backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Memahami Efek COVID-19 pada Anak dan Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    Memahami Efek COVID-19 pada Anak dan Bayi

    Sudah beberapa tahun ini, perhatian masyarakat di dunia tertuju pada pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang telah merenggut nyawa jutaan manusia. Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus (SARS-CoV-2) ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga anak dan bayi di seluruh dunia. Namun, bagaimana efek covid-19 pada anak dan bayi?

    Jumlah kasus COVID-19 pada anak semakin bertambah

    Anak sakit

    Bagi para orangtua pasti khawatir mengenai pandemi COVID-19 yang mendunia sejak awal tahun 2020.

    Bagaimana tidak, pandemi yang terjadi karena infeksi SARS-Cov-2 ini telah membuat ratusan orang menderita dan bahkan meninggal dunia. 

    Apalagi, virus SARS-Cov-2 juga terus bermutasi hingga memunculkan berbagai varian baru, misalnya COVID-19 varian Delta atau COVID-19 varian Lambda yang disebut dapat menyebar lebih cepat.

    Akibat perkembangan virus dan penyakit ini, kasus COVID-19 semakin banyak terjadi pada anak dan bayi.

    Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa kasus positif COVID-19 di Indonesia pada kelompok anak menanjak mencapai sekitar 11-12 persen.

    Bahkan, angka kasus COVID-19 yang dialami anak di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia.

    Tentu ini menjadi perhatian bagi orangtua untuk terus membantu anak agar terlindungi dari penyakit ini.

    Untuk itu, mengenali gejala, risiko, serta cara pencegahannya merupakan hal penting untuk orangtua ketahui.

    [covid_19]

    Bagaimana anak dan bayi bisa terkena virus SARS-Cov-2?

    Sebagaimana orang dewasa, penyebaran virus SARS-Cov-2 pada anak juga terjadi dengan cara yang sama.

    Virus ini bisa menyebar dari orang ke orang melalui percikan air liur (droplet) yang keluar dari mulut saat batuk atau bersin melalui kontak dekat.

    Artinya, anak Anda bisa terkena virus ini bila menghirup udara yang sudah mengandung virus SARS-Cov-2 dari orang yang terinfeksi.

    Selain itu, anak Anda bisa terinfeksi jika menyentuh permukaan benda yang sudah terkena virus SARS-Cov-2.

    Virus ini kemudian masuk ke tubuh jika anak secara tidak sengaja menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

    Berbeda dengan anak yang lebih besar, bayi yang baru lahir bisa terpapar virus saat proses melahirkan atau setelahnya. Ia mungkin terkena dari ibu atau pengasuh yang terpapar COVID-19.

    Gejala COVID-19 pada anak dan bayi yang perlu orangtua ketahui

    Berbaring di kasur karena anak batuk terus

    Normalnya, gejala COVID-19 yang muncul pada anak dan bayi tidak jauh berbeda dengan yang timbul pada orang dewasa. 

    Adapun gejalanya mirip dengan penyakit flu pada anak yang terjadi pada 2-4 hari setelah virus menginfeksi.

    Meski demikian, gejala COVID-19 pada anak dan bayi umumnya hanya ringan, atau bahkan dalam beberapa kasus tak bergejala. 

    Berikut ini beberapa gejala yang perlu orangtua ketahui agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan mendapatkan penanganan lebih awal. 

    Tanda-tanda di atas mungkin mirip dengan penyakit pada anak lainnya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa gejala ini menunjukkan tubuh anak sedang terserang virus ini

    Selain itu, meski mayoritas hanya ringan, gejala yang lebih serius bisa terjadi pada bayi dan anak Anda.

    Oleh karena itu, Anda sebaiknya tetap waspada dan memperhatikan tanda-tanda lainnya yang mungkin muncul.

    Harus apa jika anak memiliki gejala COVID-19?

    Jika Anda menemukan gejala tersebut pada anak, sebaiknya Anda tetap tenang dan segera lakukan tes untuk mendiagnosis COVID-19, seperti tes PCR.

    Jika hasilnya positif dan gejala anak Anda ringan, anak Anda mungkin hanya perlu mengisolasi diri di rumah.

    Biarkan anak Anda beristirahat dan penuhi kebutuhan cairannya selama mengisolasi diri. Namun, jika gejala cukup mengganggu, sebaiknya Anda membawa anak Anda ke dokter.

    Dokter akan menentukan apakah anak Anda hanya perlu mendapat perawatan rumahan, rawat jalan, atau rawat inap di rumah sakit.

    Dokter pun mungkin akan memberi obat-obatan untuk meringankan gejala yang anak Anda rasakan.

    Selain itu, waspadai pula tanda-tanda atau gejala COVID-19 yang serius pada anak Anda. Berikut adalah gejala serius yang harus Anda waspadai.

    • Mengalami masalah pernapasan yang cukup parah hingga terengah-engah setiap kali bernapas.
    • Kebingungan atau sangat mengantuk.
    • Nyeri dada.
    • Pusing.
    • Kulit anak dingin, berkeringat, atau pucat, atau bibir kebiruan.
    • Anak mengalami sakit perut yang parah.
    • Tidak mampu bangun dari tempat tidur.

    Pada kondisi ini, Anda mungkin perlu membawa anak ke unit gawat darurat untuk segera mendapat penanganan medis.

    Jika parah, anak Anda mungkin perlu mendapat bantuan ventilator untuk membantunya bernapas.

    Bahaya COVID-19 pada anak

    sakit kepala pada anak

    Jumlah kasus COVID-19 pada anak dan bayi memang meningkat.

    Namun, sebagian besar kasusnya tidaklah parah, sehingga perawatan rumahan sudah cukup untuk mengatasi penyakit ini.

    Meski demikian, beberapa anak bisa mengalami gejala yang parah akibat COVID-19.

    Pada kasus yang jarang, COVID-19 bisa menyebabkan infeksi paru-paru pada anak yang serius atau bahkan berujung pada kematian.

    Adapun risiko COVID-19 yang serius lebih mungkin terjadi pada anak yang memiliki kondisi medis tertentu sebelumnya. Ini termasuk anak yang obesitas, asma, atau diabetes pada anak.

    Selain itu, anak dengan penyakit jantung bawaan, kondisi genetik, atau gangguan saraf pada anak lebih berisiko terhadap COVID-19 yang serius.

    Pada bayi dan balita, COVID-19 yang serius umumnya lebih mengintai bayi yang lahir secara prematur atau yang berusia di bawah 2 tahun.

    Lalu, mengapa bahaya COVID-19 pada anak dan bayi seringkali tidak separah orang dewasa? Mayo Clinic menyebut, belum ada jawaban yang jelas terkait hal ini.

    Beberapa ahli berpikir, anak-anak mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh COVID-19 karena ada virus corona lain yang menyebar di masyarakat dan menyebabkan penyakit seperti pilek biasa (common cold).

    Karena anak-anak sering terkena pilek, sistem kekebalannya lebih siap untuk memberi perlindungan terhadap COVID-19.

    Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak mungkin berinteraksi dengan virus secara berbeda daripada orang dewasa.

    Beberapa orang dewasa jatuh sakit karena sistem kekebalan mereka tampaknya bereaksi secara berlebihan terhadap virus, sehingga lebih banyak menimbulkan kerusakan pada tubuh.

    Cara mencegah COVID-19 pada anak dan bayi

    cara meningkatkan imun anak yang sering sakit

    Meski seringkali tidak parah, Anda tetap perlu membantu anak untuk mencegah tertular penyakit ini.

    Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda dan anak Anda lakukan untuk dapat mencegah COVID-19.

    • Rutin cuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol di atas 60%, terutama sehabis dari toilet atau beraktivitas di luar rumah dan sebelum makan.
    • Ajarkan anak untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut.
    • Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, termasuk saat anak sekolah. Namun, jangan pasangkan masker pada anak yang berusia di bawah 2 tahun atau anak dengan masalah pernapasan.
    • Ajarkan anak untuk menutup hidung dan mulutnya saat bersin atau batuk dengan tisu atau siku tangan.
    • Jika sulit mengajak anak untuk rutin cuci tangan atau menggunakan masker, berikan hadiah atau pujian pada anak ketika ia berhasil melakukannya.
    • Pastikan anak Anda menjaga jarak dengan orang lain yang tidak tinggal serumah, termasuk temannya, minimal 2 meter.
    • Bersihkan dan disinfeksi rumah Anda, terutama permukaan yang sering disentuh, termasuk mainan anak.
    • Jika anak Anda sudah berusia 12 tahun atau lebih, ajaklah anak untuk mendapat vaksin COVID-19 untuk mengurangi risiko penyakit ini.

    Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan