backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Pilihan Obat dan Tindakan Pengobatan untuk Mengatasi Stroke

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    Berbagai Pilihan Obat dan Tindakan Pengobatan untuk Mengatasi Stroke

    Stroke terjadi saat pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi menuju otak, terganggu atau berkurang, sehingga menyebabkan sel-sel otak  mati. Hal ini kemudian menganggu kemampuan otak untuk mengontrol fungsi otak seperti pergerakan, sensitivitas rasa, kemampuan bicara, pemahaman dan ingatan.  Stroke adalah kondisi yang harus segera ditangani. Namun, apa saja pilihan obat dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi stroke? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Pilihan pengobatan untuk mengatasi stroke berdasarkan jenisnya

    Pengobatan untuk penyakit stroke biasanya ditentukan berdasarkan jenis stroke yang dialami. Berikut adalah pilihan obat dan pengobatan stroke berdasarkan jenisnya.

    Pengobatan stroke iskemik

    Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah. Pengobatan untuk jenis stroke yang satu ini diutamakan untuk menghentikan penyumbatan dan mengembalikan aliran darah menuju ke otak seperti semula. Berikut obat-obatan stroke dan pilihan pengobatan yang bisa dilakukan:

    1. Pemberian obat tPA

    Terapi pengobatan menggunakan obat tissue plasminogen activator (tPA) untuk stroke iskemik dapat menguraikan darah yang menggumpal dan diberikan melalui pembuluh vena (intravena). Namun, obat tPA harus diberikan dalam kurun waktu 4.5 jam setelah gejala stroke muncul pertama kali.

    Semakin cepat obat ini diberikan, semakin baik. Pengobatan yang dilakukan secara cepat dan tepat dapat meningkatkan potensi pasien untuk sembuh, sekaligus mengurangi risiko komplikasi stroke.

    Obat stroke ini termasuk standar pengobatan untuk penyakit stroke iskemik. Obat ini dapat mengembalikan aliran darah dengan cara meluruhkan gumpalan darah yang menyebabkan stroke. Semakin cepat penyebab stroke ini ditangani, pasien akan lebih cepat pulih sepenuhnya dari kondisi ini.

    Meski begitu, selama menggunakan obat tPA, dokter akan mempertimbangkan beberapa risiko, misalnya perdarahan di otak untuk menentukan apakah obat stroke ini sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

    2. Prosedur endovaskular

    Selain menggunakan obat tPA, para dokter juga bisa mengobati penyakit stroke langsung di dalam pembuluh darah yang tersumbat. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalani prosedur endovaskular. Terapi ini dianggap cukup bagus dalam mengurangi efek dari stroke iskemik.

    Akan tetapi, Anda harus ingat bahwa agar terapi memberikan hasil maksimal, prosedur ini harus dilakukan sesegera mungkin. Ada dua cara untuk menjalani prosedur endovaskular ini, salah satunya obat stroke diberikan langsung ke otak.

    Dokter akan memasukkan kateter, yaitu tabung tipis berukuran panjang melalui pembuluh arteri di paha bagian dalam dan mengarahkannya menuju ke otak untuk melepaskan tPA tepat di pembuluh arteri yang mengalami penyumbatan.

    Prosedur ini juga bisa dilakukan dengan cara memasang alat yang disatukan dengan kateter untuk langsung mengangkat gumpalan darah yang menyumbat pembuluh arteri pada otak. Prosedur ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan kondisi gumpalan darah terlalu besar dan tidak bisa dipecahkan meski menggunakan obat stroke tPA.

    3. Penggunaan obat antiplatelet

    Saat pembuluh darah pecah, platelet atau keping-keping darah akan berusaha menutupi luka pada pembuluh darah dengan cara membekukan darah. Namun jika pembekuan darah terjadi pada pembuluh darah arteri maka akan berisiko memicu terjadinya stroke.

    Antiplatelet termasuk obat stroke pengencer darah. Obat ini berguna untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang disebabkan oleh keping-keping darah tersebut.

    Salah satu pengobatan stroke antiplatelet paling umum yang digunakan dokter dalam keadaan darurat adalah acetylsalicylic acid (ASA) atau yang lebih dikenal dengan aspirin. Selain telah terbukti efektif untuk mengencerkan darah, aspirin dapat membantu menyalurkan darah ke area yang terpengaruh.

    Namun, Anda atau anggota keluarga lainnya harus memberi tahu dokter jika pasien sudah dalam pengobatan aspirin untuk penyakit jantung atau penyakit lain.

    Namun, beberapa orang tidak bisa melakukan pengobatan stroke ini dikarenakan memiliki masalah pendarahan, alergi, atau memiliki pantangan medis tertentu. Selain aspirin, beberapa obat antiplatelet yang bisa digunakan lainnya adalah clopidogrel, dipyridamole dan ticlopidine.

    Penting untuk diketahui, jika Anda menggunakan obat pengencer darah untuk stroke, maka Anda berisiko akan mengalami pendarahan lebih cepat dari biasanya ketika terluka.

    4. Penggunaan obat antikoagulan

    Dokter mungkin akan memberikan obat antikoagulan untuk mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah baru. Obat ini bekerja dengan mengubah komposisi kimia pada darah sehingga penggumpalan darah tidak terbentuk.

    Obat-obatan koagulan untuk stroke termasuk warfarin, apixaban, dabigatran, edoxaban, dan rivaroxaban yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Ada pula antikoagulan seperti heparin yang biasanya diberikan melalui injeksi dan hanya bisa digunakan dalam jangka waktu pendek.

    Biasanya, obat antikoagulan diberiksan saat:

    • Pasien memiliki detak jantung abnormal seperti atrial fibrilasi. yang dapat menyebabkan penggumpalan darah.
    • Pasien memiliki riwayat penggumpalan darah.
    • Penggumpalan darah terjadi di pembuluh darah di area kaki, sehingga penyakit stroke menyebabkan pasien tidak bisa menggerakkan salah satu kaki.

    5. Obat penurun tekanan darah tinggi

    Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, kondisi tersebut bisa menyebabkan stroke. Oleh sebab itu, penggunaan obat penurun tekanan darah tinggi mungkin dapat mengatasi penyakit stroke ini.

    Obat penurun darah tinggi yang bisa digunakan untuk mengatasi stroke iskemik antara lain:

    • Diuretik thiazide.
    • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors. 
    • Calcium channel blockers.
    • Beta-blockers.
    • Alpha-blockers.

    6. Carotid endarterectomy

    Stroke iskemik juga dapat terjadi jika pembuluh arteri yang terdapat di leher mengalami penyempitan. Padahal, pembuluh arteri karotid ini membawa darah menuju ke otak. Penyempitan tersebut, yang juga disebut sebagai stenosis karotid, dapat menyebabkan penumpukan plak.

    Jika kondisi ini semkain parah, mungkin Anda harus menjalani operasi untuk membuka penyumbatan pada pembuluh tersebut. Prosedur operasi ini disebut sebagai carotid endarterectomy. Pada saat menjalani prosedur ini, dokter akan membedah leher untuk membuka pembuluh arteri karotid dan mengangkat plak yang terdapat di dalamnya.

    Pengobatan untuk stroke hemoragik

    Berbeda dengan stroke iskemik yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah, stroke hemoragik terjadi karena ada perdarahan di otak. Berikut adalah pilihan obat dan pengobatan untuk stroke perdarahan, seperti:

    1. Tindakan darurat

    Jika sebelumnya Anda menggunakan obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan, dokter mungkin akan memberikan obat atau transfusi darah untuk melawan efek dari obat pengencer darah. Selain itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat penurun tekanan darah pada otak, penurun tekanan darah biasa, dan mencegah kejang.

    2. Operasi

    Selain menggunakan obat-obatan untuk mengatasi stroke, pasien mungkin harus menjalani prosedur operasi sebagai cara menyembuhkan stroke. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat darah dari otak dan membenahi pembuluh darah yang pecah. Operasi ini disebut sebagai kraniotomi.

    Selama menjalani prosedur operasi, salah satu bagian kecil dari tengkorak akan diangkat, sehingga dokter bedah dapat meraih sumber perdarahan di kepala.

    Dokter bedah akan memperbaiki pembuluh darah yang mengalami kerusakan dan memastikan bahwa tidak ada gumpalan darah yang dapat mencegah aliran darah masuk menuju ke otak.

    Setelah perdarahan berhasil dihentikan, sebagian kecil tengkorak yang sebelumnya diangkat akan digantikan oleh piringan logam.

    3. Embolisasi endovaskular

    Pilihan pengobatan untuk stroke hemoragik biasanya memang dilakukan dengan menjalani prosedur medis dibanding menggunakan obat stroke. Salah satunya adalah embolisasi endovaskular.

    Prosedur ini biasanya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh arteri yang terdapat di paha bagian dalam dan diarahkan menuju ke otak. Dokter bedah akan memasukkan lilitan yang bisa dilepas ke dalam aneurisma untuk diisi. Hal ini dapat mencegah aliran darah menuju ke aneurisma dan menyebabkan penggumpalan darah.

    4. Operasi pengangkatan AVM

    Menurut Mayo Clinic, salah satu pengobatan untuk mengatasi stroke hemoragik adalah pengangkatan malformasi arteri-vena (AVM) apabila berlokasi di area otak yang bisa dijangkau. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko pembuluh darah pecah sehingga menyebabkan stroke hemoragik.

    Meski begitu, tidak semua malformasi arteri-vena bisa diangkat, apalagi jika lokasinya berada jauh di dalam otak, berukuran besar, atau prosedur pengangkatan berisiko menyebabkan perubahan besar pada fungsi otak.

    5. Operasi untuk hidrosepalus

    Prosedur operasi yang biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit hidrosepalus nyatanya juga bisa digunakan untuk mengatasi stroke perdarahan.

    Hal ini bisa dilakukan apabila kerusakan yang terjadi akibat stroke menyebabkan cairan serebrospinal menumpuk di dalam rongga otak, menyebabkan sakit kepala, pusing, muntah, hingga pasien kehilangan keseimbangan.

    Hidrosepalus ini bisa juga diobati dengan meletakkan tabung kecil di dalam otak agar cairan mengalir keluar dari otak.

    6. Operasi stereotaktik

    Alih-alih menggunakan obat, pilihan untuk stroke hemoragik selanjutnya adalah menjalani operasi stereotaktik. Operasi ini dapat dilakukan menggunakan beberapa sinar atau radiasi tinggi, tetapi bisa sangat efektif untuk memperbaiki malformasi pembuluh darah yang dapat menjadi salah satu penyebab stroke.

    Terapi dan pemulihan setelah mengalami stroke

    Setelah mengonsumsi obat dan menjalani berbagai pengobatan, penting untuk selalu memonitor kondisi pasien stroke. Anda mungkin juga harus fokus untuk membantu proses pemulihan pasien agar fisiknya bisa berfungsi seperti sedia kala.

    Meski begitu, efek dari stroke bisa berbeda-beda tiap individu. Hal ini, biasanya, bergantung pada area otak yang terdampak dan jumlah jaringan yang mengalami kerusakan.

    Apabila stroke menyerang bagian atau sisi otak kanan, pergerakan dan sensitifitas dari tubuh sebelah kiri mungkin akan terganggu. Sementara, apabila stroke menyerang sisi otak kiri, pergerakan dan sensitifitas tubuh bagian kanan yang akan terdampak. Tak hanya itu, kerusakan pada otak kiri dapat mengganggu kemampuan berbicara dan berbahasa.

    Setelah melewati masa kritis stroke, sebagian besar pasien harus menjalani rehabilitasi atau terapi untuk stroke. Biasanya, dokter akan merekomendasikan jenis terapi yang sesuai dengan usia, kondisi kesehatan secara menyeluruh, serta tingkat keparahan stroke yang dialami.

    Dokter mungkin juga akan mempertimbangkan gaya hidup, hobi, prioritas, dan ketersediaan pengasuh atau anggota keluarga yang akan setia mendampingi pasien. Rehabilitasi akan dimulai sebelum pasien benar-benar diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit.

    Setelah keluar dari rumah sakit, pasien mungkin akan diminta untuk tetap menjalani program rehabilitasi di rumah sakit yang sama, atau pasien juga bisa diizinkan menjalani rehabilitasi di rumah dengan bantuan suster dari rumah sakit.

    Rehabilitasi untuk stroke mungkin akan dibantu oleh beberapa orang, meliputi:

    • Dokter ahli saraf.
    • Dokter ahli rehabilitasi.
    • Suster untuk rehabilitasi.
    • Ahli gizi.
    • Ahli terapi fisik.
    • Ahli terapi bicara.
    • Psikolog.
    • Ahli agama.

    Dari berbagai jenis pengobatan di atas, dokter di rumah sakit akan menentukan jenis pengobatan berdasarkan jenis stroke, kondisi kesehatan tubuh, hingga tingkat keparahan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan