Baca semua artikel berita seputar coronavirus (COVID-19) di sini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Baca semua artikel berita seputar coronavirus (COVID-19) di sini.
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (11/3) secara resmi menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global. Ia juga mendorong tiap negara untuk melakukan langkah yang diperlukan guna menghadapi pandemi COVID-19 dan menghentikan penyebarannya.
Mengacu data yang terkumpul dalam laman Worldometers, COVID-19 telah menyebar ke 124 negara dari hampir seluruh benua, kecuali Antartika. Kendati COVID-19 mampu menyebar dengan cepat, ada beberapa persiapan yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi pandemi ini dan melindungi diri dari risiko penularan.
Dirjen WHO mengumumkan status COVID-19 sebagai pandemi dalam pertemuan di Jenewa, Swiss, pada hari yang sama. Pengumuman ini dilakukan setelah WHO melihat tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Italia selama beberapa pekan terakhir.
Ini merupakan kali kedua WHO mengumumkan suatu wabah sebagai pandemi sejak merebaknya flu babi pada 2009 lalu. Penyebaran flu babi saat itu mencakup lebih dari 206 negara dan mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal dunia.
Kasus COVID-19 kini telah mencapai lebih dari 125.000 orang dan menyebabkan 4.634 kematian di seluruh dunia. Melihat tingginya angka kasus dan penyebaran, WHO pun mengumumkan wabah ini sebagai kondisi darurat dengan tingkat kewaspadaan tertinggi.
Status tersebut lalu diperbarui setelah WHO melakukan penilaian terhadap COVID-19 berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Hasil penilaian menunjukkan bahwa karakteristik yang dimiliki COVID-19 cukup untuk membuatnya disebut sebagai pandemi.
Walau demikian, Tedros mengatakan bahwa setiap negara tetap bisa menghadapi pandemi COVID-19 serta mengubah arahnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan yakni mempersiapkan rumah sakit, melatih dan melindungi tenaga kesehatan, serta saling menjaga kesehatan satu sama lain.
WHO juga telah mengamati pola penyebaran COVID-19 dan menemukan potensi untuk mengendalikannya. Menurut Tedros, ini adalah pandemi pertama yang disebabkan oleh coronavirus, tapi juga sekaligus pandemi pertama yang sangat mungkin dikendalikan.
[covid_19]
COVID-19 menular dengan cepat dan berdampak pada banyak aspek. Ini sebabnya setiap orang perlu berjaga-jaga guna melindungi diri dan orang terdekatnya, terutama mengingat status COVID-19 yang kini sudah menjadi pandemi global.
Begitu wabah penyakit menjadi suatu pandemi, dampaknya tidak hanya terasa pada segi kesehatan fisik. Aspek lain seperti kondisi psikologis, sosial, bahkan ekonomi pun bisa saja terkena pengaruhnya.
Guna menghindari dampak yang tidak diharapkan, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan selama menghadapi pandemi COVID-19:
Pandemi dapat menimbulkan rasa cemas dan kepanikan, apalagi bila Anda tidak tahu harus berbuat apa. Namun, kepanikan justru akan membuat Anda tidak dapat berpikir jernih, atau bahkan melakukan tindakan-tindakan yang keliru dan berisiko.
Sebisa mungkin, cobalah untuk mengelola rasa cemas selama menunggu kabar terbaru tentang wabah ini. Fokuslah pada upaya sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi COVID-19, misalnya mencuci tangan dan menjaga kesehatan.
Pada awal terjadinya pandemi, informasi yang simpang-siur akan bermunculan. Tugas Anda menyaring informasi yang masuk agar Anda hanya memperoleh informasi dari sumber yang tepercaya dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar menghadapi pandemi COVID-19, carilah dari situs atau media sosial pemerintah dan badan kesehatan. Anda pun bisa bertanya pada tenaga medis atau membaca laporan jurnal. Hindari informasi dari grup chat yang belum jelas kebenarannya.
Salah satu upaya terpenting yang perlu Anda lakukan untuk menghadapi pandemi COVID-19 adalah mencegah penularannya. Berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa Anda terapkan:
Saat menghadapi pandemi COVID-19, orang-orang dengan risiko penularan yang tinggi mungkin harus melakukan karantina diri untuk sementara. Selama karantina, Anda akan memerlukan persediaan penting yang terdiri dari:
Jenis vitamin lain yang Anda perlukan contohnya vitamin A, E, serta B kompleks. Fungsi vitamin adalah menjaga sel-sel kekebalan tubuh bekerja dengan normal.
Agar sistem imun kuat, Anda juga memerlukan mineral seperti selenium, zinc, dan zat besi. Selenium menjaga kekuatan sel dan mencegah kerusakan DNA. Lalu zinc memicu respons kekebalan tubuh. Selain itu, zat besi membantu penyerapan vitamin C.
Persiapkan tersebut berdasarkan kebutuhan Anda dan keluarga. Masa karantina biasanya memakan waktu dua minggu, jadi Anda tidak perlu menyediakan stok secara berlebihan.
Hal-Hal yang Harus Dilakukan Ketika Merasakan Gejala COVID-19
Selain keempat hal di atas, poin terakhir ini juga harus menjadi perhatian. Jika habis bepergian ke negara yang terindikasi virus COVID-19, Anda harus mengarantina atau mengisolasi diri sendiri selama 14 hari di rumah.
COVID-19 kini dinyatakan sebagai pandemi yang memerlukan perhatian khusus. Meski demikian, masyarakat tidak perlu tenggelam dalam kepanikan karena wabah ini cukup terkendali dan bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana.
Apabila pandemi COVID-19 telah mencapai lingkungan tempat tinggal Anda, lakukan langkah-langkah menghadapi pandemi sesuai instruksi yang tersedia. Jaga kesehatan dan segera periksakan diri ke rumah sakit rujukan bila Anda atau salah satu anggota keluarga mengalami gejala.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar