Leher Anda tiba-tiba membengkak? Sebaiknya segera periksakan ke dokter. Pasalnya, leher bengkak dapat menandakan masalah kesehatan yang ringan hingga serius. Simak apa saja penyebab bengkak di leher melalui pembahasan di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Leher Anda tiba-tiba membengkak? Sebaiknya segera periksakan ke dokter. Pasalnya, leher bengkak dapat menandakan masalah kesehatan yang ringan hingga serius. Simak apa saja penyebab bengkak di leher melalui pembahasan di bawah ini.
Pembengkakan pada leher kerap kali disalahartikan sebagai penyakit yang mematikan, padahal tidak semua penyebab bengkak di leher merupakan kondisi yang membahayakan.
Berikut ini adalah beberapa penyebab leher bengkak yang perlu Anda perhatikan.
Kondisi leher bengkak dapat disebabkan oleh mononukleosis. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus Epstein-barr (EBV) yang temasuk ke dalam kelompok virus herpes.
EBV mudah menular melalui air liur. Anda bisa terjangkit virus ini melalui droplet saat batuk atau bersin, berciuman, atau berbagi alat makan dengan orang yang terinfeksi.
Sesaat setelah masuk ke dalam tubuh Anda, EBV akan langsung memperbanyak diri dan membutuhkan waktu 4–8 minggu sampai menimbulkan tanda-tanda infeksi.
Infeksi mononukleosis ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, pusing, keringat dingin pada malam hari, dan pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher dan ketiak.
Oleh sebab itu, pembengkakan di leher mungkin terjadi bila Anda terserang penyakit infeksi ini.
Nodul tiroid adalah kondisi yang menyebabkan timbulnya benjolan pada kelenjar tiroid, entah itu benjolan yang keras maupun dalam bentuk cairan atau lunak.
Kondisi ini terbagi dalam beberapa jenis, yakni dingin, hangat, atau panas. Pengelompokan ini didasarkan pada ada-tidaknya hormon tiroid yang diproduksi.
Nodul dingin tidak memproduksi hormon tiroid, sedangkan nodul hangat bekerja seperti kelenjar tiroid normal. Sementara itu, nodul panas memproduksi hormon tiroid secara berlebihan.
Menurut Endocrine Society, sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak. Bahkan, Anda bisa saja tidak menyadari keberadaan nodul jika benjolannya tidak membesar atau mengganggu proses menelan dan bernapas.
Namun, bila nodul tiroid membesar, Anda mungkin akan merasakan gejala lain, seperti suara serak, nyeri pada pangkal leher, dan bengkak pada leher.
Apabila muncul benjolan di bagian leher, biasanya banyak yang menyebutnya sebagai penyakit gondok. Sebenarnya, kondisi ini disebabkan oleh benjolan pada kelenjar tiroid.
Meski begitu, penyakit gondok sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan pada kelenjar tiroid, misalnya eutiroid, hipotiroid, maupun hipertiroid.
Berikut ini merupakan beberapa jenis penyakit gondok dan penyebabnya.
Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati dapat diakibatkan oleh adanya infeksi, efek samping pengobatan, hingga respons stres.
Namun, penyebab leher bengkak ini juga bisa berkaitan dengan kanker ataupun penyakit yang berkaitan dengan gangguan autoimun.
Pembengkakan leher akibat limfadenopati umumnya tidak terlalu kentara. Kondisi ini terjadi saat kelenjar berukuran 1–2 sentimeter (cm) lebih besar dari aslinya.
Pembengkakan mungkin tidak hanya terjadi pada leher. Anda mungkin akan menemukan benjolan lain pada ketiak, bawah dagu, paha, atau bagian atas tulang selangka.
Gondongan yang menyerang kelenjar saliva atau air liur ini disebabkan oleh virus yang mudah menular melalui air liur, ingus, atau kontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
Ketika Anda terinfeksi virus penyebab gondongan, biasanya akan muncul pembengkakan pada kelenjar saliva. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab bengkak di leher dan sekitarnya.
Gejala penyakit gondongan cenderung mirip dengan flu. Selain leher yang bengkak, Anda juga merasa mudah lelah, pegal, sakit kepala, hilang nafsu makan, dan demam.
Pembengkakan akibat gondongan tidak terjadi secara tiba-tiba. Kelenjar saliva akan membesar secara perlahan dan diikuti dengan rasa sakit yang makin parah.
Limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis kanker darah (limfoma) yang menyerang sistem limfatik. Sistem ini membantu tubuh melawan infeksi penyebab penyakit.
Jika sel darah putih pada orang yang sehat akan menjadi tameng utama dalam memerangi penyakit, sayangnya, tidak demikian dengan orang pengidap limfoma Hodgkin.
Sel darah putih pada pengidap penyakit ini justru berkembang dan menyebar terlalu cepat. Hal ini pada akhirnya membuat tubuh malah kewalahan dalam memerangi infeksi.
Gejala yang paling sering timbul dari penyakit ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening.
Pembengkakan ini pada umumnya terjadi di bagian sisi pada leher, ketiak, hingga paha. Meski begitu, bengkak atau benjolan ini tidak terasa sakit.
Salah satu penyebab leher bengkak yang perlu diwaspadai ialah kanker tiroid. Tipe kanker ini muncul saat sel kelenjar tiroid berubah menjadi tidak normal dan tumbuh di luar kendali.
Gejala dari kanker tiroid termasuk benjolan pada leher, nyeri tenggorokan, susah menelan, sulit bernapas, batuk, dan suara serak yang tidak kunjung membaik.
Berdasarkan data The Global Cancer Observatory (Globocan) pada tahun 2020, tercatat 13.114 kasus baru dan angka kematian mencapai 2.224 jiwa akibat kanker tiroid di Indonesia.
Risiko penyakit ini lebih tinggi pada wanita yang berusia 40 tahun ke atas. Jenis kanker ini mungkin terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Pada dasarnya, cara mengobati leher bengkak tergantung penyebabnya. Segera kunjungi dokter bila Anda mengalami pembengkakan leher yang tidak kunjung membaik.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, serta tes pencitraan, seperti USG atau CT scan, untuk menentukan penyebab dan perawatan yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar