backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Yuk, Kenali Lebih Dalam Berbagai Jenis Penyakit Demensia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/12/2020

    Yuk, Kenali Lebih Dalam Berbagai Jenis Penyakit Demensia

    Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi pula risiko beberapa penyakit. Salah satu contohnya adalah demensia. Ya, penyakit yang umumnya menyerang orang yang berusia 65 tahun ke atas ini membuat sel-sel di otak menjadi rusak, bahkan mati. Namun, tahukah Anda jika demensia terdiri dari banyak jenis. Yuk, kenali klasifikasi penyakit demensia lewat ulasan berikut ini.

    Klasifikasi demensia alias penyakit pikun

    Demensia sebenarnya bukan penyakit, melainkan sekumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat, berbicara, dan bersosialisasi. Orang dengan kondisi ini membutuhkan bantuan orang lain, karena kebanyakan dari mereka kesulitan untuk melakukan aktivitas harian, bahkan dalam merawat kebersihan diri.

    Menurut National Institute of Aging, demensia tidak terdiri dari satu tipe saja. Ada banyak tipe dari demensia dan setiap jenisnya menunjukkan gejala dan pengobatan yang berbeda. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu klasifikasi demensia.

    1. Penyakit Alzheimer

    gejala penyakit alzheimer

    Penyakit Alzheimer berbeda dengan demensia. Alasannya, karena demensia memayungi berbagai penyakit yang menyerang otak, salah satunya penyakit Alzheimer. Itu artinya, penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum.

    Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan degenerasi otak secara progresif. Penyebab pasti dari klasifikasi demensia yang paling umum ini sepenuhnya dipahami. Akan tetapi, ilmuwan berpendapat penyakit ini kemungkinan berkaitan dengan masalah protein di otak yang gagal berfungsi dengan baik.

    Akibatnya, kerja sel-sel otak menjadi terganggu dan melepaskan racun yang bisa merusak bahkan mematikan sel-sel otak itu sendiri.

    Kerusakan paling sering terjadi di area hipokampus, yakni bagian otak yang mengontrol memori. Itulah sebabnya, sering lupa atau hilang ingatan menjadi gejala penyakit Alzheimer yang paling khas.

    Selain kesulitan untuk mengingat, ada gejala penyakit Alzheimer lainnya yang menyertai, seperti:

    • Sering mengulang pertanyaan, lupa dengan obrolan, lupa dengan janji, mudah tersesat di jalan yang biasanya dilalui, atau sembarangan meletakan barang yang baru saja digunakan.
    • Sulit berpikir karena tidak bisa fokus dengan suatu hal. Kondisi ini kadang menyulitkan seseorang untuk membuat keputusan dan menilai sesuatu.
    • Kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai urutan, sehingga membuat mereka terhambat melakukan aktivitas harian.
    • Lebih sensitif, suasana mudah berubah, mengalami delusi, dan depresi.

    Pasien penyakit Alzheimer biasanya diobati dengan obat donepezil (Aricept), galantamine (Razadyne), rivastigmine (Exelon), dan obat jenis memantine (Namenda).

    2. Demensia lewy body

    perbedaan demensia dengan delirium dan depresi

    Klasifikasi demensia selanjutnya adalah demensia lewy body. Tipe demensia ini cukup umum setelah penyakit Alzheimer. Demensia lewy body terjadi akibat adanya endapan protein yang disebut lewy body yang berkembang di sel saraf pada bagian otak yang terlibat dalam pemikiran, memori, dan kontrol motorik (gerakan tubuh).

    Penyakit ini berkaitan erat dengan penyakit Parkinson, yang menyebabkan otot tubuh menjadi kaku, gerakan tubuh melambat, dan tremor. Gejala penyakit Parkinson ini sekilas mirip dengan demensia lewy body, namun ada gejala lain yang menyertai, seperti:

    • Mengalami halusinasi, baik merasakan adanya suara, penampakan, penciuman, atau sentuhan yang sebenarnya tidak ada.
    • Mengalami kesulitan untuk tidur namun mengantuk atau tidur siang lebih lama.
    • Mengalami depresi dan kehilangan motivasi.
    • Sering mengalami gangguan pencernaan atau kepala pusing.

    Orang yang didiagnosis jenis penyakit demensia ini juga diberikan obat yang sama dengan pengobatan pasien penyakit Alzheimer. Akan tetapi, obat biasanya dilengkapi dengan obat-obatan untuk penyakit Parkinson.

    3. Demensia vaskular

    penyebab demensia pikun

    Klasifikasi demensia ini rentan menyerang orang yang memiliki hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan punya kebiasaan merokok. Ini karena demensia vaskuler adalah gangguan fungsi otak akibat terhambatnya aliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otak.

    Penyebab utama dari demensia jenis ini adalah penyakit stroke yang memblokir arteri otak dan rusak atau menyempitnya pembuluh darah di otak.

    Orang yang mengalami demensia vaskuler, biasanya akan mengalami gejala meliputi:

  • Sulit konsentrasi, membaca situasi, membuat rencana, dan menyampaikan rencana tersebut kepada orang lain.
  • Mudah lupa dengan nama, tempat, atau langkah-langkah dalam mengerjakan sesuatu.
  • Mudah gelisah dan sensitif.
  • Kehilangan motivasi dan mengalami depresi.
  • Sering ingin buang air kecil atau tidak mampu mengontrol buang air kecil.
  • Pengobatan untuk jenis demensia ini berfokus dalam mengelola kondisi kesehatan yang menjadi penyebab dasar. Sebagai contoh, pasien akan diminta untuk minum obat diabetes, obat pengencer darah, obat penurun kolesterol, dan berhenti merokok.

    Perawatan juga dilengkapi dengan penerapan gaya hidup untuk mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol pada tingkat normal.

    4. Demensia frontotemporal

    benarkah suplemen kalsium menyebabkan demensia

    Selain penyakit Alzheimer, klasifikasi demensia juga terbagi menjadi demensia frontotemporal. Jenis demensia ini menandakan adanya gangguan fungsi otak, khususnya otak area depan dan samping. Ketimbang tipe lain, demensia frontotemporal biasanya mulai menunjukkan gejala lebih awal, yakni di usia 45-65 tahun.

    Gejala yang paling menonjol dari demensia frontotemporal adalah perubahan dalam berperilaku. Orang yang mengidapnya lebih sering melakukan gerakan tubuh berulang atau memasukkan benda yang bukan makanan ke mulut. Mereka juga juga tidak merasakan empati dan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka sukai.

    Gejala lain yang umumnya menyertai pasien demensia jenis ini adalah:

    • Kesulitan untuk memahami bahasa, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga ketika mereka berbicara, sering kali ada kata-kata yang salah dalam penyusunan kalimatnya.
    • Gerakan tubuh menjadi terganggu karena merasakan kekakuan atau kejang otot, kesulitan menelan, dan tremor.

    Pengobatan untuk tipe demensia ini antara lain adalah obat antidepresan, obat antipsikotik, dan terapi wicara untuk membantu pasien berkomunikasi lebih baik.

    5. Mixed dementia

    gejala Alzheimer

    Klasifikasi demensia yang terakhir adalah mixed dementia, yaitu demensia kombinasi dari dua atau lebih jenis demensia. Sebagai contoh, kombinasi antara penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa demensia campuran cukup umum terjadi pada lanjut usia. Studi otopsi yang mengamati otak orang yang menderita demensia menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang berusia 80 dan lebih tua mungkin menderita demensia campuran. Umumnya hal ini yang disebabkan oleh kombinasi perubahan otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer, proses terkait penyakit vaskular, atau kondisi neurodegeneratif lainnya.

    Pada orang dengan demensia campuran, berbagai gejala bisa dialami. Akan tetapi, mungkin akan terlihat gejala mana yang paling dominan jika diamati secara hati-hati. Dari pengamatan gejala dan pemeriksaan lebih lanjut, dokter dapat menentukan pengobatan mana yang paling tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan