Hindari memujinya sambil lalu, cobalah untuk memusatkan perhatian padanya, memilih kata yang tepat, dan menunjukkan ekspresi dan gerakan tubuh bahwa Anda benar-benar bangga atas prestasinya.
4. Puji anak secara spesifik
Kata-kata yang Anda lontarkan saat memberikan pujian juga perlu diperhatikan. Pujilah ia secara spesifik dan tepat sasaran.
Mungkin banyak di antara orangtua yang memuji secara general dengan arti yang sangat luas, contohnya, “Nak, kamu hebat main bola.”
Bila pujian tersebut diartikan, tentu bisa meliputi banyak hal, apakah anak baik dalam menendang, menggiring, atau menjaga gawang dari bola lawan.
Akibatnya, anak mungkin saja menganggap bahwa ia telah menguasai semua itu. Padahal, belum tentu demikian.
Jadi, cobalah untuk memuji anak dengan tepat sasaran. Misalnya, “Kamu pintar banget jaga gawangnya. Papa yakin kamu bisa jadi kiper yang hebat nanti.”
Dengan pujian seperti ini, anak akan lebih memahami keunggulan dalam dirinya.
5. Puji prosesnya bukan hasilnya
Pujian tidak selalu berbicara tentang hasil yang dicapai oleh si kecil. Akan tetapi, pada proses dan usaha ia untuk mendapatkannya.
Inilah pujian yang sifatnya membangun seseorang agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
Nah, salah satu contoh memuji anak yang membangun, “Bagaimana ulangannya? Susah nggak? Yaudah nggak usah cemas lagi, yang penting Papa lihat kamu sudah belajar maksimal semalam.”
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar