Kontak langsung adalah penyebab utamanya
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata memang ada penyebab khusus di balik penularan HIV/AIDS dari ayah ke bayinya. Pasalnya, tidak lama usai bayi tersebut lahir, sang ayah dinyatakan positif terserang HIV. Sementara di saat yang bersamaan, pria tersebut sedang rutin menjalani pengobatan untuk cacar air dan sifilis.
Para peneliti menyimpulkan bahwa HIV yang diderita bayi baru lahir tersebut, bermula saat ia bersentuhan langsung dengan cairan yang berasal dari luka cacar air dan sifilis sang ayah. Cairan tersebut dicurigai memiliki virus HIV dan sangat mudah menyebar.
Para peneliti menyebutkan bahwa sang ayah memiliki virus HIV yang cukup tinggi di dalam tubuhnya, sehingga cairan dari luka cacar air pun bisa mengandung virus tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa penularan HIV/AIDS pada sang anak terjadi ketika si kecil terkena cairan luka sang ayah.
Nuno Taveira, salah seorang dosen dari University of Lisbon’s Research Institute for Medicines, menegaskan kembali bahwa virus HIV gampang sekali berpindah dari lepuhan kulit penderita HIV yang pecah. Meski begitu, tidak semua lepuhan berisiko menularkan virus HIV. Sebab biasanya, virus HIV hanya ada dalam cairan lepuhan yang tergolong di tingkat berbahaya.

Mungkinkah perpindahan virus HIV dari orangtua ke anak bisa dicegah?
Penyakit HIV yang diturunkan dari orangtua, baik ayah ataupun ibu, pada buah hatinya terdengar berbahaya. Namun setidaknya, ada beberapa hal yang bisa Anda upayakan guna meminimalkan penularan HIV/AIDS ke anak. Jika Anda sedang hamil dan didiagnosis memiliki HIV positif, dokter akan merekomendasikan berbagai perawatan yang harus rutin Anda jalani.
Perawatan selama kehamilan yang dilakukan dengan tepat mungkin akan menurunkan tingkat keparahan HIV dalam tubuh, sehingga memperkecil risiko penularan virus pada bayi. Tidak hanya berhenti di masa kehamilan saja, saat persalinan dan menyusui pun Anda masih tetap harus melakukan perawatan khusus guna mencegah penyebaran virus HIV pada si kecil.
Umumnya ada dua alternatif yang bisa dipilih saat persalinan, yakni dengan persalinan normal melalui vagina atau persalinan caesar. Jika dokter memperkirakan risiko yang dimiliki bayi cukup besar untuk terkena HIV, maka persalinan caesar adalah pilihan yang tepat.
Begitu pula bila Anda dan pasangan memiliki penyakit menular yang berbahaya, seperti HIV, sifilis, herpes, dan lain sebagainya. Sebisa mungkin, batasi kontak langsung dengan si kecil yang baru lahir untuk sementara waktu sampai kondisi Anda mulai membaik.
Intinya, lebih hati-hati dengan setiap perlakuan yang Anda berikan pada si kecil. Segera bicarakan dengan dokter bila bayi menunjukkan gejala dan kondisi kesehatan yang tidak biasa di kemudian hari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar