Pasalnya, infeksi bakteri tertentu seperti infeksi saluran kemih juga bisa membahayakan janin yang berujung pada komplikasi kehamilan.
Jika risiko infeksi bakteri bagi janin masih lebih besar daripada risiko minum antibiotik, dokter akan meresepkan antibiotik untuk ibu hamil.
Apabila Anda harus minum antibiotik saat hamil, perhatikan baik-baik dan ikuti anjuran dokter.
Ikuti setiap aturan pengobatan, seperti berapa lama harus minum antibiotik, dosis pakainya, serta efek sampingnya.
Jika ada pertanyaan atau khawatir akan risiko tertentu, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda.
Hindari berasumsi atau mengambil keputusan sendiri tanpa pengawasan dokter.
Risiko minum antibiotik saat hamil
Walaupun antibiotik bermanfaat untuk mengatasi masalah penyakit infeksi, penggunaan obat ini diperbolehkan jika kesehatan ibu semakin menurun.
Anda tetap perlu mewaspadai risiko efek samping dari antibiotik, beberapa di antaranya adalah sakit perut, reaksi alergi, hingga bayi cacat lahir.
Dokter juga memantau agar Anda tidak menggunakan antibiotik secara berlebihan.
Pasalnya, ada pula jenis antibiotik yang tidak cocok pada kondisi kehamilan tertentu sehingga menimbulkan bahaya.
Ambil contoh, antibiotik jenis tetrasiklin dapat menghitamkan gigi bayi yang sedang berkembang.
Maka dari itu, penggunaan tetrasiklin tidak dianjurkan setelah minggu ke-15 kehamilan (trimester kedua).
Ketika Anda mempunyai kekhawatiran serta pertanyaan tentang penggunaan antibiotik selama kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar