backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Cefpodoxime

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/03/2022

    Cefpodoxime

    Pernahkah Anda mendapat obat antibiotik dari dokter? Biasanya, Anda akan mendapat jenis obat ini bila memiliki penyakit infeksi bakteri. Dari sekian jenis obat antibiotik, cefpodoxime atau sefpodoksim adalah salah satunya.

    Ketahui lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis, aturan pakai, dan efek samping obat tersebut melalui ulasan berikut.

    Golongan obat: Antibiotik

    Merek dagang: Cefpodoxime

    Apa itu obat cefpodoxime?

    Cefpodoxime atau sefpodoksim adalah obat golongan antibiotik kelas sefalosporin untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakteri.

    Sebagai obat antibiotik, fungsi cefpodoxime adalah untuk membunuh dan menghentikan perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi.

    Biasanya, obat ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang terjadi di saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, paru-paru), telinga (otitis media), kulit, dan kandung kemih.

    Selain kegunaan tersebut, obat cefpodoxime juga sering digunakan untuk mengobati penyakit menular seksual yang bernama gonore.

    Obat ini juga mungkin akan dokter resepkan untuk mengatasi kondisi medis lain. Namun, yang pasti, obat antibiotik apa pun tidak akan berpengaruh pada infeksi virus, seperti flu.

    Mengonsumsi antibiotik yang tidak diperlukan berisiko menimbulkan infeksi yang kebal terhadap pengobatan antibiotik pada kemudian hari.

    Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa saat ini obat dengan zat aktif sefpodoksim sudah tidak lagi tersedia di Indonesia.

    Dosis obat cefpodoxime proxetil

    Obat sefpodoksim tersedia dalam bentuk tablet salut selaput 100 mg dan cairan suspensi yang digunakan secara oral (minum).

    Setiap 5 mL cairan suspensi mengandung 50 mg atau 100 mg cefpodoxime. Sementara untuk dosisnya, tergantung pada kegunaan obat.

    Melansir laman MIMS, berikut adalah dosis obat sefpodoksim untuk orang dewasa dan anak-anak sesuai dengan kegunaannya.

    Otitis media akut

    • Anak: Usia ≥ 15 hari dosisnya 4 mg/kg berat badan setiap 12 jam. Dosis maksimal yaitu 200 mg per hari.

    Infeksi kulit dan jaringan lunak

    • Dewasa: 200-400 mg setiap 12 jam.
    • Anak: Usia ≥ 15 hari dosisnya 4 mg/kg berat badan setiap 12 jam. Dosis maksimal yaitu 200 mg per hari.

    Infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih

    • Dewasa: 100-200 mg setiap 12 jam.
    • Anak: Usia ≥ 15 hari dosisnya 4 mg/kg berat badan setiap 12 jam. Dosis maksimal, yaitu 200 mg per hari.

    Gonore tanpa komplikasi

    • Dewasa: 200 mg sebagai dosis tunggal.

    Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda tergantung pada kegunaan dan respons Anda terhadap proses pengobatan.

    Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Aturan pakai obat cefpodoxime

    obat neostigmin

    Selalu ikuti aturan pakai obat antibiotik yang telah dokter resepkan atau baca petunjuk yang tertera pada label kemasan sebelum memulai pengobatan.

    Namun, yang pasti, sefpodoksim berbentuk tablet perlu dikonsumsi setelah makan. Telan utuh obat berbentuk tablet ini dengan segelas air putih.

    Sementara obat yang berbentuk suspensi bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

    Akan tetapi, sebelum Anda atau anak Anda mengonsumsinya, kocok botol obat terlebih dahulu untuk memastikan cairan telah tercampur merata.

    Gunakan sendok atau gelas ukur khusus yang tersedia dalam kemasan untuk mengukur dosis obat. Jika tidak tersedia, mintalah kepada apoteker Anda.

    Hal yang penting, jangan gunakan sendok rumah untuk menakar dosis obat karena tidak dapat mengukur dosis dengan tepat.

    Konsumsi obat sefpodoksim sampai habis sesuai jangka waktu yang dokter tentukan, meski gejala sudah membaik.

    Jika Anda menghentikan konsumsi obat terlalu dini, infeksi Anda tidak akan terobati sepenuhnya dan berisiko terkena infeksi yang kebal terhadap antibiotik.

    Bila kondisi kesehatan Anda tidak membaik, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

    Sementara itu, bila Anda lupa atau melewatkan satu dosis obat, konsumsi obat ini sesegera mungkin.

    Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa.

    Penting untuk tidak menggandakan dosis obat Anda saat terlewat minum di jadwal sebelumnya.

    Efek samping obat cefpodoxime

    Sebagaimana obat pada umumnya, sefpodoksim juga bisa memunculkan efek samping pada beberapa orang.

    Beberapa efek samping antibiotik cefpodoxime yang umum, yaitu:

    • mual,
    • muntah,
    • diare,
    • sakit perut,
    • sakit kepala,
    • keputihan, atau
    • ruam popok pada bayi.

    Selain, efek samping yang lebih serius pun bisa terjadi.

    Bila efek samping berikut muncul, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter untuk mengatasinya.

    • Diare yang berair atau berdarah dan disertai dengan sakit perut yang parah.
    • Demam, menggigil, sakit tenggorokan, sariawan, nyeri sendi, atau pembengkakan kelenjar.
    • Kejang.
    • Masalah pada hati yang ditandai dengan sakit perut bagian atas, tidak nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, atau penyakit kuning (kulit atau mata menguning).

    Sementara itu, Anda pun sebaiknya segera mencari pertolongan medis bila reaksi alergi muncul setelah mengonsumsi obat ini, seperti berikut.

    • Gatal-gatal.
    • Ruam.
    • Pembengkakan di wajah atau tenggorokan.
    • Sulit bernapas.

    Tidak semua orang akan mengalami efek samping antibiotik tersebut.

    Selain itu, mungkin ada beberapa efek samping lain yang tidak disebutkan di atas.

    Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter Anda.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat cefpodoxime

    obat progesteron

    Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini jika memiliki riwayat alergi terhadap obat antibiotik cefpodoxime, penisilin, atau sefalosporin lainnya, seperti:

    Untuk memastikan bahwa cefpodoxime adalah obat yang aman untuk Anda konsumsi, informasikan kepada dokter jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, terutama di bawah ini.

    • Penyakit ginjal.
    • Pernah mengidap gangguan pencernaan, terutama colitis.
    • Masalah buang air kecil.
    • Sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
    • Sedang menyusui.

    Pada kondisi-kondisi medis di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.

    Penyimpanan cefpodoxime

    Sementara itu, terkait dengan penyimpanan obat, obat berbentuk tablet paling baik disimpan pada suhu ruangan.

    Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap, seperti di kamar mandi. Jauhkan pula semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Sementara obat berbentuk cairan suspensi sebaiknya disimpan di lemari es dalam botol yang tertutup rapat, tetapi jangan dibekukan.

    Buang sisa obat yang tidak digunakan setelah 14 hari atau yang sudah habis masa berlakunya.

    Perhatikan instruksi pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda mengenai bagaimana cara aman membuang obat ini.

    Apakah obat cefpodoxime aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

    Ini berarti obat sefpodoksim tidak berisiko pada ibu hamil menurut beberapa penelitian.

    Meski begitu, sebaiknya Anda selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat antibiotik saat hamil.

    Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko konsumsi obat ini sesuai kondisi Anda.

    Selain itu, obat ini pun diketahui dapat mengalir ke ASI dalam jumlah kecil bila dikonsumsi oleh ibu menyusui.

    Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter jika perlu mengonsumsi obat ini saat menyusui.

    Interaksi obat cefpodoxime dengan obat lain

    obat syntocinon

    Beri tahu kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi.

    Ini termasuk obat resep, obat yang bisa dibeli bebas di apotek, serta suplemen dan juga obat herbal.

    Pasalnya, beberapa obat dapat berinteraksi dengan sefpodoksim yang bisa meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas obat.

    Berikut adalah beberapa obat yang telah diketahui dapat berinteraksi dengan cefpodoxime.

    Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan sefpodoksim. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/03/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan