Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Gangguan Kepribadian Paranoid

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 03/11/2021

    Gangguan Kepribadian Paranoid

    Ketika sedang dihadapkan pada bahaya, tubuh akan mengirim sinyal kepada otak untuk mengeluarkan respons fight or flight guna melindungi diri. Respons ini juga kerap diikuti oleh rasa takut. Namun, bila Anda terus-terusan merasa takut meski sedang tidak berada pada situasi yang mengancam, bisa jadi Anda tengah mengalami paranoid.

    Definisi gangguan kepribadian paranoid

    Gangguan kepribadian paranoid (GKP) atau paranoia adalah salah satu jenis kelainan kepribadian yang memengaruhi pola pikir, fungsi, dan perilaku penderitanya. Penderita kondisi ini umumnya mengalami kesulitan memahami dan berhubungan dengan situasi tertentu atau orang lain.

    Akibatnya, penderita memiliki rasa curiga dan tidak percaya berlebihan secara terus menerus terhadap orang lain. Penderita juga enggan untuk bercerita pada orang lain, terus menyimpan dendam, dan meyakini bahwa semua orang dan segala peristiwa bisa saja mengancam keselamatan dirinya.

    Karena pola pikir dan perilaku tersebut, penderita gangguan ini sering mudah marah dan tidak bersahabat dengan orang lain. Hal ini menyebabkan penderita sulit menjalani kegiatan sosial, kerja, dan sekolah dengan normal.

    Pikiran paranoia bisa terjadi sangat ringan hingga sangat parah tergantung pada seberapa jauh Anda memercayai pikiran paranoia dan seberapa sering Anda memikirkannya.

    Bila sudah parah, gangguan ini dapat berkembang menjadi delusi jika pemikiran dan keyakinan yang tidak rasional tersebut dipertahankan secara terus menerus. Pada akhirnya, tidak ada yang dapat meyakinkan orang tersebut bahwa apa yang mereka pikirkan atau rasakan tidaklah benar.

    Karena hanya pikiran yang terkena dampak, seseorang dengan gangguan delusional biasanya dapat bekerja dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kehidupan mereka mungkin terbatas dan terisolasi.

    Seberapa umumkah gangguan ini terjadi?

    Gangguan kepribadian paranoid adalah kondisi kesehatan mental yang cukup umum terjadi. Menurut sebuah studi, paranoia merupakan salah satu jenis gangguan kejiwaan yang paling umum bila dibandingkan dengan kondisi mental lainnya.

    Angka perkiraan kejadian kondisi ini adalah sekitar 2,4-4,41%. Selain itu, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin pria daripada pasien wanita.

    Gangguan kepribadian ini dapat mengenai pasien pada usia berapa saja. Namun, tanda-tanda dan gejalanya paling umum dimulai pada masa kecil atau remaja.

    Tanda dan gejala gangguan kepribadian paranoid

    Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala dari gangguan kepribadian paranoid hanya dapat dikenali oleh orang lain yang melihat tingkah laku sehari-hari penderitanya. Penderita gangguan kepribadian ini sering kali tidak menyadari bahwa perilaku-perilakunya tidak wajar.

    Bagi kebanyakan penderita gangguan ini, selalu merasa curiga dengan orang lain adalah sikap yang wajar dimiliki. Namun, bagi beberapa orang di sekitarnya, sikap tersebut dinilai aneh dan menyinggung.

    Penderita paranoid umumnya selalu menunjukkan sikap keras kepala dan tidak percaya dengan orang lain. Terkadang, perilaku tersebut diikuti dengan sikap sarkastik dan dapat memancing emosi lawan bicaranya.

    Sehingga, penderita gangguan ini merasa kecurigaannya tentang lawan bicaranya terbukti benar. Padahal, semua itu hanya terdapat di pikirannya saja.

    Orang dengan gangguan kepribadian paranoia mungkin memiliki gangguan kesehatan jiwa lain yang dapat memengaruhi kondisi mereka. Salah satu contohnya adalah, depresi dan kecemasan dapat mengubah suasana hati seseorang.

    Perubahan suasana hati dapat membuat penderita paranoid semakin merasa asing dan takut dengan sekelilingnya. Tanda-tanda gangguan kepribadian lainnya meliputi hal di bawah ini.

    • Memiliki kekhawatiran bahwa orang lain punya motif tersembunyi.
    • Meyakini bahwa mereka akan dieksploitasi (dimanfaatkan) oleh orang lain.
    • Meragukan komitmen, kesetiaan atau kepercayaan orang lain, yakin bahwa orang lain hanya mau menipu mereka.
    • Tidak dapat memaafkan dan menyimpan dendam.
    • Hipersensitif dan tidak bisa menerima kritikan.
    • Tidak bisa bekerja dengan orang lain.
    • Membaca makna tersembunyi dari pernyataan sederhana atau pandangan biasa dari orang lain.
    • Selalu curiga tanpa alasan bahwa pasangan tidak setia.
    • Terisolasi secara sosial.
    • Bersikap dingin, tapi suka mengatur dan pencemburu terhadap pasangan.
    • Tidak bersahabat, keras kepala, dan argumentatit.

    Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter Anda.

    Penyebab gangguan kepribadian paranoid

    Hingga saat ini penyebab pasti dari gangguan kepribadian paranoid masih belum sepenuhnya dapat dipahami. Namun, para ahli meyakini bahwa penyebab kelainan mental ini meliputi kombinasi dari faktor biologis dan lingkungan. Ini artinya, kondisi ini dapat terjadi akibat pengaruh internal dan eksternal.

    1. Faktor biologis

    Kondisi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan karena tidak ada gen atau DNA tertentu yang dapat menyebabkan gangguan paranoia.

    Kendati demikian, para ahli meyakini bahwa sejumlah orang terlahir dengan kondisi neurokimia tertentu di dalam tubuhnya, sehingga mereka lebih rentan mengalami gangguan ini.

    Beberapa kondisi tersebut meliputi kadar dopamin atau glutamat yang tidak wajar atau masalah tertentu pada jaringan otak. Kondisi-kondisi tersebut berpotensi diturunkan, meskipun kemungkinan pastinya masih belum diketahui.

    2. Faktor lingkungan

    Faktor lingkungan juga memiliki pengaruh yang cukup rumit, seperti halnya faktor biologis. Seseorang dengan kondisi biologis tertentu akan lebih rentan terpengaruh oleh faktor lingkungan.

    Berikut adalah beberapa kondisi eksternal yang dapat memicu kemunculan gangguan ini:

    • Malnutrisi sejak di dalam kandungan
    • Infeksi yang diturunkan dari ibu saat di dalam kandungan
    • Kehilangan orang terdekat, seperti orang tua
    • Masa kecil hidup dalam kemiskinan
    • Mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual
    • Pengabaian atau penelantaran emosional
    • Trauma
    • Konsumsi obat-obatan terlarang (ganja, amfetamin, atau halusinogen)

    3. Faktor riwayat keluarga

    Gangguan kepribadian paranoia berpotensi diturunkan apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki masalah mental, seperti skizofrenia dan kecemasan.

    Jika terdapat anggota keluarga Anda yang mengidap kondisi-kondisi tersebut, risiko Anda untuk menderita paranoid lebih tinggi.

    Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan mengalami suatu gangguan atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat mengidap gangguan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

    Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

    Setiap gangguan kejiwaan memiliki standar atau kriteria untuk didiagnosis. Namun pada umumnya, diagnosis gangguan kejiwaan dapat dilihat dari perilaku penderita yang menyimpang dari norma-norma sosial dan terjadi dalam jangka panjang.

    Kriteria yang menentukan apakah perilaku menyimpang tersebut dapat dikategorikan sebagai gangguan kepribadian meliputi:

    • bagaimana seseorang memahami atau menggambarkan diri sendiri, orang lain, dan peristiwa-peristiwa tertentu,
    • respons emosional seseorang terhadap suatu kejadian,
    • bagaimana seseorang menghadapi orang lain, terutama dalam hubungan, serta
    • bagaimana seseorang dapat mengontrol dorongan-dorongan atau keinginan dalam dirinya sendiri.

    Terkadang, mendiagnosis suatu jenis gangguan kepribadian memang cukup sulit, mengingat beberapa gangguan kejiwaan menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang tidak jauh berbeda.

    Gangguan kepribadian paranoid didiagnosis berdasarkan evaluasi fisik dan psikologis. Dokter akan memulai evaluasi dengan melakukan riwayat medis dan psikiatris lengkap, dan jika terindikasi, pemeriksaan fisik akan dilakukan.

    1. Pemeriksaan fisik

    Dokter akan memberikan pertanyaan-pertanyaan mendalam seputar kondisi kesehatan Anda. Dalam beberapa kasus, gejala-gejala yang Anda rasakan mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan fisik lain.

    Pemeriksaan fisik umumnya juga meliputi tes laboratorium dan screening alkohol atau obat-obatan terlarang. Meskipun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis gangguan kepribadian secara spesifik, dokter bisa menggunakan berbagai tes diagnostik untuk menyingkirkan penyakit fisik sebagai penyebab dari gejala.

    Jika tidak ditemukan masalah fisik, dokter akan merujuk pasien ke psikolog atau psikiater untuk menilai gangguan kepribadian tersebut, serta mempertimbangkan berapa lama dan seberapa parah gejala orang tersebut.

    2. Tes psikiatrik

    Ahli kesehatan mental akan melakukan penilaian mental yang lebih komprehensif. Pemeriksaan umumnya meliputi diskusi mengenai bagaimana masa kanak-kanak Anda, sekolah, pekerjaan, serta hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.

    Mereka juga akan menanyakan bagaimana Anda akan merespons terhadap situasi atau kasus tertentu. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana Anda bereaksi terhadap suatu kondisi atau peristiwa, serta pola pikir yang Anda miliki.

    Sebagai contoh, mereka bisa menanyakan apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan dompet seseorang di trotoar, atau ketika Anda berada di tempat keramaian dan melihat ada seseorang yang menatap Anda terus menerus. Ahli kesehatan mental tersebut kemudian akan membuat diagnosis dan menyusun rencana pengobatan.

    Pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid

    Pengobatan kondisi ini merupakan hal yang cukup sulit. Hal ini disebabkan karena penderita sering kali merasa curiga berlebihan terhadap orang lain, tidak terkecuali dokter dan psikiater.

    Agar proses pengobatan lancar, pasien harus dapat menerima keadaannya dan pengobatan yang ditawarkan. Jika pasien dapat menerima prosedur pengobatan, tingkat keberhasilan pengobatan pun akan lebih tinggi. Hal terpenting yang harus diingat oleh pasien adalah menemukan dokter atau psikiater yang tepat.

    Dokter dapat membantu pasien agar lebih terbuka dengan terapi konseling serta meresepkan obat-obatan tertentu. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan dan penanganan gangguan kepribadian paranoia.

    1. Terapi berbicara

    Terapi berbicara dapat membantu Anda memahami pengalaman-pengalaman yang Anda pernah rasakan, serta bagaimana cara Anda menghadapinya.

    Biasanya, terapi yang akan diberikan adalah cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi CBT merupakan terapi yang paling umum direkomendasikan dokter. Selama CBT, dokter atau ahli mental profesional akan mencari tahu pola pikir, kepercayaan, serta pemahaman Anda mengenai banyak hal.

    Selain CBT, dokter juga akan menyarankan Anda melakukan terapi lain seperti terapi psikodinamik, art therapies, konseling, dan terapi sistemik bersama anggota keluarga.

    2. Obat-obatan

    Obat umumnya bukanlah fokus utama dalam pengobatan. Namun, obat-obatan seperti obat anti kecemasan, antidepresan, atau antipsikotik, dapat diresepkan jika gejala yang dialami cukup parah, atau jika ia juga menderita masalah psikologis lain yang terkait, seperti kecemasan atau depresi.

    Individu yang menerima pengobatan dapat mempertahankan pekerjaan dan menjaga hubungan yang sehat. Namun, mereka harus meneruskan pengobatan sepanjang hidup mereka karena tidak ada obat penyembuh untuk kondisi ini.

    Gejala paranoia akan berlanjut, tetapi dapat dikendalikan dengan perhatian dan dukungan. Orang dengan gangguan kejiwaan yang menolak pengobatan mungkin akan menjalani kehidupan yang kurang fungsional. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mempertahankan pekerjaan atau memiliki interaksi sosial yang positif.

    Perawatan rumah untuk gangguan kepribadian paranoid?

    Masih belum ada tips diri yang dapat membantu pasien mengendalikan gangguan ini, karena penderita paranoia cendrung untuk tidak percaya dan curiga terhadap orang lain dan motivasi mereka.

    Memang, sulit untuk mengatasi paranoia, mengingat kondisi ini juga dapat meningkatkan sifat lekas marah, kemungkinan tindak kekerasan, serta pertahanan emosional diri. Kemajuan pengobatan paranoid juga cukup lambat. Meski demikian, masih ada potensi bagi penderita untuk kembali pulih.

    Selain meminum obat dari dokter sesuai dengan anjuran, Anda mungkin bisa bantu mengatasi kondisi Anda dengan belajar menenangkan diri melalui meditasi dan yoga.

    Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memahami solusi terbaik untuk Anda.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 03/11/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan