Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Operasi bypass jantung atau Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung. Biasanya, pengobatan ini ditujukan untuk orang yang memiliki penyakit jantung koroner parah.
Penyakit jantung koroner menyebabkan adanya plak menumpuk di dalam pembuluh arteri koroner. Padahal, pembuluh arteri bertugas untuk memasok darah kaya oksigen ke jantung. Plak yang menumpuk menimbulkan penyempitan jalur darah, sehingga aliran darah ke otot jantung bisa berkurang atau malah tersumbat.
Saat penyumbatan terjadi, orang dengan kondisi ini akan mengalami gejala penyakit jantung, seperti nyeri dada, sesak napas, dan dalam beberapa kasus serangan jantung bisa terjadi.
Dengan operasi bypass jantung, dokter bedah akan menciptakan jalan baru untuk darah kaya oksigen mengalir dengan lancar ke otot jantung. Prosedur ini melibatkan pengambilan pembuluh darah yang sehat dari kaki, lengan atau dada Anda dan menghubungkannya ke luar arteri yang tersumbat di jantung.
Meskipun pengobatan ini tidak bertujuan menyembuhkan penyakit jantung, maka gejala penyakit jantung yang dirasakan dapat diredakan. Bagi sebagian orang, operasi ini dapat meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.
Operasi bypass jantung biasanya dilakukan ketika dokter mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
Sebagai kesimpulan, operasi CABG dilakukan ketika pasien dalam situasi darurat, yakni mengalami serangan jantung atau tidak merespons pengobatan penyakit jantung lainnya.
Dilansir dari Department of Surgery from University of California San Fransisco, operasi bypass jantung terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah:
Tipe operasi ini paling umum dilakukan, ketika setidaknya ada satu pembuluh arteri utama yang bermasalah. Selama operasi dilakukan, tulang dada akan dibuka untuk memudahkan ahli bedah mengakses jantung.
Kemudian, ahli bedah akan memberikan obat khusus untuk menghentikan kerja organ jantung dan mesin bypass jantung-paru akan digunakan untuk menjaga darah dan oksigen tetap bergerak ke seluruh tubuh selama operasi. Ini dilakukan agar ahli bedah dapat mengoperasi jantung dalam kondisi diam.
Jenis operasi ini mirip dengan CABG tradisional karena ada prosedur pembukaan tulang dada. Hanya saja, jantung tidak diberhentikan kinerjanya dan tidak memerlukan mesin bypass jantung-paru.
Jenis operasi ini mirip dengan CABG off-pump. Namun, alih-alih membuat sayatan besar pada tulang dada, ahli bedah akan membuat sayatan kecil di sisi kiri dada di antara tulang rusuk. Biasanya ahli bedah akan menggunakan bantuan robot dan pencitraan video.
Prosedur medis ini tidak diperuntukkan bagi semua penderita penyakit jantung. Ini dilakukan ketika ada lebih dari satu arteri koroner yang mengalami penyumbatan.
Selain melihat kondisi pasien, dokter akan mempertimbangkan seberapa besar risiko efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi bypass jantung dilakukan.
Berikut ini risiko efek samping operasi bypass jantung yang mungkin terjadi adalah:
Risiko efek samping operasi yang disebutkan di atas, umumnya cukup rendah. Akan tetapi, ini bergantung dengan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh sebelum operasi dilakukan.
Risiko komplikasi operasi sangat tinggi terjadi jika pasien memiliki masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit ginjal, emfisema, dan penyumbatan arteri pada kaki.
Sebelum operasi CABG dilakukan, dokter akan meminta Anda mengikuti serangkaian tes kesehatan. Tujuannya untuk memeriksa sistem kardiovaskuler, kondisi paru, dan denyut nadi Anda.
Dokter juga akan mengamati gejala penyakit jantung yang Anda rasakan, yakni seberapa sering, seberapa parah, dan seberapa lama gejala berlangsung.
Berikut beberapa tes kesehatan yang perlu dilakukan sebelum operasi bypass jantung:
Selain tes kesehatan di atas, Anda juga akan diminta untuk mengikuti berbagai anjuran sebelum operasi, meliputi:
Operasi bypass jantung biasanya memakan waktu sekitar 3-6 jam. Pasien akan diberi anestesi umum melalui selang yang dimasukkan ke mulut. Selang juga terhubung dengan ventilator yang membantu pasien bernapas selama dan setelah operasi dilakukan.
Sebagian besar operasi dilakukan melalui sayatan panjang di dada; ada yang berupa sayatan besar, ada pula yang kecil. Ini bergantung dengan jenis operasi bypass mana yang Anda jalani.
Setelah operasi, organ jantung kembali bekerja dengan sendirinya. Kadang, untuk merangsang jantung kembali berdetak, dokter akan mengirimkan sengatan listrik ringan. Selanjutnya, ahli bedah akan menutup sayatan dengan kawat khusus. Kawat akan dilepas ketika tulang Anda sudah pulih.
Usai operasi, Anda akan ditempatkan di unit perawatan intensif selama beberapa hari hingga kondisi Anda stabil.
Setelah itu, Anda akan menjalani rehabilitasi jantung guna untuk mempercepat proses pemulihan di rumah sakit. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan program pemulihan yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah.
Seperti jenis operasi lainnya, operasi bypass jantung juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa di antaranya adalah nyeri otot dan punggung, rasa lelah, kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, serta pembengkakan pada area operasi.
Efek samping tersebut biasanya berangsur menghilang setelah 4-6 minggu setelah operasi. Sebagian besar pasien bahkan sudah dapat melanjutkan kegiatannya seperti semula.
Namun, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter bila hendak melakukan aktivitas tertentu karena keseluruhan proses pemulihan umumnya memakan waktu selama 6-12 minggu. Setelah pulang dari rumah sakit, Anda akan menjalani proses pemulihan di rumah.
Berikut adalah sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh pasien dan kerabat yang merawat agar pemulihan setelah operasi bypass jantung berlangsung cepat:
Pasien yang baru menjalani operasi bypass jantung biasanya hanya diperbolehkan untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, memasak, dan mengangkat benda ringan.
Setelah 6 minggu, barulah Anda dapat melakukan aktivitas yang lebih berat seperti melakukan pekerjaan rumah, berkendara, menggendong anak, dan berhubungan seksual.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar