backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kekurangan Yodium

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 24/06/2022

Kekurangan Yodium

Definisi kekurangan yodium

Kekurangan yodium adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan yodium yang cukup. 

Yodium atau kerap disebut juga iodine merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Jenis mineral ini juga membantu kelenjar tiroid di leher. 

Tiroid memanfaatkan yodium untuk memproduksi hormon tiroid, yaitu hormon yang mengontrol detak jantung, pencernaan, dan fungsi lainnya. 

Bila tubuh tidak mendapatkan yodium yang cukup, kelenjar tiroid akan bekerja lebih keras. Akibatnya, hal tersebut memicu pembengkakan pada leher, atau penyakit gondok

Pada beberapa kasus, kelenjar tidak dapat menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Kondisi ini lebih dikenal dengan hipotiroidisme

Seberapa umum kondisi kekurangan yodium? 

Kekurangan yodium yang menyebabkan gondok merupakan penyakit yang sering terjadi. Diperkirakan terdapat 187 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2010 yang mengalami kondisi ini. 

Kekurangan zat mineral ini sangat umum terjadi di Pasifik Barat, Asia Tenggara, dan Afrika. Ada banyak faktor yang memicu peningkatan kasus defisiensi yodium dan salah satunya yaitu kurangnya adopsi penggunaan garam dengan kandungan yodium.

Tanda dan gejala

Berbagai gejala kekurangan yodium umumnya berhubungan dengan masalah tiroid, meliputi: 

Gejala defisiensi yodium pada anak 

Selain orang dewasa, kekurangan yodium pun dapat dijumpai pada anak-anak yang ditandai dengan gejala seperti: 

  • sering tersedak, 
  • lidah membesar, 
  • wajah sembap, 
  • sembelit (konstipasi), dan 
  • otot tonus melemah. 

Kapan harus periksa ke dokter? 

Bila Anda mengalami satu atau lebih gejala yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat kekurangan yodium terdiagnosis, semakin kecil risiko komplikasi yang membahayakan jiwa Anda. 

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab kekurangan yodium? 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, defisiensi yodium terjadi akibat tubuh tidak mendapatkan asupan yodium yang cukup. Berikut ini berbagai hal yang bisa membuat seseorang tidak mendapatkan mineral ini. 

Kehamilan dan menyusui

Ibu hamil dan menyusui memiliki kebutuhan yodium yang lebih tinggi. Pasalnya, yodium berperan penting terhadap perkembangan otak janin dan pertumbuhan bayi. 

Wanita hamil seharusnya mendapatkan setidaknya 220 mcg (mikrogram) yodium per hari, sedangkan ibu menyusui membutuhkan 290 mcg/hari. 

Menjalani diet ketat

Selain kehamilan dan menyusui, orang yang menjalani diet ketat kerap mengalami kekurangan yodium. 

Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan terkadang tidak memperhitungkan dengan baik apa yang harus dilakukan. 

Sebagai contoh, penggemar diet vegan cenderung berisiko mengalami defisiensi. Hal ini mungkin dikarenakan mereka menghindari makanan yang kaya akan yodium, seperti susu, biji-bijian, dan makanan laut. 

Hipertensi

Bila memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, dokter akan menyarankan Anda untuk mengurangi asupan garam. Jadi, Anda mungkin khawatir bahwa makan lebih sedikit garam membuat tubuh kekurangan yodium. 

Faktanya, konsumsi makanan beryodium dan makanan rendah natrium yang dibatasi memang akan meningkatkan risiko defisiensi yodium. Meski begitu, menurunkan asupan garam pada pasien hipertensi mungkin akan lebih aman ketika dimulai dengan kadar yang cukup. 

Maka dari itu, pasien hipertensi perlu mendiskusikan dengan ahli gizi atau dokter terkait perubahan pola makan yang dianjurkan. 

Konsumsi makanan yang kaya goitrogen

Goitrogen yaitu zat pada makanan yang menghambat kemampuan yodium mencapai tiroid. Makanan goitrogenik mungkin tidak menyebabkan kekurangan yodium secara langsung jika sudah mendapatkan asupan yang tepat. 

Goitrogen baru akan memiliki efek ketika Anda membatasi asupan yodium hingga menjadi sangat rendah. Beberapa makanan yang kaya akan goitrogen meliputi: 

Apa faktor yang meningkatkan risiko terkena kondisi? 

Ada pun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi ini antara lain: 

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Kekurangan yodium umumnya tidak didiagnosis per orang. Kadar yodium dalam urine biasanya dilihat dari suatu kelompok tertentu secara keseluruhan. 

Meski begitu, dokter akan meminta Anda menjalani tes darah untuk mengukur hormon tiroid ketika mereka mencurigai gejala yang dialami akibat defisiensi yodium. 

Apa pilihan obat dan pengobatan kekurangan yodium? 

Pada dasarnya pilihan obat dan pengobatan kekurangan yodium akan dilihat berdasarkan kondisi yang dialami setiap pasien. 

Ibu hamil

Bagi ibu hamil atau orang yang menjalani program hamil, dokter akan merekomendasikan suplemen prenatal yang mengandung yodium. Suplemen ini perlu diminum setiap hari untuk memenuhi kebutuhan yodium. 

Selain suplemen, ibu hamil direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya yodium dan telah disetujui oleh dokter. 

Bayi, anak-anak, dan orang dewasa

Bila kekurangan yodium terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa, dokter memberikan suplemen yodium untuk diminum. 

Bayi juga akan diberikan suplemen hormon tiroid yang diminum selama beberapa minggu. Pada beberapa kasus, pengobatan ini berlangsung seumur hidup. 

Komplikasi

Jika tidak diobati dengan baik, defisiensi yodium dapat memicu hipotiroidisme yang parah dan menyebabkan komplikasi seperti: 

Pengobatan di rumah

Guna mendukung suplemen dan perawatan dari dokter, cara mengobati kekurangan yodium di rumah berfokus pada mengonsumsi makanan yang kaya akan mineral ini. 

Beberapa jenis makanan yang mengandung yodium tinggi yaitu: 

  • rumput laut
  • ikan cod, 
  • susu dan produk olahannya, 
  • telur, 
  • udang
  • daging,
  • buah plum kering, dan
  • kacang lima

Dengan memenuhi kebutuhan mineral harian termasuk yodium lewat makanan, Anda juga mencegah defisiensi yodium kembali terulang. 

Jika mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi guna mendapatkan solusi yang tepat. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 24/06/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan