Gastroesophageal reflux disease (GERD) tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi bisa juga dialami anak-anak. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan seputar GERD pada anak dan bayi, mulai dari gejala, penyebab, sampai pengobatannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Gastroesophageal reflux disease (GERD) tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi bisa juga dialami anak-anak. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan seputar GERD pada anak dan bayi, mulai dari gejala, penyebab, sampai pengobatannya.
GERD atau refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan kronis ketika isi perut naik kembali ke kerongkongan.
GERD adalah bentuk gastroesophageal reflux (GER) yang lebih serius dan berjalan lebih lama. Umumnya, bayi usia di bawah 2 tahun (12—14 bulan) sering mengalami GER.
Anak hingga remaja usia 2—19 tahun juga bisa mengalami GER, tetapi kondisi ini tidak selalu berakhir menjadi GERD.
GER bisa berubah menjadi gejala GERD ketika bayi mengalami kondisi berikut.
Pada umumnya gejala GERD pada si Kecil tidak jauh berbeda dengan orang dewasa.
Mengutip dari Boston Children Hospital, gejala GERD pada anak yaitu sebagai berikut.
Bila anak tidak mengalami masalah pada saluran pernapasan, ia tidak memerlukan perawatan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Akan tetapi, orangtua perlu membawa anaknya ke dokter bila mengalami beberapa kondisi di bawah ini.
Bila si Kecil mengalami hal tersebut, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat sesuai kondisi anak.
GERD bisa terjadi karena kondisi kesehatan memengaruhi cara kerja sfingter atau katup esofagus, yakni di bagian bawah kerongkongan (LES).
LES adalah otot bagian bawah kerongkongan yang bisa terbuka agar makanan bisa masuk ke perut. Ketika LES terlalu sering terbuka, asam lambung bisa naik ke kerongkongan.
Proses tersebut bisa menyebabkan mulas dan muntah.
Pada umumnya, setiap orang pasti pernah mengalami refluks. Kalau pernah bersendawa dan ada rasa asam di mulut, itu adalah refluks.
Anak-anak yang merasakan refluks akan mengeluhkan rasa tidak enak di mulut.
Anak bayi cenderung memiliki refleks LES yang lemah sehingga tetap rileks ketika harus menutup.
Ketika mencerna makanan atau susu, LES akan terbuka dan ini membuat isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Nah, saat isi lambung naik ke kerongkongan, anak akan muntah. Akan tetapi, pada sebagian kasus, isi lambung bayi hanya naik ke esofagus.
Kondisi tersebut menyebabkan GERD atau masalah pada pernapasan.
Ada jenis makanan yang memengaruhi pergerakan otot LES dan bisa membuat otot tersebut terbuka lebih lama. Jenis makanan yang memicu kondisi tersebut adalah:
Sementara itu, makanan yang bisa meningkatkan kadar asam dalam perut adalah jeruk dan tomat.
Ketika orangtua melihat tanda dan gejala GERD pada si Kecil, segera bawa ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis GERD pada anak, berikut penjelasannya.
Tes ini berfungsi untuk melihat organ bagian atas dari sistem pencernaan anak. Pemeriksaan bagian ini meliputi kerongkongan, perut, dan bagian dari usus kecil (duodenum).
Nantinya, dokter atau petugas laboratorium akan meminta anak menelan cairan logam bernama barium.
Barium ini membantu melapisi organ sehingga petugas bisa melihat dari sinar-X.
Setelah itu, anak perlu melakukan rontgen untuk memeriksa tanda luka atau penyumbatan tidak normal di saluran cerna.
Pemeriksaan lain untuk mendiagnosis GERD pada anak adalah endoskopi.
Ini adalah proses memeriksa saluran cerna dari dalam menggunakan tabung kecil fleksibel bernama endoskop.
Pada ujung tabung memiliki cahaya dan lensa kamera, sehingga bisa melihat saluran cerna lebih jelas.
Pemeriksaan ini untuk melihat kekuatan kerongkongan, apakah anak memiliki masalah menelan atau tidak.
Cara pemeriksaan ini yaitu dengan memasukkan tabung kecil ke dalam lubang hidung anak, kemudian turun ke tenggorokan dan kerongkongan.
Setelah itu, tekanan yang otot-otot lakukan saat kerongkongan istirahat diukur.
Pemeriksaan GERD pada anak mencakup pemantauan pH atau kadar asam pada kerongkongan.
Caranya dengan memasukkan tabung plastik tipis ke dalam lubang hidung, kemudian menyusuri tenggorokan dan kerongkongan.
Tabung ini memiliki sensor untuk mengukur tingkat keasaman atau pH selama pemeriksaan.
Tes ini dilakukan untuk melihat apakah perut membawa isinya ke dalam usus kecil dengan benar atau tidak.
Pengosongan lambung yang tertunda bisa menyebabkan refluks ke kerongkongan yang tidak nyaman.
Pada banyak kasus, perawatan dan pengobatan GERD bisa dengan cara mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Berikut ini adalah penjelasannya.
Untuk mengatasi GERD pada anak, biasanya dokter akan merespkan obat untuk mengurangi jumlah asam lambung, berikut daftarnya.
Pada beberapa kasus GERD pada anak, si Kecil mungkin membutuhkan selang makanan khusus.
Kondisi yang membuat anak membutuhkan selang makanan yaitu bayi dengan penyakit jantung bawaan atau bayi lahir prematur.
Bayi akan sering mengantuk setelah makan. Padahal untuk anak dengan GERD, tidur setelah makan adalah kondisi yang harus dihindari.
Untuk memakai alat ini, dokter akan memasang selang lewat hidung, kemudian berjalan menuju kerongkongan dan langsung masuk perut.
Beberapa anak dan bayi dengan kondisi GERD akan mengalami penurunan berat badan karena sering muntah.
Dokter dan petugas medis akan memberikan suplemen penambah kalori agar gizi anak tetap terjaga dengan baik.
Beberapa suplemen kalori untuk menambah berat badan bayi adalah sebagai berikut.
Prosedur yang satu ini akan dokter ambil sebagai jalan terakhir ketika GERD anak sudah sangat parah. Kondisi parahnya seperti berikut.
Dokter akan melakukan metode laparoskopi dengan durasi operasi singkat dan pemulihan yang cepat.
Selain beberapa pengobatan medis di atas, perawatan rumahan untuk GERD pada bayi dan anak juga bisa dilakukan, seperti berikut ini.
Pada umumnya, GERD pada anak bisa teratasi dengan perawatan rumahan. Segera hubungi dokter bila kondisi muntah tidak berhenti dalam beberapa hari.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar