backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Coronavirus

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Coronavirus

    Meski telah lebih dari 2 tahun menghadapi pandemi, masih banyak yang kebingungan membedakan antara Coronavirus dan COVID-19. Keduanya kerap kali digunakan bersamaan karena memang berkaitan satu sama lain. Namun, bukan berarti keduanya memiliki definisi yang sama. Agar tidak lagi memahami Coronavirus, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

    Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.

    Apa itu coronavirus?

    Memahami CT Value pada Hasil Tes COVID-19

    Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan sejumlah penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

    Coronavirus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari hewan ke manusia. Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold).

    Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus ini diberi nama berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota”.

    Dua coronavirus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E, adalah virus yang bertanggung jawab atas terjadinya flu biasa. Sementara penyakit SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh tipe coronavirus lain.

    Investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS (SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS, hewan yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta dromedaris.

    Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan COVID-19 (SARS-CoV-2) diduga kuat berasal dari trenggiling. Namun sampai sekarang investigasi asal mula penularan virus ke manusia ini masih terus diselidiki oleh WHO. 

    Penyebaran coronavirus sama seperti virus yang penyebab flu lainnya, yakni melalui droplet yang keluar ketika batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini juga dapat menular apabila Anda menyentuh barang yang terkontaminasi, lalu menyentuh hidung, mata, dan mulut tanpa mencuci tangan.

    Perbedaan coronavirus dengan COVID-19

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa coronavirus adalah sekelompok besar virus termasuk SARS-Cov-2 yang menyebabkan COVID-19. Perlu diketahui bahwa ada proses dan tujuan yang berbeda untuk penamaan virus dan penyakit.

    Virus diberi nama berdasarkan struktur genetiknya untuk membantu pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-obatan. Ahli virologi dan organisasi ilmiah besar melakukan tugas-tugas tersebut. Pemberian nama virus dilakukan oleh International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV).

    Sementara penyakit diberi nama untuk memungkinkan para ilmuwan melakukan pengamatan tentang pencegahan penyakit, penyebaran, penularan, keparahan dan pengobatan. Pemberian nama penyakit secara resmi dilakukan oleh WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).

    Jenis-jenis coronavirus

    Coronavirus memiliki banyak jenis. Nama virus biasanya dibedakan berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan dan seberapa jauh penyebarannya.

    Hampir semua orang pernah terinfeksi virus corona setidaknya sekali seumur hidupnya, biasanya terjadi saat anak-anak. Meskipun umumnya muncul pada musim gugur dan dingin, coronavirus juga bisa muncul di Indonesia yang beriklim tropis.

    Sejauh ini ada enam jenis virus corona yang diketahui menginfeksi manusia. Empat di antaranya adalah:

    • 229E
    • NL63 
    • 0C43 
    • HKU1 

    Dua jenis sisanya adalah coronavirus yang lebih langka, yakni MERS-CoV penyebab penyakit MERS dan SARS-CoV penyebab SARS.

    Pada awal Januari 2020, pemerintah Tiongkok melaporkan kasus infeksi coronavirus jenis baru yang menyebabkan gejala mirip pneumonia. Virus tersebut tidak memiliki kesamaan dengan tipe coronavirus mana pun.

    Virus tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Setelah melewati berbagai pengamatan dan penelitian, 2019-nCoV secara resmi berganti nama menjadi SARS-CoV-2.

    SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dicurigai menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia. Akan tetapi, pada akhir Januari, virus ini juga telah dikonfirmasi menular dari manusia ke manusia.

    Gejala infeksi coronavirus

    telinga tersumbat karena flu

    Orang yang terinfeksi virus ini akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Gejala infeksi coronavirus biasanya bergantung dari jenis virus dan seberapa serius infeksinya.

    Jika Anda mengalami infeksi pernapasan atas yang ringan hingga sedang, seperti flu biasa, gejala Anda terkena coronavirus adalah:

    • Hidung berair
    • Sakit kepala
    • Batuk
    • Sakit tenggorokan
    • Demam
    • Tidak enak badan atau kelelahan (malaise)

    Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi ini dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orang-orang dari kelompok berisiko.

    Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus adalah yang umumnya lebih sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan jantung, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan orang tua.

    gejala dan komplikasi coronavirus

    Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus

    Cara Mengobati Batuk Kering

    Beberapa jenis coronavirus adalah penyebab penyakit infeksi virus yang serius. Berbagai penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh coronavirus adalah sebagai berikut.

    MERS

    Sekitar 858 orang meninggal dunia karena MERS, yang pertama kali muncul pada 2012 di Arab Saudi dan di negara lain di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Eropa.

    Pada April 2014, orang Amerika pertama mendapat perawatan khusus di rumah sakit karena MERS di Indiana dan kasus lain dilaporkan juga terjadi di Florida. Keduanya diketahui baru kembali dari Arab Saudi.

    Pada Mei 2015, kejadian luar biasa MERS terjadi di Korea, yang merupakan kejadian luar biasa terbesar di luar Arab.

    Gejala MERS akibat coronavirus adalah demam, kesulitan bernapas, dan batuk. Penyakit menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.

    Namun, semua kasus MERS berkaitan dengan orang yang baru kembali dari perjalanan ke Semenanjung Arab. MERS berakibat fatal pada 30-40% pengidapnya. 

    SARS

    Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoVPenyakit ini biasanya mengakibatkan pneumonia yang mengancam jiwa.

    Virus itu awalnya muncul di Provinsi Guangdong di Tiongkok Selatan pada November 2002, hingga akhirnya tiba di Hong Kong. SARS-CoV kemudian mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menginfeksi orang di 37 negara.

    Pada 2003, sebanyak 774 orang meninggal dunia karena kejadian luar biasa SARS. Pada tahun 2015, tidak ada laporan lebih lanjut tentang kasus SARS.

    Gejala penyakit SARS berkembang dalam waktu seminggu dan diawali dengan demam. Sama seperti flu, gejala yang dirasakan orang dengan penyakit SARS akibat coronavirus adalah:

    Pneumonia, infeksi paru-paru parah, mungkin akan berkembang setelahnya. Pada tahap lanjut, SARS menyebabkan kegagalan pada paru-paru, hati, atau jantung. 

    COVID-19 (Coronavirus disease 2019)

    Pada akhir Desember 2019, World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

    Pada 7 Januari, novel coronavirus diidentifikasi sebagai penyebab kasus tersebut. Virus yang saat itu dikenal sebagai 2019-nCoV ini belum pernah ditemukan sebelumnya pada manusia.

    Penelitian dalam Journal of Medical Virology menyebut bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona baru ini terpapar daging hewan liar yang dijual di pasar makanan laut Huanan.

    COVID-19

    Pasar Huanan juga menjual hewan liar seperti kelelawar, ular, dan trenggiling. Menurut penelitian tersebut, virus penyebab COVID-19 berasal dari ular. Hal ini turut menjadi bukti bahwa konsumsi hewan liar bisa meningkatkan risiko penularan penyakit baru.

    WHO sendiri telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Meski begitu, Wuhan, kota pertama wabah penyakit ini, tidak lagi mencatat kasus baru per 19 Maret 2020.

    Hal ini kontras dengan belahan dunia lain yang justru terus mencatatkan kenaikan kasus.

    Apakah Anda berisiko terkena Covid-19? Cek gejalanya di sini!

    Bagaimana penyebaran coronavirus?

    parosmia covid-19

    Seperti yang telah disebutkan, coronavirus adalah virus zoonosis. Artinya, virus ini menular dari hewan ke manusia.

    Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus. Seiring perkembangannya, virus ini dapat menular melalui beberapa cara.

    Virus MERS-CoV penyebab penyakit MERS dapat menular melalui dua cara. Pertama, dari hewan ke manusia. Dalam hal ini, unta dipercaya sebagai sumber utama virus. Penyakit SARS diketahui berasal dari kelelawar dan musang.

    Penularan virus terjadi melalui droplet (percikan air liur), udara atau cairan yang keluar dari sistem pernapasan melalui kontak dekat. Ada pula kemungkinan droplet virus corona penyebab SARS bertahan di udara dan menular melalui perantara ini.

    Namun, penularan melalui udara lebih umum terjadi di lingkungan rumah sakit. Serupa dengan SARS, COVID-19 awalnya diketahui bersumber dari hewan ular. Mereka yang awalnya terjangkit virus ini diketahui telah memakan hewan liar di Pasar Huanan

    Meski begitu, seiring perkembangannya, para ahli meyakini bahwa COVID-19 menular dari orang ke orang melalui droplet dan udara. Itu sebabnya, virus ini juga disebut sebagai virus SARS tipe 2 (SARS-CoV-2).

    Secara umum, penularan coronavirus terjadi melalui berbagai cara berikut ini.

    • Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup mulut).
    • Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif.
    • Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah (hidung, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan.

    Diagnosis penyakit akibat coronavirus

    Berikut adalah beberapa cara untuk mendiagnosis coronavirus yang dilakukan oleh dokter untuk mencari informasi tentang virus corona yang mungkin menjangkiti Anda.

    • Melihat riwayat kesehatan Anda, termasuk gejala yang Anda rasakan.
    • Melakukan pemeriksaan fisik.
    • Melakukan tes darah.
    • Melakukan tes laboratorium terhadap dahak, sampel dari tenggorokan melalui tes usap atau PCR, atau spesimen pernapasan lainnya.

    Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, Anda perlu memberi tahu dokter soal lokasi yang baru Anda kunjungi atau kontak dengan hewan. Sebagian besar infeksi MERS-CoV ditemukan berasal dari Semenanjung Arab.

    Sementara itu, untuk SARS-CoV umumnya berasal dari daerah Tiongkok. Penting pula untuk memberi tahu dokter apabila Anda baru saja dari daerah wabah atau tempat-tempat umum yang dicurigai terinfeksi virus ini.

    Kontak dengan hewan-hewan pembawa virus ini, seperti unta dan ular, atau menggunakan produk berbahan unta juga penting untuk disampaikan demi membantu diagnosis penyakit akibat coronavirus.

    Bagaimana mengobati penyakit akibat coronavirus?

    coronavirus pengobatan

    Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona pada manusia, begitu juga dengan COVID-19 yang kini tengah mewabah.

    Sebagian besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self-limiting disease. Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada hal-hal yang dapat meredakan gejala penyakit akibat coronavirus, antara lain:

    • Minum obat flu, obat pereda nyeri, dan pereda demam yang disarankan seperti paracetamol.
    • Gunakan pelembap ruangan atau mandi dengan air panas untuk melegakan sakit tenggorokan dan batuk.
    • Jika Anda mengalami sakit ringan, Anda perlu banyak menambah asupan cairan melalui air putih dan makanan berkuah dan bernutrisi.
    • Memperbanyak istirahat.
    • Mengonsumsi vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, kombinasikan dengan beberapa vitamin dan mineral seperti vitamin A, E, D, serta B kompleks.

    Pencegahan penularan coronavirus

    sekolah pembelajaran tatap muka covid-19

    Untuk mencegah infeksi virus ini, Anda dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Anda dapat mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun Anda.

    Pasalnya, penyakit akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh yang baik. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain.

    • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
    • Menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain.
    • Menjaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain.
    • Hindari menyentuh wajah (hidung, mulut, dan mata) dengan tangan yang kotor.
    • Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit atau bergejala.
    • Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi.
    • Bersihkan barang yang sering Anda sentuh.
    • Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan tisu dan segera cuci tangan.
    • Menjalani vaksinasi flu atau vaksinasi Covid-19.
    • Melakukan karantina mandiri (berdiam diri) di rumah jika sakit.

    Seluruh dunia saat ini juga sedang menerapkan physical distancing untuk pandemi COVID-19 dengan membatasi aktivitas di luar rumah serta kontak dengan orang lain. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan dan meratakan kurva pandemi COVID-19.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan