Salah satu prosedur medis yang dapat diberikan untuk pasien setelah terkena serangan jantung adalah angioplasti. Yuk, kenali lebih dalam mengenai tujuan, prosedur, dan risiko efek samping dari tindakan ini dalam pembahasan berikut.
Apa itu angioplasti?
Angioplasti adalah prosedur medis untuk membuka pembuluh arteri koroner yang menyempit atau tersumbat. Prosedur ini membuat aliran darah ke jantung kembali lancar.
Pada banyak kasus, angioplasty juga melibatkan pemasangan ring (stent) pada arteri koroner untuk mencegah pembuluh darah ini menyempit lagi.
Prosedur yang juga disebut percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) ini mulai dipopulerkan pada tahun 1970-an.
Sebelumnya, satu-satunya pengobatan untuk mengatasi arteri koroner yang menyempit atau tersumbat yakni dengan operasi bypass jantung.
Menurut Harvard Health, angioplasti harus dilakukan tidak lebih dari 24 jam setelah serangan jantung. Jika dilakukan setelahnya, kemungkinan tidak ada manfaatnya sama sekali.
Itu artinya, makin cepat Anda mendapatkan perawatan serangan jantung, makin rendah risiko Anda untuk mengalami gagal jantung dan komplikasi lainnya.
Tujuan angioplasti setelah serangan jantung
Angioplasti sudah terbukti sebagai perawatan serangan jantung yang menyelamatkan banyak nyawa. Tindakan ini mampu mengembalikan aliran darah ke jantung dengan cepat.
Makin cepat aliran darah ke jantung dipulihkan, makin berkurang kerusakan pada otot jantung.
Tidak hanya itu, angioplasty juga dapat meredakan gejala penyakit jantung, seperti nyeri dada (angina) dan sesak napas, yang berkaitan dengan berkurangnya aliran darah ke jantung.
Selain sebagai perawatan serangan jantung, tindakan ini juga memberi banyak manfaat untuk pasien dengan penyakit jantung yang sudah parah.
Manfaat tersebut memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk bisa kembali melakukan aktivitas fisik serta memperbaiki kehidupan intim dengan pasangan.
Persiapan sebelum angioplasti
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau kesehatan Anda terlebih dahulu. Anda mungkin perlu menjalani tes, seperti rontgen dada dan elektrokardiogram (EKG).
Anda mungkin juga diarahkan untuk melakukan tes pencitraan yang disebut angiogram koroner.
Prosedur angiogram koroner bertujuan untuk melihat apakah arteri koroner Anda tersumbat dan apakah dapat diobati dengan angioplasti.
Jika penyumbatan ditemukan, dokter mungkin akan memutuskan untuk melakukan angioplasty dan pemasangan stent segera setelah angiogram.
Beberapa persiapan lain yang umumnya dokter beri tahukan adalah sebagai berikut.
- Menyesuaikan dosis atau berhenti minum obat-obatan tertentu, seperti obat pengencer darah. Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang diminum, termasuk suplemen herbal.
- Berhenti makan atau minum 6–8 jam sebelum prosedur berlangsung.
- Minum obat yang disetujui hanya dengan sedikit air pada pagi hari sebelum prosedur berlangsung.
Prosedur angioplasti
Angioplasty biasanya dilakukan di bawah pengaruh obat bius lokal. Prosedur ini pada umumnya berlangsung selama 30 menit hingga dua jam.
Berikut ini adalah tahapan prosedur angioplasti yang akan dokter Anda lakukan.
- Pertama kali, dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit di pergelangan tangan atau selangkangan. Lalu, kateter dengan balon kecil akan dimasukkan ke dalam arteri.
- Dengan bantuan video X-ray dan zat pewarna kontras khusus, dokter bedah Anda akan mengarahkan kateter sampai ke arteri koroner yang tersumbat.
- Setelah berada pada posisi tersebut, balon akan dipompa untuk melebarkan arteri yang membuat plak terdorong ke dinding arteri sehingga aliran darah kembali lancar.
- Dalam beberapa kasus, kateter juga dilengkapi stent atau ring jantung yang terbuat dari jala baja tahan karat. Stent akan menjaga pembuluh darah tetap terbuka setelah balon dikeluarkan.
- Apabila ada beberapa penyumbatan, prosedur yang sama akan diulang pada pembuluh lain. Setelah angioplasti selesai, balon dan kateter akan dikeluarkan.
Hal-hal yang perlu dilakukan setelah angioplasti
Setelah prosedur dilakukan, Anda akan diminta untuk menjalani opname semalam. Selama itu, jantung Anda akan dipantau dan pemberian obat-obatan akan disesuaikan.
Umumnya, Anda dapat kembali bekerja atau beraktivitas normal seminggu setelah angioplasty.
Saat kembali ke rumah, minum banyak cairan untuk membersihkan pewarna kontras dari tubuh Anda. Hindari olahraga berat dan mengangkat benda berat hingga sehari sesudahnya.
Dokter akan menjelaskan gaya hidup sehat untuk jantung. Minum obat sesuai resep dan jangan gunakan obat atau suplemen tambahan tanpa pengawasan dari dokter.
Pola makan yang tepat, olahraga rutin, dan berhenti merokok bisa membantu menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah tetap normal.
Melakukan gaya hidup sehat akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung di kemudian hari.
Efek samping angioplasti
Semua prosedur medis memiliki risiko tertentu. Anda mungkin mengalami reaksi alergi terhadap obat bius, pewarna kontras, atau material yang digunakan dalam angioplasty.
Berikut ini adalah beberapa risiko lain yang terkait dengan prosedur angioplasti koroner.
- Perdarahan, penggumpalan darah, atau memar pada tempat sayatan.
- Jaringan parut terbentuk di dalam stent.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Kerusakan pembuluh arteri dan katup jantung.
- Serangan jantung kembali.
- Kerusakan ginjal, terutama pada orang yang sebelumnya mengalami masalah ginjal.
- Stroke, komplikasi yang langka terjadi.
Risiko angioplasti darurat pascaserangan jantung lebih besar dibandingkan dengan angioplasti yang dilakukan dalam kondisi yang lebih terkontrol.
Prosedur ini tidak menyembuhkan arteri yang tersumbat. Pada beberapa kasus, arteri mungkin bisa menyempit kembali atau restenosis.
Risiko restenosis lebih tinggi saat pemasangan stent tidak dilakukan untuk menjaga arteri tetap terbuka.
Kesimpulan
- Angioplasti adalah prosedur untuk membuka pembuluh arteri koroner yang menyempit atau tersumbat, terutama setelah serangan jantung.
- Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter dan balon kecil untuk melebarkan arteri. Pemasangan stent juga dapat dilakukan untuk menjaga arteri tetap terbuka.
- Beberapa risiko yang terkait dengan prosedur ini, meliputi alergi anestesi dan pewarna kontras, perdarahan, hingga pembuluh arteri kembali menyempit (restenosis).
[embed-health-tool-heart-rate]