Penyakit jantung menjadi penyebab banyak kematian masyarakat Indonesia. Ini karena penyakit tersebut bisa mengganggu sirkulasi darah dan oksigen yang dibutuhkan oleh semua sel, jaringan, dan organ tubuh. Jenis penyakit jantung yang paling umum menyerang adalah aterosklerosis, dan salah satu yang langka adalah penyakit Takayasu arteritis. Yuk, kenali gejala hingga perawatan penyakit jantung yang langka ini pada ulasan berikut!
Apa itu penyakit Takayasu arteritis?
Takayasu arteritis adalah penyakit jantung langka yang menyebabkan peradangan dinding pembuluh darah. Dikenal dengan sebutan demikian, karena penyakit ini pertama kali ditemukan oleh dr. Mikito Takayasu pada tahun 1908.
Berdasarkan pengamatan, penyakit langka ini umumnya menyerang wanita Asia berumur di bawah 40 tahun, dengan jumlah kasus sekitar dua hingga tiga kasus per satu juta populasi manusia setiap tahunnya.
Penyakit ini juga memiliki nama lain, yakni young female arteritis, pulseless disease, aortic arch syndrome, dan reversed coarctation.
Penyakit Takayasu arteritis pertama kali ditemukan akibat adanya kemunculan pembuluh darah sirkular pada bagian retina mata. Gejala selanjutnya tidak adanya denyut nadi pada pergelangan tangan penderita, sehingga penyakit ini Anda kenal dengan sebutan pulseless disease.
Setelah ilmuwan meneliti lebih lanjut, kelainan pembuluh darah pada retina pada penderitanya terjadi akibat respons penyempitan pembuluh darah arteri pada leher.
Penyebab penyakit Takayasu arteritis
Penyebab penyakit jantung yang tergolong langka ini belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa ini ada kaitannya dengan konsisi autoimun, yakni kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Jadi, sistem imun yang berupa sel darah putih kemungkinan menyerang pembuluh darah aorta dan cabang-cabangnya. Hasilnya peradangan akan terjadi dan menyebabkan kerusakan pada aorta, yaitu pembuluh nadi besar yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, dan pembuluh darah lain yang berhubungan dengan aorta.
Kemungkinan lainnya adalah penyebab penyakit Takayasu arteritis adalah virus atau infeksi, mulai dari infeksi spirochetes, Mycobacterium tuberculosis, hingga mikroorganisme streptokokus.
Penyakit jantung juga menurun dalam keluarga, sehingga ada kemungkinan faktor genetik juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan penyakit. Langkanya kasus penyakit menyebabkan penelitian mengenai penyebab pasti penyakit ini lebih sulit.
Tanda dan gejala penyakit Takayasu arteritis
Tanda-tanda dan gejala penyakit jantung langka ini umumnya terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama berupa systemic phase dan tahap kedua berupa occlusive phase. Namun, pada beberapa penderita, kedua tahapan ini bisa berlangsung pada waktu bersamaan.
Tahap pertama: systemic phase
Pada fase penyakit Takayasu arteritis ini, gejala yang muncul umumnya, meliputi:
- kelelahan,
- penurunan berat badan,
- rasa sakit dan nyeri pada tubuh, dan
- demam ringan.
Pada tahapan ini, gejala-gejala yang terlihat masih sangat umum dan tidak spesifik. Kebanyakan pasien juga mengalami peningkatan laju pengendapan sel darah merah (erythrocyte sedimentation rate, ESR) pada tahap ini.
Tahap kedua: occlusive phase
Pada tahap kedua penyakit Takayasu arteritis ini, umumnya penderita akan menunjukkan gejala, berupa:
- Sakit pada bagian tubuh, terutama tangan dan kaki (klaudikasi).
- Pusing hingga pingsan.
- Sakit kepala.
- Masalah ingatan dan kemampuan berpikir.
- Napas pendek.
- Perbedaan tekanan darah pada kedua lengan.
- Penurunan denyut nadi.
- Anemia (jumlah sel darah merah rendah).
- Terdengar bunyi pada arteri saat pengecekan menggunakan stetoskop.
Pada tahap kedua, inflamasi pembuluh darah telah menyebabkan penyempitan arteri (stenosis), sehingga aliran oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan tubuh semakin menurun.
Penyempitan pembuluh darah pada leher, lengan, dan pergelangan tangan juga menyebabkan denyut nadi tidak terdeteksi sehingga penderita terkesan tidak mempunyai denyut nadi.
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat Takayasu arteritis
Tanpa perawatan yang sesuai, penyakit Takayasu arteritis dapat menimbulkan komplikasi, seperti dilansir dari laman Mayo Clinic.
- Penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang bisa menyebabkan penurunan aliran darah ke berbagai jaringan dan organ tubuh.
- Pecahnya pembuluh darah akibat aneurisme aorta.
- Tekanan darah tinggi akibat penyempitan pembuluh darah yang mengangkut darah ke organ ginjal (arteri renal).
- Pneumonia, interstitial pulmonary fibrosis, dan kerusakan alveolus apabila penyakit ini menyerang pembuluh darah arteri pulmonary.
- Inflamasi jantung yang kemudian mempengaruhi otot jantung, seperti miokarditis dan masalah pada katup jantung.
- Gagal jantung akibat tekanan darah tinggi, miokarditis, atau regurgitasi katup aorta.
- Transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan.
- Stroke akibat penurunan alirah darah atau penyumbatan aliran darah dari jantung ke bagian otak.
- Serangan jantung.
Bagaimana mengobati penyakit Takayasu arteritis?
Agar kondisinya tidak semakin parah dan tidak menimbulkan komplikasi, pasien Takayasu arteritis perlu menjalani pengobatan, antara lain:
Minum obat
Minum obat menjadi pengobatan penyakit jantung lini pertama untuk meringankan gejala dan frekuensinya. Dokter biasanya akan meresepkan beberapa obat berikut ini.
- Kortikosteroid. Minum obat kortikosteroid bertujuan untuk mengontrol peradangan, contoh obatnya adalah prednison (Prednisone Intensol, Rayos). Penggunaan obat perlu pasien teruskan, sekalipun ia sudah merasa lebih baik. Setelah beberapa bulan, barulah dokter menurunkan dosis sampai terendah untuk mengendalikan peradangan.
- Obat penekan sistem imun. Obat ini menjadi pilihan ketika kortikosteroid tidak cukup efektif sebagai pengobatan. Contoh obat-obatan yang digunakan adalah methotrexate (Trexall, Xatmep, lainnya), azathioprine (Azasan, Imuran), dan leflunomide (Arava).
- Obat pengatur sistem imun. Penggunaan obat ini bertujuan untuk memperbaiki kelainan pada sistem imun dan kadang dokter rekomendasikan ketika obat lain tidak efektif. Contoh obatnya adalah etanercept (Enbrel), infliximab (Remicade) dan tocilizumab (Actemra).
Obat-obatan untuk penyakit Takayasu arteritis tersebut dapat menimbulkan efek samping, seperti meningkatkan pengeroposan tulang atau infeksi. Oleh karena itu, dokter mungkin akan meresepkan obat lain untuk menurunkan risiko tersebut, seperti merekomendasikan suplemen kalsium dan vitamin D.
Operasi
Jika terjadi peneympitan atau penyumbatan pada arteri, dokter akan menyarankan prosedur pembedahan untuk membuka atau memotong arteri ini agar aliran darah tidak lagi terganggu.
Seringkali ini membantu memperbaiki gejala tertentu, seperti tekanan darah tinggi dan nyeri dada. Namun, dalam beberapa kasus, penyempitan atau penyumbatan dapat terjadi lagi, sehingga memerlukan prosedur kedua.
Selain itu, jika Anda mengembangkan aneurisma yang besar, perlu pembedahan agar aneurisma tidak pecah. Pilihan prosedur operasi untuk Takayasu arteritis adalah:
- Operasi bypass. Dalam prosedur bypass jantung, arteri atau vena dikeluarkan dari bagian tubuh yang berbeda dan dilampirkan ke arteri yang tersumbat, untuk memberikan jalan pintas agar darah mengalir.
- Pelebaran pembuluh darah (angioplasti perkutan). Prosedur ini pasien jalani ketika arteri tersumbat parah. Selama angioplasti perkutan, dokter akan memasukkan balon kecil elalui pembuluh darah dan masuk ke arteri yang terkena. Setelah berada di tempatnya, balon akan melebar untuk memperlebar area yang diblokir, kemudian dikempiskan dan dilepas.
- Operasi katup aorta. Perbaikan atau penggantian katup aorta dengan pembedahan mungkin diperlukan jika katup mengalami kebocoran.
[embed-health-tool-heart-rate]