Dalam kondisi parah, penyakit ini bisa menyebabkan gagal jantung, pneumonia, dan kegagalan pernapasan yang perlu ditangani ventilator dan perawatan intensif di ICU.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 3–4 dari 10 orang pasien dengan penyakit MERS dilaporkan meninggal dunia. Akan tetapi, perkiraan ini mungkin lebih tinggi dari angka kematian sebenarnya.
Sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, termasuk penyakit kronis seperti di atas atau adanya kondisi yang terlambat ditangani.
Kapan harus pergi ke dokter?
Gejala MERS pada umumnya serupa dengan penyakit pernapasan lain, seperti flu dan pilek. Padahal, penyakit ini bisa menyebabkan dampak yang lebih fatal.
Oleh karena itu, apabila Anda mengalami gejala setelah kurang dari 14 hari melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau bepergian ke daerah dengan wabah MERS, segeralah kunjungi dokter.
Penyebab MERS

Penyakit MERS disebabkan oleh infeksi subtipe coronavirus yang disebut Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
Coronavirus sendiri terdiri dari virus-virus lain yang menyebabkan penyakit, seperti severe acute respiratory syndrome (SARS) dan COVID-19 yang menjadi pandemi sejak 2020.
Menurut studi dalam jurnal Annals of Saudi Medicine, pada awalnya manusia diduga tertular virus MERS-CoV dari unta melalui kontak secara langsung ataupun tidak langsung.
Diperkirakan 80% kasus yang dilaporkan dari Arab Saudi terjadi karena orang tidak menggunakan perlindungan apa pun saat melakukan kontak dengan manusia atau unta yang terinfeksi MERS-CoV.
Semantara itu, kasus yang terjadi di luar Arab Saudi diduga berasal dari orang-orang yang bepergian dari sana.
Meski begitu, tidak ada kasus MERS pada manusia yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar