Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Multiple myeloma adalah salah satu jenis kanker darah yang berkembang di sel plasma pada sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang terdapat di beberapa bagian rongga tulang, di mana sel-sel darah diproduksi. Sel plasma di sumsum tulang merupakan jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Normalnya, sel plasma menghasilkan antibodi atau imunoglobulin yang membantu tubuh melawan infeksi dan membunuh kuman. Namun ketika berkembang menjadi kanker, sel plasma justru menghasilkan protein (antibodi) yang abnormal yang disebut protein monoklonal atau protein M.
Protein M ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, kerusakan tulang, dan gangguan fungsi kekebalan, sehingga tidak dapat membantu melawan infeksi di tubuh. Selain itu, berkembangnya sel kanker myeloma pun menyebabkan produksi serta fungsi sel darah merah dan putih terganggu, sehingga bisa menimbulkan anemia, trombositopenia, dan leukopenia.
Sel-sel kanker myeloma biasanya muncul di tulang belakang, tulang tengkorak, tulang panggul, rusuk, lengan, kaki, serta di area sekitar bahu dan pinggang. Penyakit ini umumnya memengaruhi beberapa bagian tubuh, itulah sebabnya kondisi ini sering disebut multiple.
Multiple myeloma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total. Pengobatan ditujukan untuk mengendalikan penyakit, meredakan gejala dan komplikasinya, serta memperpanjang usia penderitanya. Sel kanker bisa saja menjadi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun, dan kemudian muncul kembali.
Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang tergolong langka. Hanya sekitar 10% dari kasus kanker darah yang termasuk dalam jenis penyakit ini. Adapun jenis kanker darah lainnya yang lebih umum terjadi, yaitu leukemia dan kanker getah bening (limfoma).
Penyakit ini pun menduduki urutan ke-22 pada kasus kanker yang paling banyak terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data Globocan 2018, sebanyak 159.985 kasus baru myeloma di dunia terjadi dalam setahun. Sementara di Indonesia, jumlah kasus baru myeloma pada tahun yang sama sebanyak 2.717 kasus.
Kanker jenis ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Selain itu, penyakit ini pun lebih banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, dengan rata-rata usia di atas 60 tahun.
Multiple myeloma dapat diatasi dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Tanda-tanda dan gejala multiple myeloma bisa bervariasi. Bahkan, umumnya gejala tidak muncul pada awal kemunculannya atau pada stadium awal.
Namun, gejala-gejala multiple myeloma yang mungkin terjadi adalah:
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.
Gejala-gejala di atas memang tidak selalu disebabkan oleh kanker. Namun, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, terutama bila terjadi secara terus menerus dan tak kunjung sembuh.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu periksakan diri ke dokter.
Hingga saat ini, penyebab multiple myeloma belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli meyakini bahwa myeloma muncul dari sel plasma sumsum tulang yang mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi akibat adanya DNA yang bermutasi pada sel-sel plasma.
DNA bekerja dengan menginstruksikan bagaimana sel bereplikasi dan berkembang. Sel-sel plasma yang sehat biasanya berkembang dalam kecepatan yang normal, kemudian mati dan digantikan dengan sel-sel baru.
Namun, sel-sel plasma yang rusak akan terus hidup dan berkembang secara tidak terkendali, sehingga terjadi penumpukan dan mengganggu produksi sel-sel yang sehat. Namun, tidak seperti sel-sel kanker pada umumnya, penumpukan sel abnormal ini tidak membentuk jaringan atau tumor.
Sel-sel yang rusak ini pun akan tetap memproduksi antibodi, sebagaimana sel plasma yang sehat. Namun, antibodi ini tidak berfungsi sebagaimana umumnya (protein monoklonal atau protein M).
Dalam beberapa kasus, multiple myeloma berawal dari kondisi medis yang disebut dengan monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS). Setiap tahun, sekitar satu persen penderita MGUS mengembangkan kanker jenis ini.
Seperti myeloma, MGUS juga ditandai dengan adanya produksi protein M di dalam darah. Namun, pada penderita MGUS, kadar protein M lebih rendah dan tidak berisiko merusak tubuh.
Multiple myeloma adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan terkena penyakit ini. Dalam beberapa kasus, penderita myeloma justru tidak memiliki faktor risiko apapun.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu munculnya penyakit ini:
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia 50 atau 60 tahun ke atas. Angka kejadian penyakit ini pada pasien berusia di bawah 40 tahun sangatlah rendah.
Apabila Anda berjenis kelamin laki-laki, peluang Anda untuk terkena penyakit ini lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Penyebab dari hal tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Jumlah kasus kejadian penyakit ini dua kali lipat lebih sering terjadi pada orang-orang berkulit hitam, dibanding orang-orang berkulit putih.
Jika Anda pernah terkena paparan radiasi tingkat tinggi atau tingkat rendah dalam waktu lama, seperti bekerja di lingkungan khusus, risiko Anda untuk terserang penyakit ini lebih tinggi.
Apabila Anda memiliki orang tua, kakak, adik, atau anak yang memiliki penyakit ini, Anda memiliki peluang dua atau tiga kali lebih besar untuk mengidap penyakit yang sama.
Kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya sel kanker di dalam tubuh, termasuk myeloma.
Penderita myeloma umumnya sudah memiliki penyakit MGUS sebelumnya. Jadi, jika Anda mengidap MGUS, peluang Anda untuk menderita kanker jenis ini lebih besar.
Orang-orang dengan sistem imun yang lemah akibat menjalani pengobatan setelah transplantasi organ memiliki risiko lebih besar terkena myeloma. Selain itu, peluang terkena penyakit ini pun meningkat pada penderita HIV.
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Pada beberapa kasus, multiple myeloma bisa terdeteksi saat Anda melakukan tes darah untuk kondisi medis lain. Namun, beberapa kasus lainnya, myeloma terdeteksi berdasarkan gejala yang Anda alami.
Pada kasus ini, dokter akan menanyakan terlebih dahulu faktor-faktor risiko yang mungkin Anda punya, riwayat penyakit Anda dan keluarga, serta berapa lama gejala-gejala telah muncul. Kemudian, Anda akan diminta untuk menjalani tes. Adapun beberapa tes untuk mendiagnosis multiple myeloma adalah:
Tim medis akan melakukan tes hitung darah lengkap (complete blood count atau CBC) untuk mengetahui kadar sel darah putih, merah, dan trombosit di dalam darah. Selain itu, kadar kreatinin, albumin, kalsium, dan elektrolit lainnya juga akan diperiksa dengan tes kimia darah, termasuk kadar protein M yang diproduksi sel myeloma.
Tes urine dilakukan secara berkala untuk mengetahui adanya protein myeloma pada urine yang telah diproses melalui ginjal. Tes ini disebut dengan urine protein electrophoresis (UPEP) dan urine immunofixation.
Tes ini menghitung kadar darah di beberapa jenis antibodi, seperti IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Jika salah satu komponen tersebut memiliki kadar yang berlebihan atau terlalu sedikit, ada kemungkinan terdapat sel kanker berkembang di sumsum tulang Anda.
Prosedur ini merupakan langkah paling akurat dalam menentukan adanya kanker pada sumsum tulang Anda. Melalui tes ini, dokter dapat mengetahui adanya protein abnormal dalam darah Anda, seperti protein M.
Dalam tes ini, dokter akan mengambil sampel cairan sumsum tulang Anda dengan menggunakan jarum. Kemudian, cairan sumsum tulang akan diperiksa di laboratorium untuk diketahui apakah terdapat sel myeloma di dalamnya.
Dokter juga akan merekomendasikan tes pencitraan pada bagian dalam tubuh Anda, terutama pada jaringan-jaringan yang lunak seperti sumsum tulang.
Dalam beberapa kasus, penderita penyakit ini tidak memerlukan pengobatan, terutama bila tidak merasakan gejala. Pada kondisi ini, Anda hanya perlu menjalani tes darah dan urin secara rutin untuk memantau perkembangan sel kanker.
Pengobatan umumnya baru diberikan ketika gejala sudah muncul. Adapun pengobatan yang diberikan bergantung pada kondisi kesehatan serta seberapa parah sel kanker telah berkembang.
Berikut adalah pengobatan yang umum diberikan pada pasien multiple myeloma:
Obat terapi target berfokus pada kelainan yang menyebabkan sel kanker bertahan hidup. Obat-obat terapi target untuk myeloma, yaitu bortezomib (Velcade), carfilzomib (Kyprolis), dan ixazomib (Ninlaro).
Obat terapi biologis mendorong sistem imun tubuh untuk membunuh sel-sel myeloma. Pada jenis pengobatan ini, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti thalidomide (Thalomid), lenalidomide (Revlimid), dan pomalidomide (Pomalyst).
Obat kemoterapi dapat membunuh sel-sel kanker yang berkembang dengan cepat, termasuk sel-sel myeloma. Obat biasanya diberikan dengan cara diminum atau disuntikkan. Pengobatan ini pun sering dilakukan sebelum transplantasi sumsum tulang.
Obat-obatan kortikosteroid, seperti prednisone dan dexamethasone, dapat membantu tubuh melawan peradangan atau inflamasi. Hal ini dapat memicu sistem imun tubuh melawan sel-sel myeloma.
Prosedur bedah dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang baru.
Prosedur ini menggunakan cahaya berkekuatan tinggi, seperti X-ray dan proton, untuk membunuh sel-sel myeloma di dalam tubuh.
Pengobatan dan obat lainnya mungkin diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi Anda. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk jenis pengobatan yang tepat.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi multiple myeloma:
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar