backup og meta

Mendeteksi Gejala HIV & AIDS Sesuai dengan Stadiumnya

Gejala awalGejala stadium IGejala stadium IIGejala stadium IIIGejala stadium IV

HIV dan AIDS adalah penyakit menular seksual yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi HIV biasanya disertai dengan tanda dan gejala yang berbeda tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut ini beberapa gejala HIV berdasarkan dengan tingkat keparahannya.

Mendeteksi Gejala HIV & AIDS Sesuai dengan Stadiumnya

Tanda dan gejala HIV awal

HIV dan AIDS adalah dua kondisi berbeda. Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang masuk ke tubuh melalui pertukaran cairan tubuh, misalnya saat berhubungan tanpa kondom atau transfusi darah.

AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah kumpulan gejala HIV stadium lanjut. Dalam banyak kasus, AIDS juga bisa muncul karena seseorang mengalami lebih dari satu penyakit infeksi akibat komplikasi HIV.

Ciri-ciri HIV umumnya tidak langsung muncul setelah paparan virus pertama sehingga sangat mungkin untuk terlambat dideteksi. 

Gejala HIV awal mulai terjadi dalam 3-6 minggu atau paling lama 3 bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Ketika virus sudah menginfeksi tubuh, seseorang dapat mengalami sejumlah gejala HIV yang mirip dengan gejala sakit flu, yaitu sebagai berikut.

1. Demam

Demam bisa menjadi salah satu gejala awal infeksi HIV. Kondisi ini terjadi karena adanya reaksi peradangan di dalam tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus.

Demam sebagai gejala awal HIV biasanya mencapai suhu kira-kira 38 derajat Celcius dan bisa berlangsung 1 – 2 minggu.

Kondisi ini menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan infeksi virus HIV yang mulai masuk ke dalam aliran darah dan berkembang biak.  

Setelah itu, tanda reaksi peradangan akan hadir dalam bentuk demam atau suhu badan yang meningkat.

2. Kelenjar getah bening membesar

perbedaan kelenjar getah bening dan tiroid

Gejala HIV selanjutnya yang kerap muncul adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening umumnya terletak di leher, ketiak, dan pangkal paha.

Kelenjar getah bening ini bertugas memproduksi sel-sel imun tubuh untuk melawan infeksi.

Pada saat terserang HIV, kelenjar getah bening akan bekerja keras mengeluarkan sel imun tubuh untuk melawan virus HIV.

Akibatnya, kelenjar getah bening, terutama di bagian leher akan membengkak dan meradang.

3. Badan terasa lemas

Pengidap HIV sering merasa mudah lelah kurang lebih selama 1 minggu setelah pertama kali terinfeksi HIV.

Tanda HIV ini terjadi karena tubuh Anda sedang melawan virus HIV yang sedang berkembang.

Kondisi ini tentu menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras untuk membunuh virus HIV tersebut. Alhasil, badan jadi mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat.

4. Sakit tenggorokan

Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan sakit tenggorokan. Kondisi ini juga kerap disertai dengan keluhan sakit saat menelan.

Gejala HIV satu ini muncul sebagai dampak dari virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Alhasil, virus HIV mudah masuk lewat mulut dan membuat peradangan di tenggorokan.

5. Diare

Diare menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus diwaspadai. Kondisi ini terjadi karena sistem imun tubuh mulai melemah.

Hal ini membuat bakteri seperti Mycobacterium avium complex (MAC) atau Cryptosporidium dapat dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penderita HIV mengalami diare.

Gejala HIV ini dapat berlangsung beberapa hari, kemudian sembuh spontan walaupun tanpa pengobatan. Pada tahap ini, penderita sudah mulai dapat menularkan virus ke orang lain yang melakukan kontak erat.

6. Infeksi jamur

Sebenarnya, tanda HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria. Namun, salah satu gejala yang lebih khas terjadi pada wanita adalah meningkatnya risiko infeksi jamur vagina.

Infeksi jamur vagina disebabkan oleh mikroorganisme seperti Candida yang secara alami hidup di mulut dan vagina. Dalam kondisi tubuh yang sehat, jumlah jamur ini seimbang dan tidak menimbulkan gangguan pada tubuh.

Namun saat tubuh terkena virus HIV, sistem kekebalan yang mengatur keseimbangan jamur jadi melemah. Alhasil, jamur dapat tumbuh menyebar dan menyebabkan infeksi jamur pada vagina.

7. Ruam merah

Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan terdapat 1-2 bercak ruam merah di kulitnya.

Gejala HIV berupa ruam kulit ini bisa terdapat di seluruh tubuh, misalnya di lengan, dada, dan kaki. Ruam merah karena gejala HIV biasanya tidak benjol dan gatal.

Ruam ini biasanya muncul bersamaan dengan demam akibat reaksi peradangan alami tubuh Anda saat melawan infeksi.

Tanda-tanda HIV stadium I

Stadium 1 adalah fase ketika gejala HIV awal sudah mulai hilang atau disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik.

Meski begitu, fase ini belum dikategorikan sebagai AIDS. Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala.

Jika ternyata ada gejala, biasanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha.

Periode tanpa gejala dapat terjadi selama bertahun-tahun sekitar 5-10 tahun tergantung daya tahan tubuh penderita.

Rata-rata, para penderita HIV (ODHA) akan berada di stadium I selama 7 tahun. ODHA pun kerap masih tampak normal layaknya orang sehat pada umumnya.

Alhasil, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi virus HIV dan bisa menularkan HIV ke orang lain. 

Tanda-tanda HIV stadium II

Spyrocon obat antijamur gatal

Pada gejala HIV stadium II, daya tahan tubuh ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) umumnya sudah mulai turun. Meski gejala yang muncul masih beragam, gejalanya masih belum khas atau spesifik.

Biasanya, hal ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko tinggi dan masih belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi.

Akibatnya, mereka tidak melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh pengobatan dini untuk mencegah stadium infeksi HIV berikutnya.

Berikut ini ciri-ciri HIV stadium II.

  • Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas.
  • Infeksi saluran pernapasan atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
  • Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
  • Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
  • Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
  • Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
  • Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.

Penurunan berat badan pengidap HIV bisa mencapai kurang dari 10% berat badan sebelumnya.

Padahal, mereka tidak sedang menjalani diet atau pengobatan yang menyebabkan penurunan berat badan.

Tanda-tanda HIV stadium III

Stadium III HIV disebut juga fase simptomatik yang umumnya sudah ditandai dengan adanya gejala-gejala infeksi primer.

Gejala yang timbul pada stadium III ini cukup khas sehingga bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi HIV/AIDS.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, pada tahap ini, virus HIV menghancurkan sel CD4 (sel T), yaitu sel darah putih yang bertugas untuk melawan infeksi.

Semakin sedikit sel T CD4 yang Anda miliki, semakin lemah sistem kekebalan tubuh Anda. Akibatnya, orang dengan HIV akan lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.

Penderita biasanya akan merasa lemah dan menghabiskan waktu 50% di tempat tidur. Namun, diperlukan pemeriksaan darah untuk mengetahui diagnosis dengan tepat.

Rentang waktu dari gejala HIV stadium III hingga mengalami AIDS rata-rata 3 tahun. Gejala HIV pada stadium III antara lain sebagai berikut.

  • Penurunan berat badan melebihi 10% dari berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas.
  • Mencret (diare kronis) yang tidak jelas penyebabnya dan sudah berlangsung lebih dari 1 bulan.
  • Demam terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan tanpa penyebab yang jelas. 
  • Infeksi jamur di mulut (kandidiasis oral).
  • Oral hairy leukoplakia, yakni munculnya bercak putih pada lidah yang permukaannya kasar, tampak berombak, dan berbulu.
  • Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
  • Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi), serta periodontitis yang berulang dan tidak kunjung sembuh.
  • Hasil pemeriksaan darah menunjukkan penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Tanda-tanda HIV/AIDS stadium IV

Perempuan mengalami batuk TBC

Stadium IV penyakit HIV disebut juga stadium akhir AIDSBiasanya, gejala AIDS ditandai dengan rendahnya kadar sel CD4 dalam tubuh, yaitu di bawah angka 200 sel/mm3.

Pada orang dewasa normal, kadar sel CD4 idealnya berkisar antara 500-1600 sel/mm3. Tanda dan gejala AIDS pada stadium HIV akhir ini berupa munculnya pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh.

Pengidapnya juga dapat merasakan infeksi oportunistik, yakni infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat jamur, virus, bakteri, maupun parasit lainnya. 

Gejala AIDS atau gejala HIV tahap lanjut antara lain sebagai berikut.

  • HIV wasting syndrome, saat penderita menjadi kurus kering dan tidak bertenaga.
  • Pneumonia pneumocystis yang ditandai dengan batuk kering, sesak yang progresif, demam, dan kelelahan berat. 
  • Infeksi bakteri yang berat seperti infeksi paru (pneumonia, empyema, pyomyositis), infeksi sendi dan tulang, dan radang otak (meningitis).
  • Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
  • Penyakit tuberkulosis di luar paru, misalnya tuberkulosis kelenjar.
  • Kandidiasis esofagus, yaitu infeksi jamur di kerongkongan yang membuat penderita sangat sulit untuk makan.
  • Sarcoma Kaposi, yakni salah satu jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8).
  • Toxoplasmosis cerebral, yaitu infeksi toksoplasma di otak yang dapat menyebabkan abses atau borok otak.
  • Encephalophaty HIV, yakni keadaan di mana penderita sudah mengalami penurunan dan perubahan tingkat kesadaran.

Khususnya pada wanita, ciri-ciri HIV/AIDS yaitu sebagai berikut.

  • Radang panggul, yang biasanya menyerang bagian reproduksi wanita seperti rahim, leher rahim, tuba fallopi, dan indung telur. 
  • Perubahan terhadap siklus haid, menjadi lebih sering atau bahkan jarang, darah yang keluar sangat banyak, atau mengalami amenore alias tidak haid selama lebih dari 90 hari.

Selain mengalami berbagai gejala AIDS di atas, umumnya kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga sebagian besar aktivitas sehari-hari dilakukan di atas tempat tidur.

Karena tanda dan gejala HIV AIDS sering kali tidak muncul di awal, cara terbaik untuk mendiagnosis penyakit tersebut adalah dengan melakukan tes HIV.

Dengan mendeteksi gejala HIV dan melakukan pemeriksaan sedini mungkin , penyakit HIV bisa segera ditangani lebih cepat.

Hal ini memperbesar peluang Anda untuk hidup sehat tanpa takut mengalami komplikasi serius.

Kesimpulan

  • Ciri-ciri infeksi HIV awal ditandai dengan gejala mirip flu seperti demam, kelenjar getah bening membesar, badan terasa lemas, sakit tenggorokan, diare, infeksi jamur, ruam merah.
  • Infeksi HIV stadium I biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika ada gejala, umumnya berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan lipatan paha.
  • Infeksi HIV stadium II dapat menunjukan gejala seperti penurunan berat badan drastis, infeksi saluran pernapasan atas, herpes zoster, atau dermatitis seboroik.
  • Tanda-tanda HIV stadium III dapat berupa diare kronis, demam terus menerus, infeksi jamur di mulut, tuberkulosis paru, dan gangguan pada mulut atau gigi.
  • Gejala HIV stadium IV disebut juga stadium akhir AIDS meliputi tibulnya HIV wasting syndrome (saat penderita menjadi kurus dan tidak bertenaga), pneumonia pneumocystis, infeksi bakteri berat, dan infeksi herpes simplex kronis.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Günthard, H. F., Saag, M. S., Benson, C. A., del Rio, C., Eron, J. J., Gallant, J. E., Hoy, J. F., Mugavero, M. J., Sax, P. E., Thompson, M. A., Gandhi, R. T., Landovitz, R. J., Smith, D. M., Jacobsen, D. M., & Volberding, P. A. (2016). Antiretroviral Drugs for Treatment and Prevention of HIV Infection in Adults: 2016 Recommendations of the International Antiviral Society-USA Panel. JAMA, 316(2), 191–210

National Institute of Health. (2025). HIV Treatment: The Basics.  Retrieved 08 August 2025, from https://hivinfo.nih.gov/understanding-hiv/fact-sheets/hiv-treatment-basics

HIV gov. (2025). Symptoms of HIV. Retrieved 08 August 2025, from https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/symptoms-of-hiv

WHO. (2025). HIV/AIDS. Retrieved 08 August 2025, from https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids

CDC. (2025). About HIV/AIDS | HIV Basics | HIV/AIDS. Retrieved 08 August 2025, from https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html

Mayo Clinic. (2024). HIV/AIDS – Symptoms and causes. Retrieved 08 Augsut 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524

Versi Terbaru

08/08/2025

Ditulis oleh dr. Maizan Khairun Nissa

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Bukan Hanya Ibu, Ayah Pun Berisiko Menularkan HIV Pada Bayi yang Baru Lahir

Apakah Infeksi HIV Bisa Menular Lewat Makanan?


Ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh dr. Maizan Khairun Nissa · Diperbarui 08/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan