Anak-anak lebih berisiko terhadap trauma ginjal
Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap cedera internal karena faktor anatomi, seperti:
- penurunan lemak yang terletak di sekitar ginjal,
- ukuran yang lebih besar, dan
- kurangnya perlindungan tulang rusuk karena posisi ginjal yang lebih rendah.
Ketiga faktor tersebut ternyata meningkatkan risiko trauma ginjal pada anak-anak. Itu sebabnya, kasus masalah ginjal ini cenderung sering dijumpai pada anak-anak.
Komplikasi
Bila ruptur ginjal tidak ditangani dengan benar, ada sejumlah komplikasi yang bisa terjadi. Berikut penjelasannya.
Perdarahan aktif
Perdarahan aktif merupakan komplikasi ruptur ginjal yang paling sering terjadi akibat penanganan yang tidak benar.
Kondisi ini tak hanya terlihat pada trauma tingkat tinggi (ke-4 dan ke-5), melainkan juga bisa terjadi pada cedera tingkat rendah.
Perdarahan tertunda
Bila dibandingkan dengan perdarahan aktif, perdarahan tertunda biasanya mulai terlihat 2 – 3 minggu setelah cedera. Hal ini biasanya disebabkan oleh malformasi arteriovenosa (AVM) dan pseudoaneurisma.
AVM dan pseudoaneurisma merupakan gejala sisa yang cenderung terlihat pada cedera tingkat tinggi dan trauma tajam.
Komplikasi lainnya
Selain perdarahan, beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika pengobatan ruptur ginjal tak berjalan baik yaitu:
Diagnosis
Awalnya, dokter akan memeriksa kondisi ruptur ginjal yang ditandai dengan hematuria melalui tes urine (urinalisis). Bila dokter mencurigai adanya trauma ginjal, Anda mungkin akan menjalani sejumlah pemeriksaan tambahan.
CT scan
CT scan dengan pewarna khusus merupakan pemeriksaan yang paling efektif dalam mendeteksi cedera ginjal. Pasalnya, metode ini mengambil banyak gambar X-ray yang menunjukkan irisan bagian tubuh.
Dengan begitu, bagian-bagian yang terkena cedera akan terlihat lebih jelas saat pewarna kontras mengalir melalui darah dan ginjal.
Ultrasonografi
Tak hanya CT-scan, ultrasonografi (USG) pun direkomendasikan dokter untuk mendiagnosis trauma ginjal.
Dengan memanfaatkan gelombang suara yang memantul dari struktur di tubuh, gambar organ pun akan terlihat. Sayangnya, USG tidak begitu memperlihatkan hasil yang jelas.
Pielogram Intravena
Pielogram intravena (IVP) menggunakan foto X-ray untuk menunjukkan bagaimana pewarna bergerak melalui sistem kemih Anda.
IVP pun akan memperlihatkan bagaimana ginjal bekerja setelah pewarna disuntikkan ke pembuluh darah di lengan Anda.
Obat dan pengobatan
Sama seperti perawatan pada umumnya, cara mengobati ruptur ginjal pun dilihat berdasarkan tingkat keparahan cedera dan kondisi lainnya.
Kondisi stabil tanpa cedera lain
Bila pasien ruptur ginjal dalam kondisi stabil dan tidak memiliki cedera organ lainnya, masalah ini bisa diatasi tanpa operasi.
Anda mungkin akan menjalani rawat inap sembari menjalani perawatan untuk mengobati hematuria. Dokter juga akan mengawasi Anda untuk perdarahan dan masalah lainnya.
Bila sudah meninggalkan rumah sakit, dokter masih tetap memonitor untuk melihat apakah ada tanda dan gejala kerusakan ginjal lainnya.
Kondisi tidak stabil dan kehilangan banyak darah dari ginjal
Bila pasien ruptur ginjal tidak stabil dan kehilangan banyak darah, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi.
Metode pembedahan ini membantu dokter melihat cedera lebih baik. Dengan begitu, mereka dapat memperbaiki dan merawat ginjal yang robek.
Pada kondisi yang parah, ginjal mungkin perlu diangkat. Artinya, ada kemungkinan Anda akan menjalani hidup dengan satu ginjal yang sehat.
Berkat teknologi saat ini, banyak trauma ginjal yang serius dapat diobati dengan teknik invasif minimal, seperti embolisasi angiografi.
Angiografi merupakan prosedur yang memungkinkan dokter mencapai arteri ginjal melalui pembuluh besar di selangkangan. Hal ini membantu menghentikan perdarahan.
Perawatan di rumah
Kapan waktu aktivitas sehari-hari dapat dijalankan kembali setelah trauma ginjal tergantung pada bagaimana penanganannya. Entah itu dipotong, diperbaiki, atau dibiarkan dalam penanganan tanpa operasi.
Namun, proses pemulihan penuh umumnya memakan waktu hingga tiga minggu, asalkan tidak ada komplikasi.
Bila hal ini terjadi pada atlet, mereka biasanya tidak diperbolehkan untuk langsung kembali berolahraga tanpa izin dari dokter.
Untuk itu, penting mengikuti instruksi perawatan dari dokter, baik usai menjalani operasi maupun perawatan non-operasi. Hal ini pun berlaku dengan menjaga kesehatan ginjal.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar