Obat untuk mengobati penyakit Alzheimer

Meski tidak bisa diobati, gejala penyakit Alzheimer bisa diredakan dengan minum obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang disetujui oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang berbasis di Amerika Serikat dan BPOM untuk mengatasi penyakit Alzheimer.
Beberapa obat yang diresepkan sebagai pengobatan penyakit Alzheimer pada lansia adalah:
1. Donepezil
Donepezil adalah obat yang digunakan untuk memperlambat gejala penyakit Alzheimer yang ringan hingga parah. Obat ini juga biasa digunakan untuk pengobatan cedera otak dan penyakit Parkinson yang disebabkan oleh demensia.
Efek samping yang umum terjadi seperti insomnia, muntah, diare, dan infeksi. Pada 2015 Badan POM mengingatkan adanya 2 risiko yang jarang terjadi tapi berpotensi serius dari penggunaan obat ini, yaitu kerusakan otot (rhabdomyolysis) dan gangguan neurologis yang disebut neuroleptic malignant syndrome (NMS).
Maka itu, sebelum menggunakannya Anda perlu konsultasi dahulu dengan dokter. Jika tiba-tiba mengalami kelemahan otot, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Donepezil (Aricept dan berbagai merek obat generik lainnya), tersedia dalam sediaan tablet dan tablet hisap. Obat ini dapat diminum sebelum tidur dan makan, karena makanan tidak akan memengaruhi kerja obat. Namun, pastikan dalam penggunaannya Anda mengikuti semua anjuran dokter serta apoteker.
2. Rivastigmin
Rivastigmin (Exelon), tersedia dalam kapsul yang bisa diminum dua kali sehari dan patch transdermal (plester seperti koyo). Untuk orang yang mengalami gejala Alzheimer parah, biasanya obat ini diberikan dalam bentuk transdermal ketimbang oral.
Sama halnya dengan donepezil, perlu perhatian khusus dalam menggunakan obat rivastigmin, apalagi jika pasien memiliki berat badan kurang dari 50 kilogram. Pasalnya, obat Alzheimer ini dapat menimbulkan efek samping seperti rasa mual berlebihan dan muntah. Jadi berisiko menurunkan berat badan pasien secara drastis.
Obat Alzheimer ini bisa diminum bersama makanan (sarapan dan makan malam). Sedangkan obat yang berbentuk plester tersebut dapat tempelkan sekali sehari pada punggung bawah atau atas.
Hindari menempelkan obat pada bagian tubuh yang sama selama 14 hari. Pastikan menekan kuat plester obat (minimal 30 detik) pada kulit yang bersih untuk memastikan semua bagian menempel sempurna.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar