Mohon sampaikan saran Anda
Tolong beri tahu kami bila ada yang salah
Kami tidak memberi pelayanan kesehatan berupa diagnosis atau perawatan, tapi kami terbuka terhadap saran Anda. Silakan ketik di kotak berikut ini.
Transient ischemic attack (TIA) adalah munculnya serangan berupa gejala stroke yang terjadi secara tiba-tiba tapi bersifat sementara. Anda mungkin lebih familiar dengan sebutan stroke ringan.
Kondisi ini biasanya bertahan selama beberapa menit sebelum akhirnya mereda. Meski begitu, stroke ringan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Hanya saja, Anda perlu lebih berhati-hati jika sudah mengalami TIA.
Pasalnya, stroke ringan yang juga bisa disebut stroke mini ini merupakan peringatan bahwa kondisi kesehatan Anda sudah mulai harus lebih diperhatikan. Jika peringatan ini dianggap sebagai angin lalu dan diabaikan, Anda mungkin saja mengalami stroke di kemudian hari.
Umumnya, baik stroke iskemik atau stroke hemoragik tak lantas menyerang orang yang baru mengalami stroke ringan. Kondisi tersebut mungkin baru muncul jelang satu tahun setelah Anda mengalami TIA.
Penyakit ini umumnya menyerang orang berumur di atas 60 tahun. Orang keturunan Asia, Afrika, dan Karibia berisiko lebih tinggi terkena stroke ringan. Hal ini sebagian karena kelompok ini lebih sering mengalami kekurangan suplai darah dan oksigen di dalam otak.
Secara umum, stroke ringan terjadi selama beberapa menit. Tanda dan gejala dari stroke ringan akan mereda kemudian menghilang dalam kurun waktu satu jam setelah serangan stroke terjadi.
Namun, tak jarang pasien harus menunggu selama 24 jam hingga gejala stroke ringan benar-benar menghilang. Gejala dari kondisi ini memang tidak jauh berbeda dengan gejala yang mungkin muncul saat Anda mengalami stroke iskemik maupun stroke hemoragik, contohnya:
Hubungi dokter secepatnya jika Anda mengalami tanda dan gejala mini stroke. Pengobatan stroke yang dilakukan tepat waktu akan membantu mencegah stroke selanjutnya.
Penyebab stroke ringan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan penyebab stroke iskemik. Keduanya sama-sama disebabkan oleh sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah.
Hanya saja, pada stroke ringan, sumbatan masih tergolong ringan dan tidak menimbulkan kerusakan permanen pada otak. Penyebab utama dari TIA seringnya adalah penumpukan kolesterol pada pembuluh arteri yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke otak.
Penumpukan plak ini dapat mengurangi aliran darah menuju arteri, dan berpotensi menyebabkan terjadinya penggumpalan darah. Gumpalan darah dapat bergerak menuju ke pembuluh darah di otak dari area tubuh lainnya.
Biasanya, gumpalan ini bergerak dari pembuluh darah yang berada di jantung. Maka itu, tidak sedikit orang yang memiliki penyakit jantung yang juga mengalami stroke.
Ada banyak sekali faktor yang dapat meningkatkan kesempatan Anda mengalami stroke ringan. Pada dasarnya, risiko yang Anda miliki tidak jauh berbeda dengan risiko mengalami stroke iskemik maupun hemoragik.
Faktor-faktor risiko ini terbagi ke dalam beberapa kelompok:
Berikut beberapa risiko yang tidak dapat Anda kendalikan:
Potensi Anda mengalami stroke ringan akan lebih tinggi jika anggota keluarga pernah mengalami TIA atau jenis stroke lainnya.
Pertambahan usia juga meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini. Umumnya, Anda akan mulai memiliki risiko stroke ringan saat menginjak usia 55 tahun ke atas.
Laki-laki memiliki potensi lebih besar mengalami stroke. Meski begitu, seiring dengan bertambahnya usia, risiko stroke ringan bagi wanita juga sama besarnya.
Pernah mengalami stroke ringan membuat Anda lebih rentan mengalami kondisi ini lagi di kemudian hari.
Salah satu komplikasi dari anemia sel sabit adalah stroke. Sayangnya, penyakit ini biasanya termasuk kondisi yang didapatkan secara turun-temurun, sehingga Anda bisa saja mengalami kondisi ini sejak lahir.
Penyakit sel sabit menyebabkan sel darah “mengangkut” oksigen lebih sedikit dan berpotensi terjebak pada dinding arteri sehingga menahan atau menyumbat aliran darah yang seharusnya menuju ke otak.
Namun, jika Anda bisa mengatasi penyakit sel sabit, kemungkinan risiko stroke ringan pun ikut menurun.
Sementara itu, ada pula faktor risiko yang bisa Anda kendalikan. Biasanya, kondisi kesehatan dan pilihan gaya hidup bisa diperbaiki sehingga risiko stroke pun ikut terkontrol dengan baik.
Saat tekanan darah Anda meningkat dan melebihi angka 140/90 mmHg, risiko mengalami stroke ringan pun ikut meningkat. Namun, sayangnya tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala tertentu.
Artinya, Anda harus rutin memeriksa tekanan darah untuk mengetahui angka pada tekanan darah dan mengontrol agar tetap pada angka normal.
Kadar kolesterol tinggi yang tinggi, maka semakin tinggi pula risiko Anda mengalami berbagai jenis stroke, termasuk stroke ringan. Untuk itu, perbaiki pola makan dengan mengurangi makanan yang mengandung kolesterol dan lemak yang tinggi.
Jika Anda tidak bisa menurunkan kadar kolesterol hanya dengan menerapkan pola makan sehat, periksakan kondisi ke dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan obat penurun kolesterol seperti statin untuk membantu Anda.
Berbagai penyakit jantung seperti gagal jantung, infeksi jantung, dan aritmia bisa meningkatkan risiko Anda mengalami stroke.
Penyakit diabetes dapat meningkatkan tingkat keparahan aterosklerosis, atau penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Tak hanya itu, kecepatan dari perkembangan penyakit juga ikut meningkat. Oleh karena itu, penderita diabetes memiliki risiko tinggi mengalami stroke.
Obesitas atau kelebihan berat badan, khususnya kelebihan lemak di area perut, dapat meningkatkan risiko stroke, baik pada wanita maupun pada pria.
Selain faktor risiko di atas, gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko stroke di antaranya:
Merokok dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke ringan dan berbagai jenis stroke lainnya. Pasalnya, kebiasaan ini meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan tekanan darah, dan berkontribusi pada peningkatan penumpukan plak di dalam pembuluh darah.
Siapa bilang bermalas-malasan tidak memberikan pengaruh buruk pada kesehatan? Terlalu lama diam dan tidak menggerakkan tubuh secara aktif dapat meningkatkan risiko mengalami beragam jenis penyakit serius, termasuk stroke ringan.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Lebih baik hindari mengonsumsi minuman ini dan ganti dengan minuman yang lebih menyehatkan, contohnya air mineral.
Ada beberapa jenis obat yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi stroke ringan, seperti berikut:
Antiplatelet adalah jenis obat yang digunakan untuk mencegah gumpalan darah atau disebut juga sebagai obat pengencer darah. Obat stroke ini dapat menghambat pembekuan darah yang menyebabkan terbentuknya gumpalan yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah ke otak.
Salah satu antiplatelet yang paling umum digunakan sebagai obat stroke ringan adalah aspirin.
Selain mengurangi rasa sakit, meredakan demam akibat peradangan, aspirin juga memiliki kegunaan lain. Aspirin dapat menghambat terjadinya pembekuan darah sehingga dapat mencegah terjadinya pembekuan darah.
Selain aspirin, dokter biasanya akan memberikan obat antiplatelet lainnya, yaitu clopidogrel. Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford, kombinasi penggunaan aspirin dan copridogrel selama 3 bulan terbukti lebih efektif dalam mencegah serangan stroke lanjutan.
Antikoagulan juga merupakan obat pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang pada penderita stroke yang mengalami hiperkoagulasi atau kecenderungan terbentuknya gumpalan bekuan darah atau trombus pada pembuluh darah.
Selain itu, pembentukan gumpalan darah juga bisa disebabkan oleh gangguan irama jantung. Obat stroke ini tidak diberikan kepada pasien yang telah mendapatkan pengobatan pengencer darah lain, seperti antiplatelet.
Akan tetapi, penggunaan obat antikoagulan untuk mengatasi stroke iskemik masih diperdebatkan. Pasalnya, antikoagulan lebih ditujukan untuk mencegah terjadinya stroke dibandingkan sebagai efek pemulih.
Beberapa jenis obat antikoagulan yang umum digunakan dalam perawatan stroke iskemik adalah:
Warfarin merupakan obat stroke dalam bentuk pil yang biasanya digunakan dalam jangka waktu lama, namun membutuhkan waktu beberapa hari untuk memunculkan efeknya.
Untuk menentukan dosis warfarin yang tepat, setiap penderita stroke iskemik perlu melakukan tes darah. Ketidakakuratan dosis dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan secara berlebihan pada arteri otak yang mana dapat memicu terjadinya serangan stroke hemoragik..
Berbeda dengan obat pengencer darah lainnya, cara kerja heparin bukan untuk menghancurkan darah. Heparin membantu protein anti-pembekuan dalam tubuh bekerja lebih optimal sehingga melancarkan aliran darah.
Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini di antaranya perdarahan, mati rasa secara tiba-tiba, iritasi, perubahan warna kulit, demam, menggigil, kesulitan bernapas.
Dalam beberapa kasus serangan stroke ringan, obat trombolitik dapat digunakan untuk mengatasi serangan stroke yang sedang berlangsung. Pada saat itu, gejala stroke ringan telah muncul dan tidak kunjung membaik dalam beberapa waktu.
Jenis obat stroke trombolitik adalah recombinant tissue plasminogen activator (rTPA) yang diberikan melalui injeksi ke dalam infus yang terhubung dengan pembuluh darah.
Obat ini bekerja dengan cara melarutkan gumpalan atau bekuan darah yang menghambat aliran darah menuju otak.
Obat hipertensi biasanya diberikan jika dalam hasil diagnosis diketahui salah satu faktor risiko yang menjadi penyebab serangan stroke ringan adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Salah satu obat hipertensi yang kerap diberikan bersama obat stroke lainnya adalah Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors.
Dalam beberapa kasus stroke ringan, terdapat kondisi di mana obat stroke ringan tidak lagi efektif dalam mencegah serangan stroke yang sebenarnya.
Misalnya, kondisi pembuluh arteri yang semakin menyempit sehingga bisa memicu penyumbatan dalam waktu dekat. Untuk itu, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjalani prosedur operasi.
Beberapa jenis operasi yang dilakukan untuk kembali melancarkan aliran darah ke otak adalah:
Endarterektomi karotid merupakan prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat tumpukan lemak yang menyebabkan penyempitan pada pembuluh arteri karotis. Arteri karotis merupakan pembuluh arteri yang terletak pada bagian leher yang memanjang menuju otak.
Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, namun belum tentu dapat mencegah terjadinya penyumbatan secara permanen.
Arteri karotis yang menyempit juga dapat diperlebar dengan prosedur angioplasti. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasang katerer pada pembuluh dara pada bagaian pangkal paha yang membawa alat stenting, seperti balon, menuju arteri karotis.
Setelah sampai pada arteri karotis, alat stenting kemudian dibuka sehingga memperluas bagian pembuluh arteri yang tersumbat.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Transient ischemic attack (TIA). Retrieved 27 November 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/transient-ischemic-attack/diagnosis-treatment/drc-20355684.
Transient Ischemic Attacks: Part II. Treatment. Retrieved 27 November 2020, from https://www.aafp.org/afp/2004/0401/p1681.html.
What is a TIA. Retrieved 27 November 2020, from https://www.stroke.org/en/about-stroke/types-of-stroke/tia-transient-ischemic-attack/what-is-a-tia
Transient Ischaemic Attack – Overview. Retrieved 27 November 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/transient-ischaemic-attack-tia/
Transient Ischaemic Attack. Retrieved 27 November 2020, from https://strokefoundation.org.au/About-Stroke/Learn/tia