Penyebab stroke iskemik
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, stroke iskemik atau bisa juga disebut sebagai stroke infark adalah jenis yang paling umum dari penyakit stroke.
Stroke iskemik terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh arteri dan bergerak menuju ke otak atau salah satu pembuluh darah berukuran kecil yang terdapat di otak.
Meski begitu, penyumbatan pada pembuluh darah di otak dapat disebabkan oleh gumpalan darah yang bergerak melalui aliran darah dari bagian tubuh lainnya.
Ada beberapa kondisi mengapa penyumbatan dapat menyebabkan stroke iskemik. Di antaranya adalah:
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis terjadi saat terdapat penumpukan plak pada dinding arteri. Hal tersebut menyebabkan arteri mengeras dan menyempit, sehingga pembuluh tersebut menjadi tersumbat.
Terkadang, gumpalan darah terbentuk karena plak pada arteri pecah dan bergerak menuju ke otak dan mengakibatkan stroke.
2. Penyakit pembuluh darah kecil
Saat pembuluh darah berukuran kecil yang terdapat di dalam otak mengalami kerusakan, Anda mungkin akan mengalami stroke iskemik.
3. Atrial fibrilasi dan penyakit jantung lainnya
Atrial fibrilasi dan berbagai masalah jantung lainnya dapat menyebabkan penggumpalan darah di jantung. Namun, gumpalan darah tersebut bisa keluar dari jantung dan bergerak menuju ke otak melalui aliran darah. Jika hal tersebut terjadi, Anda mungkin akan mengalami stroke iskemik.
4. Infeksi COVID-19
Bahkan, pada beberapa orang, infeksi COVID-19 dianggap dapat meningkatkan potensi pasien mengalami stroke iskemik. Meski begitu hal tersebut masih harus dipelajari lebih lanjut.
Faktor-faktor risiko stroke iskemik
Ada beberapa faktor risiko dari stroke iskemik yang perlu Anda perhatikan dan waspadai, seperti berikut ini.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Tubuh jarang bergerak.
- Terbiasa mengonsumsi alkohol.
- Penggunaan obat-obat terlarang di luar resep yang diberikan dokter.
- Riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Kebiasaan merokok, atau terbiasa menjadi perokok pasif.
- Kadar kolesterol tinggi.
- Diabetes.
- Gangguan tidur.
- Berbagai penyakit jantung, termasuk gagal jantung, infeksi jantung (endokarditis), gangguan ritme jantung (aritmia), dan atrial fibrilasi.
- Riwayat keluarga akan stroke, serangan jantung, atau transient ischemick attack (TIA) atau yang biasa dikenal sebagai stroke ringan.
- Infeksi COVID-19.
Diagnosis & pengobatan stroke iskemik
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini?
Menurut University of Maryland Medical Center, melakukan diagnosis terhadap kondisi yang dialami merupakan hal penting yang harus segera dilakukan. Apalagi, diagnosis menentukan tipe dan lokasi terjadinya stroke.
Berikut ini adalah beberapa jenis tes yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis stroke:
Apa saja pilihan pengobatan stroke iskemik?
Jika dokter telah menentukan bahwa Anda atau orang terdekat mengalami stroke iskemik, dokter akan segera memberikan pengobatan untuk stroke iskemik, seperti:
1. Penggunaan obat-obatan
Kondisi ini bisa diatasi dengan penggunaan obat-obatan. Terapi menggunakan obat yang bertujuan untuk memecahkan gumpalan darah dapat dilakukan dalam kurusn waktu 4.5 jam setelah gejala awal muncul.
Semakin cepat obat ini diberikan, maka akan semakin baik. Pengobatan yang dilakukan dengan cepat dan tepat dapat meningkatkan potensi pasien untuk kembali pulih dan mengurangi risiko komplikasi.
Salah satu obat yang bisa diberikan dalam kurun waktu 4.5 jam pertama setelah gejala stroke iskemik muncul adalah tissue plasminogen activator (tPA). Penggunaan obat ini merupakan salah satu pengobatan utama pada pasien yang mengalami stroke iskemik.
Obat ini dapat membantu mengembalikan aliran darah dengan cara melarutkan gumpalan darah yang menyebabkan stroke. Dengan segera mengatasi penyebab dari penyakit ini, pasien akan lebih cepat pulih dari kondisinya.
Saat menggunakan obat ini, dokter juga akan mempertimbangakn beberapa faktor risiko, seperti kemungkinan terjadinya perdarahan di otak untuk memastikan apakah penggunaan obat ini aman untuk pasien.
Obat-obatan lain yang bisa digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah obat antikoagulan dan obat antiplatelet.
2. Prosedur endovaskular
Dokter biasanya mengatasi stroke sumbatan dengan melakukan terapi endovaskular. Prosedur medis ini dapat meningkatkan kondisi pasien serta mengurangi risiko kehilangan fungsi tubuh dalam jangka waktu lama setelah stroke sumbatan.
Prosedur ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dokter mungkin akan memberikan obat langsung ke otak. Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui arteri yang terdapat pada paha bagian dalam.
Lalu kateter diarahkan menuju ke otak untuk memberikan tPA langsung di area terjadinya stroke. Berbeda dengan pemberian tPA melalui injeksi, obat ini bisa diberikan dalam jangka waktu lebih lama meski tidak boleh terlalu lama dari sejak gejala muncul.
Kedua, dokter bisa menggunakan alat yang menempel pada kateter dan langsung mengangkat gumpalan darah yang terdapat di pembuluh darah arteri di otak. Cara ini sangat menguntungkan untuk orang yang memiliki pembuluh darah arteri berukuran besar.
3. Prosedur medis lain
Endarterektomi karotid merupakan salah satu prosedur medis alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi stroke iskemik. Operasi ini dilakukan untuk mengangat plak kolesterol yang menyumbat arteri karotid sekaligus mengurangi risiko terjadinya stroke sumbatan.
Meski begitu, prosedur ini belum tentu cocok untuk semua penderita stroke. Masalahnya, tidak semua orang yang memiliki masalah pada jantung dapat menjalani prosedur ini.
Ada pula prosedur lain yang disebut dengan angioplasti. Biasanya, dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah yang berlokasi di paha bagian dalam, lalu mengarahkannya ke arteri karotid.
Lalu, sebuah balon akan dikembangkan di dalam pembuluh arteri yang menyempit, tujuannya untuk membuka kembali pembuluh darah tersebut agar tidak sempit dan tersumbat lagi.
Pencegahan stroke iskemik
Stroke memang dianggap sebagai penyakit berbahaya dan mematikan. Pada tingkatan yang sudah parah, orang yang telah mengalami stroke bisa meninggal dalam hitungan detik sejak gejala muncul.
Namun, bukan berarti kondisi ini tidak dapat dicegah. Tentu saja, sama halnya dengan penyakit lain yang tidak kalah berat, sebenarnya stroke merupakan penyakit yang bisa Anda cegah agar tidak terjadi.
Stroke sumbatan merupakan salah satu jenis penyakit stroke yang bisa dicegah sejak dini. Lakukan beberapa hal berikut untuk mencegah stroke iskemik:
- Mengontrol tekanan darah tinggi.
- Mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
- Menghentikan kebiasaan merokok.
- Mengatur kadar gula darah di dalam tubuh agar tidak tinggi.
- Menjaga berat badan agar tidak berlebih.
- Mengonsumsi makanan kaya buah dan sayuran.
- Melakukan olahraga secara rutin.
- Mengurangi asupan alkohol.
- Mengatasi masalah sulit tidur yang dialami.
- Menghindari mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar