Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Nefropati adalah istilah medis yang digunakan untuk mendefinisikan kerusakan atau penyakit ginjal yang bisa berujung gagal ginjal. Fungsi utama ginjal adalah membuang limbah dan cairan berlebih agar air dan elektrolit di tubuh seimbang.
Jika terjadi masalah pada ginjal, tentu organ berbentuk kacang ini tidak akan bekerja dengan baik dan dapat menyebabkan kondisi kesehatan serius.
Nefropati dianggap sebagai penyakit yang memperburuk kondisi kesehatan penderitanya jika tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, semakin cepat menyadari adanya kerusakan pada ginjal, Anda juga akan mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
Nefropati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyakit ginjal. Namun, ada beberapa jenis penyakit yang termasuk golongan nefropati, yaitu sebagai berikut.
Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal yang termasuk ke dalam komplikasi diabetes. Diperkirakan 20-40% penyandang diabetes melitus akan mengalami nefropati diabetik jika gula darah tidak dikendalikan dengan baik.
Apabila kadar gula melonjak drastis, ginjal pun akan bekerja lebih keras untuk menyaring darah. Perlahan, kemampuan ginjal akan menurun dan menyebabkan nefron menebal, sampai akhirnya bocor. Akibatnya, protein, seperti albumin, ikut terbuang di dalam urine hingga menyebabkan nefropati diabetik.
Selain kadar gula darah yang tidak terkendali, ada berbagai faktor lainnya yang dapat memperbesar risiko penyandang diabetes mengalami kondisi ini, di antaranya:
Penyakit Berger (IgA Nefropati) adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi akibat penumpukan IgA di ginjal. Penumpukan IgA ini menyebabkan peradangan yang merusak jaringan ginjal.
IgA adalah antibodi yang berisi protein dan dibuat oleh sistem kekebalan untuk melindungi tubuh dari zat asing, seperti bakteri dan virus. Antibodi yang menumpuk di glomerulus ini akhirnya menyebabkan peradangan (glomerulonefritis). Akibatnya, kemampuan ginjal pun ikut berkurang.
Hingga saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan penumpukan IgA di ginjal. Namun, ada berbagai faktor yang dianggap berhubungan dengan kemunculan IgA nefropati, meliputi:
Kondisi ini termasuk penyakit yang cukup umum terjadi dan dapat terjadi pada usia berapapun. Namun, gejala awal IgA biasanya baru akan terlihat di usia remaja hingga akhir usia 30-an. Selain itu, penyakit Berger juga lebih rentan terjadi pada orang Asia dan ras Kaukasia.
Umumnya, tahap awal kerusakan ginjal tidak menunjukkan tanda apa pun. Gejala sakit ginjal biasanya baru akan muncul dan terasa ketika ginjal sudah benar-benar tidak lagi berfungsi dengan optimal.
Kebanyakan kasus juga menunjukkan bahwa Anda mungkin tidak akan mengalami gejala yang parah hingga kerusakan sampai pada stadium akhir. Berikut ini beberapa gejala nefropati yang perlu Anda waspadai, mulai dari yang ringan hingga benar-benar mengganggu aktivitas harian.
Kemungkinan ada beberapa gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejala penyakit tertentu, segera periksakan diri ke dokter.
Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya
Nefropati adalah penyakit ginjal yang dianggap progresif dan terkadang langsung menunjukkan gejala yang mengganggu ketika kerusakan ginjal semakin parah.
Jika Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini, konsultasikan ke dokter karena dikhawatirkan kerusakan ginjal sudah mencapai stadium akhir.
Nefropati adalah penyakit ginjal yang disebabkan kerusakan pada ginjal akibat berbagai faktor tertentu. Berikut ini sejumlah penyebab nefropati berdasarkan jenisnya.
Para penyandang diabetes biasanya memiliki ginjal yang perlahan menebal dan semakin rusak akibat kadar gula darah yang tinggi. Akibatnya, kebocoran nefron pun terjadi yang juga menyebabkan protein ikut ke dalam urine.
Sejauh ini penyebab diabetik nefropati (DN) belum diketahui pasti. Namun, hipertensi diyakini berperan banyak dalam mengakibatkan kondisi ini. Hal ini dikarenakan dengan mengontrol tekanan darah terbukti dapat mengurangi perkembangan diabetes menjadi nefropati.
Kondisi tersebut mungkin terjadi karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan cedera pada sel yang melapisi permukaan pembuluh darah dan limfa (endotel). Alhasil, aliran darah menuju ginjal pun terganggu.
Oleh sebab itu, tekanan darah dan kadar gula darah yang tinggi menjadi faktor penyebab kerusakan ginjal yang dialami oleh diabetesi (pengidap diabetes).
IgA nefropati adalah kondisi yang dianggap sebagai penyakit ginjal autoimun. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang dapat merusak ginjal.
Penderita IgA nefropati biasanya memiliki kadar IgA yang tinggi dalam darahnya dan mengandung lebih sedikit galaktosa (gula khusus) daripada biasanya. Jika IgA kekurangan galaktosa, antibodi ini akan dianggap asing oleh antibodi lainnya di dalam darah.
Akibatnya, antibodi lain akan menempel pada IgA yang kekurangan galaktosa dan membentuk gumpalan. Gumpalan yang disebut kompleks imun ini akan tersangkut di glomerulus dan menimbulkan peradangan serta kerusakan.
Bagi beberapa orang, penyakit Berger diturunkan dalam keluarga. Bahkan, para ilmuwan menemukan beberapa penanda genetik yang mungkin memicu perkembangan penyakit.
IgA nefropati juga mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atau usus dan respons sistem imun terhadap infeksi tersebut.
Nefropati analgesik adalah penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh konsumsi campuran obat analgesik yang berlebihan dan dalam jangka panjang.
Biasanya, obat analgesik yang mengandung fenasetin, asam salisilat-parasetamol, dan parasetamol-pirazolon menjadi pemicu kondisi ini. Namun, obat itu tidak bekerja sendiri karena dikombinasikan dengan zat adiktif, seperti kodein dan kafein.
Jika nefropati, baik diabetik nefropati maupun penyakit Berger, didiagnosis lebih awal, beberapa obat dan perawatan dapat mengurangi perkembangan sakit ginjal.
Berikut ini beberapa pengobatan nefropati yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan ginjal menjadi lebih parah berdasarkan jenisnya.
Langkah pertama yang dilakukan oleh dokter untuk mengobati diabetik nefropati yang dialami adalah mengontrol diabetes. Selain itu, tekanan darah pun juga turut dipantau untuk mengurangi risiko komplikasi penyakit ginjal.
Berikut ini beberapa obat-obatan yang biasanya diberikan dokter untuk mengendalikan glukosa dan tekanan darah pada penyandang DN.
Selain obat-obatan di atas, diabetik nefropati juga menjalani sejumlah perawatan tertentu ketika kerusakan ginjal sudah mencapai stadium akhir yaitu:
Hingga saat ini, para ahli belum menemukan obat yang dapat menyembuhkan IgA nefropati. Pasalnya, luka pada ginjal cenderung tidak dapat diperbaiki.
Meski begitu, dokter akan memberikan obat dan perawatan untuk menunda perkembangan sakit ginjal sebagai berikut.
Tujuan utama pengobatan IgA nefropati adalah agar pasien tidak perlu menjalani dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal. Namun, ketika kondisinya sudah semakin parah, kedua pilihan tersebut mungkin akan diperlukan.
Setelah memeriksakan diri ke dokter umum, dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis urologi. Kemudian, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan ginjal, seperti:
Jika hasil pemeriksaan tidak normal, dokter mungkin akan memeriksakan kondisi Anda lebih lanjut. Dengan begitu, tim perawatan dapat menawarkan sejumlah pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Sebenarnya, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mendukung pengobatan nefropati dari dokter. Dengan begitu, Anda mungkin bisa menjalani aktivitas seperti biasanya karena berusaha menjaga kesehatan ginjal.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar