasanya didiagnosis lewat keluhan gejala pasien, seperti iritasi atau pembengkakan di tenggorokan dan bagian belakang kotak suara.
Dalam banyak kasus, tidak diperlukan pemeriksaan khusus untuk menetapkan diagnosis. Namun pada beberapa kasus, dokter mungkin meminta pasien untuk menjalani beberapa tes kesehatan berikut.
1. Pengamatan menelan
Pasien menelan cairan khusus yang disebut barium, yang melapisi esofagus, lambung, dan usus.
Cairan ini terlihat pada sinar-X dan memungkinkan dokter untuk melihat pergerakan makanan saat melewati mulut ke kerongkongan.
2. Pemeriksaan endoskopi
Dokter juga dapat melihat bagian dalam lambung dan kerongkongan dengan endoskop, yakni tabung tipis panjang dengan kamera di ujungnya.
Alat ini akan dimasukkan dokter melalui mulut, turun ke kerongkongan, dan masuk ke saluran cerna.
3. Tes pH esofagus
Tes LPR ini dilakukan untuk mengukur dan mencatat pH (tingkat asam) di kerongkongan. Sebuah tabung tipis dan kecil dengan alat di ujungnya dapat mendeteksi asam.
Alat ini dimasukkan melalui hidung, turun ke kerongkongan, dan diposisikan sekitar 2,5 cm di atas sfingter esofagus bagian bawah.
Pengobatan laryngopharyngeal reflux (LPR)

Sebagian besar kasus LPR tidak memerlukan perawatan medis dan dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup seperti berikut ini.
- Ikuti diet rendah asam, rendah lemak, tidak pedas. Hindari makanan pemicu maag atau naiknya asam lambung.
- Sering makan tapi dengan porsi kecil.
- Menurunkan berat badan.
- Berhenti merokok, minum alkohol, dan minum kopi.
- Tidak makan berat dalam 2 jam sebelum tidur.
- Jangan konsumsi makanan berat, kurang dari 2 jam sebelum tidur.
- Sebaiknya tidak langsung tidur setelah makan.
- Posisi kepala lebih tinggi saat tidur menggunakan bantal untuk mencegah asam lambung naik ke atas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar